TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BPS Beber Pemicu Inflasi 0,53 Persen Provinsi Lampung November 2021

Kelompok makanan, minuman, tembakau 1,16 persen

Ilustrasi Inflasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Bandar Lampung, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat, inflasi November 2021 di wilayah setempat 0,53 persen. 

Kepala BPS Provinsi Lampung, Faizal Anwar menjelaskan, merujuk penghitungan dari dua kota dipantau perkembangan inflasi di Lampung periode terlapor, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,53 persen dan Kota Metro inflasi 0,48 persen.

Baca Juga: Inflasi Oktober Rendah, BI Lampung: Waspada Peningkatan Akhir Tahun

1. Kelompok makanan, minuman dan tembakau sumbang inflasi tertinggi

Kepala BPS Provinsi Lampung, Faizal Anwar (IDN Times/Istimewa)

Faizal mengatakan, dari sebelas kelompok pengeluaran, delapan kelompok pengeluaran mengalami inflasi. Rinciannya, kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,16 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,06 persen. 

Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,04 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 0,21 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,21 persen.

"Inflasi juga terjadi pada kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,18 persen; kelompok transportasi dan kelompok informasi, komunikasi
dan jasa keuangan masing-masing 0,01 persen," terang dia, Rabu (1/12/2021).

2. Dua kelompok deflasi

Ilustrasi Deflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski delapan kelompok mengalami inflasi, Faizal mengatakan, dua kelompok lainnya justru mengalami penurunan indeks atau deflasi.

Kedua kelompok tersebut merupakan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks. Masing-masing kelompok ini deflasi sebesar 0,06 persen dan 0,23 persen.

"Sementara satu kelompok lainnya yaitu, kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks," tandas dia.

Baca Juga: Lampung Inflasi Oktober 0,10 Persen, Ekonom Beri Warning ke Pemerintah

Berita Terkini Lainnya