TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mantap! Ekspor Ranjungan Lampung Tembus Rp516,8 Miliar 

Volume ekspor sebesar 1.577 ton

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat menghadiri kegiatan Pameran Foto dan Diskusi Program Photovoices di Hotel Sheraton, Senin (23/5/2022).

Bandar Lampung, IDN Times - Komoditas rajungan menempati posisi nomor 2 nilai ekspor perikanan Lampung setelah udang 2021 lalu. Volume ekspor sebesar 1.577 ton atau senilai Rp516,8 miliar.

Rajungan memiliki nilai komoditas per kg di atas komoditas udang dengan nilai Rp327.586 per kg. Itu lebih tinggi dibandingkan nilai udang sebesar 148.211 per kg. 

Hal tersebut disampaikan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat menghadiri kegiatan Pameran Foto dan Diskusi Program Photovoices digelar oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung bekerjasama dengan Photovoices International (PVI) dan Coral Triangle Center (CTC) di Hotel Sheraton, Senin (23/5/2022).

Baca Juga: Gubernur Lampung Sidak Hari Pertama Kerja ASN Usai Libur Lebaran

Diekspor bentuk kalengan siap saji

unplash.com/Ignat Kushanrev

Menurut Arinal, nilai per kg rajungan relatif lebih besar dari komunitas lainnya karena rajungan diekspor dalam bentuk kalengan siap saji. Tujuan ekspor komunitas komoditas rajungan Provinsi Lampung ke Amerika Serikat melalui Pelabuhan Panjang Bandar Lampung.

"Bahkan (ranjungan Lampung) juga menduduki posisi ketiga terbesar se-Indonesia setelah Jawa tengah dan Jawa Timur dengan menyumbang 12 persen terhadap ekspor dengan secara nasional tahun 2020," papar gubernur.

Arinal menambahkan, program sudah dilakukan mendukung budidaya ranjungan seperti pengembangan dan peningkatan kapasitas para perempuan nelayan di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur dan Tulang Bawang. Itu terkait pengenalan kanvas bisnis dan fotografi partisipasi, serta pelatihan pelatihan keuangan penanganan pasca panen ini sudah sangat baik.

Selain itu, pengelolaan limbah cangkang rajungan merupakan contoh nyata kolaborasi dari banyak pihak yang bisa diadopsi oleh sektor lainnya. Program pengelolaan perikanan ini sangat menarik sebagai wadah untuk menginspirasi perempuan pengelola sumber daya perikanan rajungan di Provinsi Lampung," ucap gubernur.

Perempuan nelayan ranjungan di Lampung memiliki peran penting

Nelayan di Kabupaten Tangerang terdampak wabah COVID-19 (ANTARA FOTO/Fauzan)

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Liza Derni menjelaskan, sejak 2020 beberapa pihak mulai menaruh perhatian pada peran perempuan nelayan di Provinsi Lampung. Perempuan nelayan rajungan di Lampung memiliki peran penting dalam proses pasca panen rajungan.

Bahkan pihak ketiga seperti Photovoices International dan Coral Triangle Center serta Mitra bentala telah mengimplementasi upaya pengembangan dan penguatan kapasitas perempuan nelayan dengan berbagai pelatihan. Di antaranya yaitu pelatihan literasi keuangan untuk kelompok nelayan dan perempuan di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur dan Tulang Bawang.

Kegiatan lainnya, penanganan pasca panen rajungan untuk Kabupaten Lampung Timur, kemudian Pengolahan limbah cangkang rajungan untuk Kabupaten Lampung Timur, Lampung Tengah dan Tulang Bawang, serta pengenalan kanvas bisnis dan fotografi partisipatif untuk Kabupaten Tulang Bawang.

Tingkatkan kesejahteraan ekosistem dan stok rajungan

Kari ranjungan (instagram.com/hendrylucky7)

Arinal menyatakan, pengelolaan rajungan bertujuan untuk menerapkan pengelolaan perikanan rajungan di skala tepat yaitu meningkatkan kesejahteraan ekosistem dan stok rajungan. Sekaligus meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi para pemangku kepentingan di sepanjang rantai pasokan.

"Kegiatan ini melibatkan lebih dari 4.000 nelayan 1000 pekerja di UMKM pengumpul dan miniclan rajungan serta 5 unit pengolahan ikan mengekspor rajungan dengan pekerja lebih dari 1.000 orang," paparnya. 

Baca Juga: Sah! Tiga Pj Bupati di Lampung Dilantik, Gubernur Soroti Ini

Berita Terkini Lainnya