TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiga Filsafah Masyarakat Lampung Dinilai Bakal Sukseskan Muktamar NU

Penetapan Lampung jadi tuan rumah Muktamar melewati proses

Logo Muktamar ke-34 NU. (dok. Panitia Muktamar ke-34 NU)

Bandar Lampung, IDN Times - Tiga filsafah masyarakat Lampung disebut-sebut berperan besar menyukseskan pelaksanaan kegiatan Muktamar Nahdatul Ulama ke-34 di Provinsi Lampung. Ketiga filsafah adalah 'Nemui Nyimah', 'Nengah Nyappur', dan 'Piil Pesenggiri'.

Pernyataan itu secara terbuka diungkapkan Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Ishomuddin. Ia mengatakan, penetapan Lampung menjadi tuan rumah Muktamar melewati proses cukup panjang. Salah satunya, mempertimbangkan tiga filsafah selama ini telah dipegang masyarakat provinsi setempat.

"Saya mencoba menyampaikan kepada orang-orang PBNU untuk mentradisikan agar pelaksanaan Muktamar secara bergantian. Kalau sudah di Jawa, agar setelahnya dapat diselenggarakan di luar Jawa," ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (22/11/2021).

Baca Juga: Ketua Panitia Daerah Muktamar NU Lampung: Belum Ada Perubahan Jadwal 

1. Sikap masyarakat bakal menghadirkan kesan baik

Konferensi pers PWNU Jatim soal sikap jelang Muktamar NU. Dok. Ist.

Wakil Ketua OC Panitia Nasional Muktamar Ke-34 tersebut menjelaskan, filsafah Nemui Nyimah bermakna menyambut tamu dengan penuh suka cita, murah hati, riang gembira, dan sopan santun.

Menurutnya, sikap itu akan menimbulkan kesan baik, saat para muktamirin berada di Provinsi Lampung. Bahkan sampai kembali ke daerah asal masing-masing.

"Nengah Nyappur, yang berarti saling berbaur atau bergaul yang menggambarkan rasa kekeluargaan dan kompak. Prinsip ini bisa diterapkan menerima tamu maupun antar sesama panitia kompak antara panitia daerah dengan nasional," ucap Ishomuddin.

2. Panitia daerah dan nasional diharapkan saling dukung

NU Online

Akademisi UIN Raden Intan Lampung tersebut melanjutkan, prinsip selanjutnya yaitu, Piil Pesenggiri bermakna hidup sejajar atau kesetaraan, itu baik antara panitia nasional dan panitia daerah saling mendukung dan melengkapi. 

"Antara panitia nasional dan panitia daerah itu seperti dua belah tangan yang saling tolong menolong dan kompak. Hidup berdampingan dengan siapa pun dengan tetap menjunjung harga diri dan martabat," kata Gus Ishom, sapaan akrabnya.

Baca Juga: Tiga Kampus Bandar Lampung Jadi Lokasi Muktamar NU ke-34

Berita Terkini Lainnya