Ini Saran Ketum KONI agar Lampung Mau jadi Tuan Rumah PON 2032

- Format baru PON mulai 2028, dengan pemisahan cabang olahraga
- Pencapaian Lampung perlu ditingkatkan untuk bersaing sebagai tuan rumah
- PON 2032 dapat memicu semangat generasi muda Lampung dan butuh pembinaan khusus
- Kedekatan Gubernur Lampung dengan Gubernur Banten membuka peluang kerja sama
Bandar Lampung, IDN Times – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, memberi catatan penting bagi Lampung yang berminat menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXIII tahun 2032.
Menurut Marciano, ada sejumlah faktor yang akan dinilai panitia pusat, mulai dari prestasi, pembinaan atlet usia muda, dukungan pemerintah daerah, hingga kelengkapan infrastruktur olahraga. “Kalau Lampung ingin maju, saran saya lengkapi semua faktor itu dengan baik, baru bisa memenangi persaingannya,” kata Marciano, Rabu (13/8/2025), usai melantik Pengurus KONI Lampung masa bakti 2025–2029 di Mahan Agung, Bandar Lampung.
1. Format baru PON mulai 2028

Marciano mengatakan, PON ke depan akan menggunakan format baru. PON XXII 2028 hanya mempertandingkan cabang olahraga olimpik, sementara cabang lain akan dipisahkan dalam ajang khusus seperti PON Bela Diri, PON Olahraga Pantai, PON Indoor, dan PON Remaja.
“Lampung yang saat ini punya prestasi cukup baik harus meningkatkannya. Apalagi nanti ada PON Remaja yang melibatkan banyak talenta muda,” ujarnya.
Ia menambahkan, posisi Lampung di peringkat nasional yang saat ini masih di dua digit juga perlu diperbaiki agar bisa bersaing sebagai tuan rumah.
2. Picu semangat generasi muda

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyambut positif ide menjadi tuan rumah PON 2032. Menurutnya, hal ini dapat memicu semangat generasi muda untuk berprestasi di bidang olahraga.
“Kalau Lampung jadi tuan rumah, atlet kita langsung lolos PON tanpa kualifikasi. Ini bisa membuat anak-anak kita berlomba-lomba menjadi atlet,” ujar Mirza.
Ia mengatakan, Lampung memiliki ribuan pelajar SD, SMP, dan SMA yang berpotensi menjadi atlet masa depan. Namun, mereka memerlukan pembinaan khusus berbasis sport science agar prestasi bisa maksimal.
3. Kedekatan dengan Banten

Mirza juga menyinggung kedekatannya dengan Gubernur Banten yang gemar berolahraga, sehingga membuka peluang kerja sama jika kedua daerah ingin menjadi tuan rumah bersama.
“Kami teman baik, jadi mungkin lebih mudah sinkronisasi program kalau mau maju bersama,” katanya.