Ribuan Kasus Demam Berdarah Jangkit Warga Lampung, 22 Orang Meninggal
- DBD menjangkiti usia 15-44 tahun sebanyak 44.88%, diikuti usia 5-14 tahun (23.16%) dan usia 44 tahun ke atas (21.91%).
- Kadinkes Provinsi Lampung mengimbau masyarakat untuk melakukan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus secara rutin.
- Kadinkes Provinsi Lampung juga mengingatkan pentingnya masyarakat mengenali gejala awal DBD dan memberikan pertolongan pertama kepada penderita.
Bandar Lampung, IDN Times - Kasus demam berdarah dengue atau DBD merebak di Provinsi Lampung tujuh bulan terakhir mencapai 7.982 kasus. Sebanyak 22 penderita di antaranya meninggal akibat penyakit tersebut.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, kasus DBD terjadi di seluruh 15 kabupaten/kota di Lampung sepanjang Januari hingga Juli tahun ini total mencapai 7.982 kasus DBD. Tiga kabupaten dengan angka kasus tertinggi meliput Lampung Utara, Lampung Tengah, dan Tulang Bawang Barat.
Rinciannya, Lampung Utara terdata sebanyak 1.913 kasus DBD, Lampung Tengah (834 kasus DBD), dan Tulang Bawang Barat (726 kasus DBD). Dari seluruh angka kasus tersebut, angka kematian akibat DBD di Lampung pada periode tersebut mencapai 22 kasus.
1. DBD didominasi menjangkiti kalangan usia 15-44 tahun
Masih merujuk data diterima IDN Times, ribuan kasus DBD tersebut didominasi menjangkiti rentan usia 15-44 tahun mencapai 44.88 persen, disusul usia 5-14 tahun (23.16 persen), usia 44 tahun ke atas (21.91 persen), usia 1-4 tahun (7.95 persen), dan usia kurang dari 1 tahun (1.10 persen).
Sedangkan angka bebas jentik (ABJ) per kabupaten/kota di Provinsi Lampung pada periode Januari-Juli 2025 tertinggi hanya di Kabupaten Tanggamus 95.35 persen dan 14 kabupaten lainnya di bawah angka 95 persen. Jumlah itu mencatatkan angka rata-rata 85.61 persen.
2. Imbauan memasuki musim penghujan
Menanggapi data tersebut, Kadinkes Provinsi Lampung, Edwin Rusli mengatakan, angka kasus DBD itu tergolong cukup tinggi dengan catatan kasus kematian mencapai 22 orang pengidap penyakit tersebut.
Oleh karena itu memasuki musim penghujan ini, ia mengimbau masyarakat melaksanakan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus secara rutin setiap minggu di rumah, sekolah, kantor, rumah ibadah, hingga tempat umum.
“Gerakan 3M Plus dilakukan dengan menguras dan membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mendaur ulang barang bekas, menggunakan kelambu, hingga menanam tanaman pengusir nyamuk,” terangnya.
3. Ingatkan gejala DBD dan lakukan pertolongan pertama
Lebih lanjut Edwin turut meminta masyarakat lebih aktif melakukan pemeriksaan jentik di rumah masing-masing dengan menggalakkan gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya masyarakat mengenali gejala awal DBD.
“Gejala biasanya ditandai dengan demam tinggi mendadak, badan lemah, nyeri ulu hati, nyeri belakang mata, dan muncul bintik merah pada kulit. Jika disertai perdarahan atau muntah darah, segera bawa ke fasilitas kesehatan,” katanya.
Untuk pertolongan pertama, Edwin menyarankan penderita banyak minum air, mengonsumsi obat penurun panas golongan parasetamol, dibantu kompres air hangat, sebelum segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit. “Kami minta masyarakat jangan menunda pemeriksaan. Semakin cepat ditangani, semakin tinggi peluang sembuh,” imbuh Edwin.
