Bandar Lampung, IDN Times - Di Provinsi Lampung ada 15 kabupaten/kota memiliki beragam kuliner khas. Salah satunya di Kabupaten Tanggamus memiliki olahan kuliner khas dari ikan laut.
Pusat kuliner di Kabupaten Tanggamus berada di Kota Agung, sebuah pusat kota terletak di bawah kaki Gunung Tanggamus dan sisi pantai Teluk Semangko. Itulah kenapa banyak ikan segar dan bervariasi di kota ini.
Kalau kamu bertandang ke Kota Agung Tanggamus, belum lengkap rasanya mencicipi otak-otak khas Tanggamus ini. Biar lebih enak, otak-otak ini biasanya dimakan dengan cuka merah atau bumbu kacang.
Harganya juga cukup murah lho, cuma Rp1.000 kamu bisa menikmati olahan ikan blue marlin ini dengan rasa yang nagih. Bisa pilih juga, mau otak-otak bakar atau goreng, semuanya sama-sama enak.
Setelah mencicipi otak-otak, kamu juga wajib nyobain iwan khas Kota Agung. Ini adalah olahan ikan berbentuk bulat seperti bakso. Biasanya dimakan dengan kuah seperti bakso atau ada juga iwan goreng.
Untuk kuliner iwan ini, ada variannya lho, ada varian tahu, ati ampela dan telur. Harganya juga beda-beda, dari Rp500-Rp3.000 tergantung variannya.
Kuliner lainnya ada di Kota Agung adalah Bekasam terbuat dari nasi, ikan dan rebung difermentasi. Kemudian cara mengolahnya, dibungkus dengan daun pisang lalu di bakar.
Rasanya identik asam dan gurih, cocok banget dimakan dengan sambal terasi khas Lampung yang pedas. Harganya juga cu
Di Kota Agung juga ada olahan sup ikan nibung atau biasa dikenal ikan marlin yang menggugah selera. Rasa daging ikan nibung yang kenyal seperti daging ayam dipadukan dengan kuah gurih yang segar banget.
Tekstur daging ikan nibung ini memang lembut dan tidak amis, jadi cocok dimasak jadi sup. Menu satu ini juga jadi andalan setiap rumah makan di Kota Agung lho. Biasanya satu porsi, harganya Rp25 ribu.
Selain olahan ikan, ada juga kuliner di Kota Agung yang tak kalah enak. Adalah lepot tupai, terbuat dari beras ketan yang dikukus tanpa campuran bumbu lainnya. Hanya menggunakan santan kelapa, sehingga rasanya gurih.
Cara bungkusnya sama seperti lepat pada umumnya, adonan ketan dibalut dengan lilitan panjang menggunakan daun aren. Kuliner khas Kota Agung ini bisa disandingkan dengan tapai manis atau sambal iwa.