Dari 79 Dapur SPPG Bandar Lampung, Baru 10 yang Ajukan SLHS

- Proses mendapatkan SLHS tidak mudah
- Diskes Bandar Lampung melakukan IKL dan pelatihan penjamah makanan
- Pemeriksaan kualitas air menjadi syarat penting untuk mendapatkan SLHS
Bandar Lampung, IDN Times – Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bandar Lampung mencatat baru sebagian kecil dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai menata aspek higienitasnya.
Kepala Diskes Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung, mengatakan dari total 79 dapur SPPG yang sudah beroperasi, baru 10 dapur yang mengajukan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Ia menyebut hingga kini baru satu dapur SPPG yang resmi mengantongi SLHS.
“Datanya sudah 79 dapur SPPG MBG yang beroperasi. Yang sudah kita terbitkan SLHS-nya baru satu. Yang mengajukan baru hampir 10,” katanya, Minggu (23/11/2025).
1. Ada kendala sebelum dapur bisa ajukan SLHS

Muhtadi menjelaskan proses memperoleh SLHS tersebut tidak mudah seperti hanya mengisi formulir saja.
"Ada persyaratan administrasi dan teknis yang wajib dipenuhi, mulai dari pengecekan fasilitas dapur, sanitasi, hingga standar keamanan pangan," jelasnya.
2. Telah lakukan IKL

Diskes Bandar Lampung sebelumnya telah meminta tenaga sanitasi puskesmas melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) pertama untuk menilai kondisi dasar dapur SPPG.
Muhtadi mengungkapkan jika ditemukan kekurangan, pengelola wajib melakukan perbaikan sebelum berlanjut ke tahap selanjutnya. Selain itu, seluruh petugas dapur harus mengikuti pelatihan penjamah makanan.
“Hampir semua SPPG sudah mengikuti pelatihannya,” tambahnya.
3. Pemeriksaan kualitas air paling lama

Muhtadi membeberkan persyaratan penting lain adalah pemeriksaan laboratorium air, termasuk pengecekan kandungan bakteri E. coli serta kebersihan peralatan dan bahan pangan.
“Pemeriksaan kualitas air butuh waktu sekitar dua pekan. Kalau hasilnya tercemar, mereka harus melakukan pengolahan ulang sebelum kembali diajukan,” jelasnya.
Muhtadi menegaskan SLHS hanya akan diterbitkan untuk dapur yang benar-benar memenuhi standar.
“Jangan sampai kondisi SPPG belum baik tapi sertifikatnya keluar. Ini untuk menekan agar tidak terjadi keracunan,” tegasnya.

















