Terkendala Anggaran, Pemkab Lamsel Realisasikan 4.530 Unit RTLH

- Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) telah melakukan program bedah rumah sebanyak 1.112 unit pada periode 2023.
- Pada tahun 2017, program bedah rumah hanya mengandalkan pembiayaan dari APBN dengan realisasi hanya 280 RTLH, namun terjadi penurunan realisasi akibat dampak pembiayaan dari APBN yang juga menurun.
- Akibat keterbatasan anggaran, Pemkab Lamsel berupaya melakukan inovasi dan terobosan guna memenuhi kebutuhan masyarakat untuk rumah layak huni.
Lampung Selatan, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan (Lamsel) periode 2023 sudah melaksanakan program bedah rumah sebanyak 1.112 unit. Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Pemkab Lamsel, Aflah Efendi, mengatakan, bedah rumah tersebut merupakan salah satu program unggulan menjadi perhatian serius Bupati Lamsel, Nanang Ermanto.
Menurut Aflah, dari kurun waktu 2017 hingga 2023, sebanyak 4.530 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) telah dilakukan rehabilitasi dalam program Bedah Rumah. Ia menyebut, sesuai data 2017, sebelumnya ada 13.221 unit RTLH, tersebar di 17 kecamatan.
"Atas atensi khusus pak bupati, pak Nanang Ermanto, jumlah rumah tidak layak huni ini terus menurun. Hingga saat ini kurang lebih tinggal 8.691 unit RTLH saja,” ujar Aflah Efendi melalui keterangan persnya, Selasa (28/5/2024).
1. Terjadi penurunan realisasi bedah rumah akibat APBN menurun

Aflah merincikan, pada 2017 program bedah rumah tersebut hanya mengandalkan pembiayaan dari APBN dengan realisasi hanya 280 RTLH saja.
Kemudian baru pada 2018, Pemkab Lamsel merilis program bedah rumah tersebut dianggarkan melalui APBD hingga terealisasi sebanyak 398 unit RTLH.
“Kemudian berturut pada 2019 terealisasi total 680 unit RTLH, lalu pada 2020 meningkat menjadi 1.030 unit RTLH. Kemudian 2021 dan 2022 terjadi penurunan realisasi dengan angka 532 unit dan 528 unit RTLH. Ini akibat dampak pembiayaan dari APBN yang juga menurun,” terangnya.
2. Gerakan seribu rupiah (Geserbu) atasi masalah turunnya APBN

Lebih lanjut Aflah menjelaskan, akibat dampak menurunnya pembiayaan dari APBN, Pemkab Lamsel berupaya melakukan sejumlah inovasi dan terobosan guna memenuhi kebutuhan masyarakat untuk rumah layak huni.
“Kemudian timbul gagasan akan gerakan seribu rupiah (Geserbu) yang ditujukan ke pihak manapun yang peduli. Alhasil, dalam realisasinya Geserbu turut menyumbang 12 unit RTLH untuk dibedah. Kemudian CSR 19 unit, PGPM 5 unit, dan Baznas 13 unit RTLH,” kata Aflah.
3. Persoalan utama program bedah rumah RTLH

Aflah menambahkan, persoalan utama dalam program bedah rumah RTLH adalah keterbatasan anggaran. Karena menurutnya, anggaran yang ada tidak serta merta keseluruhannya diperuntukkan untuk program bedah rumah.
Sebab imbuhnya, ada pembangunan infrastruktur lain yang juga menjadi prioritas. Seperti pembangunan jalan, bangunan gedung representatif, jembatan, saluran air hingga penyediaan air bersih untuk masyarakat berupa sumur bor.
“Untuk tahun 2024 ini kami tidak menargetkan yang muluk-muluk. Yang pasti harapan kami trend-nya terus positif. Dalam artian angka unit RTLH yang direhabilitasi terus konsisten meningkat tiap tahunnya,” tandasnya.