TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Puncak Siklus Matahari ke-25 Datang Lebih Cepat, Apa Penyebabnya?

Berdampak pada jaringan kelistrikan di bumi

niatbisa.com

Bandar Lampung, IDN Times - Puncak dari siklus matahari ke-25 datang lebih cepat dibandingkan prediksi. Hal itu disampaikan oleh akademisi Program Studi Astronomi, FMIPA ITB, Prof Dhani Herdiwijaya dalam acara webinar digelar Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan (SAP) Institut Teknologi Sumatera (ITERA).

Acara bertajuk “Puncak Siklus Matahari ke- 25, Datang Lebih Cepat: Apa yang Perlu Kita Lakukan? itu membahas apa itu siklus matahari dan kapan mulai terjadinya puncak siklus ke-25.

Baca Juga: ITERA Tangani Kasus Kekerasan Seksual, Gandeng Dua Lembaga Sekaligus

1. Penjelasan tentang siklus matahari

ilustrasi matahari (pexels.com/Pixabay)

Prof Dhani mengatakan, siklus matahari adalah suatu siklus yang meliputi aktivitas minimum matahari dan aktivitas maksimum matahari. Aktivitas minimum matahari ditandai dengan sedikit hingga tidak adanya bintik matahari dalam suatu rentang siklus.

"Sedangkan aktivitas maksimum matahari ditandai dengan banyaknya bintik matahari di permukaan matahari dalam satu rentang siklus," jelasnya, Rabu (22/11/2023).

Lalu, aktivitas matahari adalah fenomena ketika terjadi dinamika energi (elektromagnetik dan plasma) dari matahari dengan berbagai dimensi waktu dan skala waktu nonperiodisitas.

2. Apa itu bintik matahari

Foto Matahari (istockphoto.com/Pitris)

Lebih lanjut Prof Dhani menyampaikan tentang bintik matahari adalah fenomena yang terjadi di fotosfer (permukaan) matahari yang sudah diamati sejak teleskop pertama milik Galileo Galilei diciptakan.

Menurutnya, ukuran dari bintik matahari juga bermacam-macam, bahkan ada yang ukurannya melebihi diameter Bumi. Ketika diamati dalam gelombang sinar X, aktivitas maksimum matahari terlihat 100 kali lebih terang dibandingkan saat aktivitas minimum matahari.

3. Sebabkan gangguan kelistrikan dan komunikasi kabel bawah laut

Dhani menyebut, siklus matahari secara langsung memengaruhi cuaca antariksa. Cuaca antariksa merupakan dinamika aktivitas matahari jangka pendek yang berdampak terhadap kehidupan manusia.

“Untuk dapat melakukan prediksi dan mitigasi cuaca antariksa, diperlukan pemahaman terkait aktivitas matahari, transfer energi-massa di ruang antar planet, dan interaksi dengan atmosfer bumi,” terangnya.

Lontaran radiasi dan massa dari matahari, lanjutnya, bisa berinteraksi dengan magnetosfer bumi yang dapat menciptakan arus listrik sehingga bisa mengganggu perangkat keras, perangkat komunikasi, dan navigasi di satelit luar angkasa.

"Ketika intensitasnya sangat besar, efeknya bisa terasa hingga permukaan bumi, menyebabkan gangguan kelistrikan dan komunikasi kabel bawah laut," ujarnya.

Baca Juga: Cara ITERA Hadapi Perubahan Iklim, Tanam Marigold di Sekitar Kampus

Berita Terkini Lainnya