5 Tanda Kamu Terlalu Terpaku Stigma Orang Lain, Insecure?

Tidak semua hal harus berdasarkan pada stigma

Apakah kamu pernah merasa tidak bebas untuk menjadi diri kamu sendiri karena ada label negatif melekat pada kamu? Label itu bisa berasal dari orang tua, teman, guru, media atau masyarakat.

Label itu disebut stigma. Stigma adalah cap buruk diberikan oleh orang lain kepada seseorang atau kelompok tertentu karena dianggap menyimpang, aneh, atau tidak normal. Stigma bisa membuat kamu merasa rendah diri, tidak bahagia dan tidak berdaya.

Namun, terkadang kita tidak sadar terlalu terpaku oleh stigma orang lain dan membiarkan hal itu menguasai hidup kita. Berikut 5 tanda menunjukkan kamu terlalu terpaku stigma orang lain.

1. Kamu selalu merasa tidak cukup

5 Tanda Kamu Terlalu Terpaku Stigma Orang Lain, Insecure?ilustrasi menyendiri (unsplash.com/Anthony Tran)

Salah satu tanda kamu terlalu terpaku stigma orang lain adalah selalu merasa tidak cukup. Kamu merasa harus memenuhi standar atau ekspektasi ditetapkan orang lain, baik itu tentang penampilan, prestasi, status, atau hal lainnya. Selain itu, kamu merasa harus menjadi sempurna agar bisa diterima dan dicintai orang lain.

Misalnya, kamu merasa harus memiliki tubuh langsing, kulit putih, rambut lurus, mata besar, hidung mancung, bibir tebal, dan wajah cantik agar bisa disebut sebagai wanita idaman. Atau kamu merasa harus lulus dengan nilai sempurna, masuk ke universitas ternama, bekerja di perusahaan besar, memiliki gaji tinggi dan menikah dengan orang kaya agar bisa disebut sebagai pria sukses.

Padahal, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Untuk itu, menyadari kamu adalah individu unik dan berharga. Kamu tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Kamu harus menghargai kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

2. Takut untuk mengekspresikan diri

5 Tanda Kamu Terlalu Terpaku Stigma Orang Lain, Insecure?ilustrasi penyendiri (unsplash.com/Ethan Sykes)

Tanda lain terlalu terpaku stigma orang lain adalah kamu takut untuk mengekspresikan diri. Kamu merasa harus menyembunyikan atau menyesuaikan diri dengan norma atau aturan berlaku di lingkungan.

Kamu tidak berani untuk mengungkapkan pendapat, minat, hobi, atau gaya hidup mungkin berbeda dengan orang lain. Misalnya, kamu suka mendengarkan musik metal tapi tidak berani mengakui hal itu karena takut dianggap sebagai anak nakal atau gila.

Atau kamu ingin menjadi seorang penulis tapi tidak berani mengejar cita-cita itu karena takut dianggap sebagai orang yang tidak realistis atau tidak punya masa depan.

Kamu khawatir akan dikritik, ditolak, atau dijauhi oleh orang lain jika menunjukkan jati diri kamu sebenarnya. Padahal, mengekspresikan diri adalah salah satu cara untuk menghargai dan mencintai diri sendiri.

Baca Juga: 5 Kunci Menjadi Perempuan Tak Mudah Diremehkan Orang Lain

3. Mudah terpengaruh opini orang lain

5 Tanda Kamu Terlalu Terpaku Stigma Orang Lain, Insecure?ilustrasi pusat perhatian (unsplash.com/mostafa meraji)

Tanda selanjutnya kamu terlalu terpaku stigma orang lain adalah mudah terpengaruh oleh opini orang lain. Kamu sering membiarkan apa dikatakan atau dipikirkan oleh orang lain tentang kamu mempengaruhi perasaan dan keputusan.

Kamu tidak percaya pada kemampuan dan intuisi sendiri. Kamu lebih memilih untuk mengikuti arus daripada berpikir kritis dan mandiri.

Misalnya, kamu ingin membeli baju warna pink tapi kamu urungkan niat itu karena mendengar teman-temanmu bilang warna pink itu jelek dan norak. Ata ingin memilih jurusan seni tapi kamu akhirnya memilih jurusan ekonomi karena mendengar orang tuamu bilang jurusan seni itu tidak berguna dan tidak menghasilkan uang.

Padahal, opini orang lain tidak selalu benar atau sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Untuk itu, kamu harus belajar untuk mendengarkan suara hati dan pikiran diri sendiri.

4. Menghindari tantangan atau peluang baru

5 Tanda Kamu Terlalu Terpaku Stigma Orang Lain, Insecure?ilustrasi bercermin (unsplash.com/DANNY G)

Tanda berikutnya kamu terlalu terpaku stigma orang lain adalah menghindari tantangan atau peluang baru. Kamu merasa tidak pantas atau tidak mampu untuk mencoba hal-hal baru mungkin bisa membawa manfaat atau pengalaman bagi diri. Kamu takut untuk keluar dari zona nyaman dan menghadapi risiko atau kegagalan.

Kamu lebih memilih untuk berada di tempat aman dan familiar daripada mengejar impian atau tujuan. Misalnya, kamu ingin belajar bahasa asing tapi tidak berani mendaftar kursus karena takut tidak bisa mengikutinya atau malu dengan teman-temanmu yang lebih pintar.

Atau kamu ingin berlibur ke luar negeri tapi tidak berani memesan tiket karena takut tersesat, tertipu, atau terkena penyakit. Padahal, tantangan atau peluang baru adalah kesempatan untuk belajar, berkembang, dan menemukan potensi diri kamu.

5. Sering merasa stres atau depresi

5 Tanda Kamu Terlalu Terpaku Stigma Orang Lain, Insecure?ilustrasi stres (unsplash.com/Tim Gouw)

Tanda terakhir kamu terlalu terpaku oleh stigma orang lain adalah sering merasa stres atau depresi. Kamu merasa hidup tidak bahagia atau bermakna karena selalu dibebani oleh tekanan atau harapan dari orang lain. Kamu merasa tidak memiliki kontrol atau pilihan atas hidup kamu sendiri. Kamu sering mengalami perasaan bersalah, minder, cemas, marah, sedih, atau putus asa.

Misalnya, kamu merasa gagal sebagai anak karena tidak bisa memenuhi harapan orang tuamu ingin kamu menjadi dokter padahal kamu tidak suka dengan bidang itu. Atau kamu merasa bahwa tidak berharga sebagai manusia karena tidak memiliki pasangan padahal belum siap untuk menjalin hubungan.

Padahal, hidup adalah anugerah harus kamu syukuri dan nikmati. Kamu harus mencari cara untuk mengatasi stres atau depresi dengan bantuan profesional, keluarga, teman, atau aktivitas kamu sukai.

Jika kamu merasakan salah satu atau beberapa tanda tersebut, maka harus segera mengubah pola pikir dan sikap kamu. Kamu harus belajar untuk mengabaikan stigma orang lain dan fokus pada diri sendiri. Harus percaya kamu adalah pribadi luar biasa dan berhak untuk bahagia.

Baca Juga: 7 Tips Mengakhiri Kebiasaan Tidak Suka Mendengarkan

Muhamad Aldifa Photo Community Writer Muhamad Aldifa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya