Atlet Lampung Gugur Hari Pertama PON, Ketua KONI: Jadi Evaluasi

- Atlet Lampung kalah di PON Beladiri Kudus 2025
- Ketua KONI Lampung: Atlet Jawa lebih unggul
- Taufik Hidayat: Keberhasilan atlet Lampung jadi evaluasi pembinaan
Bandar, IDN Times – Hari pertama perburuan medali di PON Beladiri Kudus 2025, Jawa Tengah, jadi awal yang berat bagi kontingen Lampung. Tidak satu pun atlet yang turun di cabang Judo dan Taekwondo berhasil melangkah ke babak selanjutnya.
Di cabang Judo, Trio Bimantoro yang turun di kelas -60 kg kalah dengan Ippon dari judoka DKI Jakarta, Aysel Izyan Puradin.
Sementara di cabang Taekwondo, empat wakil Lampung Rehan Pratama (Under 74 kg), Muhammad Edo Herlando (Under 80 kg), Adelia Vinandaeini (Under 63 kg), dan Sonia Mas’ud (Under 67 kg) juga harus mengakhiri laga lebih cepat setelah kalah dari lawan-lawan tangguh asal Jawa Tengah dan Jawa Barat.
1. Lawan lebih unggul

Ketua Umum KONI Provinsi Lampung, Taufik Hidayat, mengakui secara objektif kualitas atlet beladiri dari Pulau Jawa masih lebih unggul. Namun ia menilai kekalahan ini bukan akhir, justru menjadi titik refleksi untuk memperbaiki pembinaan di daerah.
“Kita harus jujur, level mereka sudah jauh di depan. Tapi ini jadi bahan evaluasi untuk kita, agar bisa memperbaiki pembinaan dan fasilitas. Jangan patah semangat, masih ada hari esok,” katanya, (13/10/2025).
2. Lawan ketertinggalan

Taufik menegaskan, hasil hari pertama hanyalah bagian dari proses panjang. Menurutnya, para atlet sudah berjuang semaksimal mungkin dengan kondisi yang ada.
Namun Lampung memang harus berbenah jika ingin bersaing di level nasional. “Anak-anak sudah berjuang. Tapi kita harus akui, dari sisi pembinaan dan fasilitas, kita masih tertinggal. Itu yang harus dikejar,” ujarnya.
Dari pengamatannya, ajang PON Beladiri ini memperlihatkan betapa pentingnya sinergi antara pemerintah, KONI, dan perguruan tinggi untuk membangun ekosistem olahraga yang berkelanjutan.
3. Inspirasi dari Kudus

Selain memantau pertandingan, Taufik juga menyoroti GOR Kaliputu, venue baru yang dibangun Djarum Foundation untuk PON Beladiri. Menurutnya, GOR itu bisa jadi inspirasi konkret bagi Lampung.
“GOR Kaliputu ini contoh nyata kalau kolaborasi bisa menghasilkan fasilitas berstandar nasional. Bayangkan kalau di Lampung ada gedung seperti ini, pasti semangat atlet juga berbeda,” jelasnya.
Ia berharap, Lampung bisa meniru model kerja sama serupa pemerintah menggandeng dunia pendidikan dan sektor swasta agar fasilitas olahraga di daerah terus berkembang.
“Kita gak bisa hanya berharap pada anggaran pemerintah. Sinergi itu kunci. Kalau fasilitasnya bagus, pembinaan jalan, prestasi pasti ikut naik,” tuturnya.