Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Bertambahnya berat badan usai menjalankan ppuasa Ramadan selama satu bulan penuh sudah menjadi fenomena umum di Indonesia. Padahal selama bulan puasa, muslim dituntut mengonsumsi asupan makanan dua kali sehari, kurang dari jumlah biasanya.
Ahli Gizi Lampung Sofyan Musyabiq Wijaya mengatakan, hal ini disebabkan pola makan khususnya saat berbuka puasa yang kurang baik. Pola makan itu meningkatkan fraksi jaringan lemak yang bisa saja berbahaya bagi tubuh.
“Banyak sekali memang fenomena yang ada di masyarakat, padahal puasanya full tapi kok berat badannya naik, harusnya kan tambah kurus. Ini ada salah kaprah soal pola makan pada saat berbuka,” kata Sofyan, Selasa (19/3/2024).
1. Kalau tidak sahur, jangan balas "dendam" saat berbuka puasa
Sofyan menjelaskan, makan sahur menjadi penting agar aktivitas orang berpuasa bisa lebih fit karena ada cadangan energi dalam tubuhnya. Namun, jika tidak sempat sahur tidak perlu mengganti porsi sahur terlewat saat berbuka puasa.
“Ada sebagian orang yang gak sempat sahur nih misalnya, terus akhirnya ‘balas dendam’ saat buka puasa dan makan sampai dua porsi. Padahal itu pola pikir yang salah, meski kita tidak sahur, cukup mengganti energi kita dengan makan pada porsi normal,” jelasnya.
Selain itu, mengonsumsi makanan berat secara langsung juga tidak disarankan saat berbuka puasa. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ini mengatakan, berbuka puasa lah secara bertahap mulai dengan konsumsi ringan seperti takjil.
“Usahakan saat berbuka jangan makan langsung makan berat. Mengonsumsi makanan sebaiknya secara bertahap saat berbuka pertama asupan cairan misalnya air putih dulu, terus sedikit makanan manis seperti kurma, lalu ibadah salat Maghrib baru dilanjutkan makanan besar dengan porsi normal,” jelasnya.
Baca Juga: Rekomendasi Menu Sahur dan Berbuka Sehat ala Ahli Gizi Lampung
2. Jangan makan berat usai salat tarawih
unsplash.com/Spencer Davis Jeda makan saat berbuka puasa juga menjadi poin penting. Sofyan menuturkan, makan berat seperti nasi sebaiknya dilakukan usai salat Maghrib. Untuk itu, hindari makan takjil hingga perut kenyang.
“Makan besar ini sebaiknya jangan terlalu malam. Hindari makan besar usai salat tarawih apalagi kalau makan beratnya itu yang kedua kali. Misalnya habis Maghrib sudah makan berat, nanti habis tarawih ronde kedua makan berat lagi, itu lebih gak boleh,” ujarnya.
Ia menjelaskan, makan terlalu malam apalagi makanan berat dapat meningkat risiko obesitas. Apalagi saat malam hari tidak ada aktivitas apapun sehingga menimbulkan penimbunan makanan dan meningkatkan simpanan lemak dalam tubuh lebih banyak.
3. Hindari penumpukan karbohidrat saat sahur dan berbuka puasa
ilustrasi makan bersama keluarga (pexels.com/August de Richelieu) Hindari juga penumpukan karbohidrat pada saat sahur dan berbuka puasa. Sofyan mengatakan masih banyak orang mengonsumsi banyak karbohidrat khususnya saat berbuka puasa lewat takjil dan makanan berat.
“Misalnya makan takjilnya pakai martabak dan cendol. Martabak sudah karbo dan gula, lalu cendol juga pakai gula merah. Nanti lanjut makan besar, nasi dua porsi pakai mie lagi. Maka tolong dihindari berbuka puasa yang seperti itu,” ujarnya.
Ia pun menganjurkan agar mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang misalnya 1/3 piring diisi karbohidrat dari nasi, 1/3 piring diisi sayur dan 1/3 lainnya diisi lauk pauk dan buah.