Pelatih Badak Lampung Rafael Barges Hengkang, Manajemen Tepis Anggapan Krisis

Dany menegaskan, tidak ada kata pemecatan antara manajemen Badak Lampung dengan Rafeal Barges. Ia melanjutkan, pihaknya juga bakal bergerak cepat, guna mendapatkan satu nama sebagai calon pengganti pelatih 50 tahun tersebut.

Menurutnya, sebelum pengunduran diri Barges diumumkan, pihaknya juga sudah menerima sejumlah nama untuk mengisi bangku pelatihan tim berjuluk Laskar Saburai.

"Ada yang bicara langsung, ataupun melalui via email dan WA (WhatsApp). Kita juga memiliki banyak calon nama pelatih, tinggal kita menentukan pilihan jatuh ke siapa nanti," imbuh Dany.

Disinggung lebih jauh, Dany memberikan gambaran terkait sejumlah calon pelatih tersebut. Rinciannya, lima nama pelatih asing dan tujuh nama pelatih lokal. "Tapi saat ini belum mengerucut ke satu nama, karena tentu kita masih memilah calon pelatih, dengan mempertimbangkan sejumlah track recordnya," tukasnya.

Di sisi lain, Dany menjelaskan, kepergian Barges membuka peluang bagi pelatih lokal untuk menukangi Laskar Saburai. Menimbang, rencana regulasi yang diusulkan Asosiasi Pelatihan Sepak Bola Indonesia (APSI), agat seluruh klub di Liga 2 Indonesia menggunakan jasa pelatihan lokal.

"Sebab banyak pelatih kita berlisensi A dan B, belum mendapatkan klub. Mengingat banyaknya klub-klub Liga 2, yang pakai pelatih asing. Tapi, itu baru rencana dan akan diputuskan saat Kongres Tahunan pada 25 Mei 2021," ungkap Dany.

Dany juga menjelaskan, status para pemain Badak Lampung FC. Sejak kompetisi Liga 2020 Indonesia dibatalkan, maka otomatis status kontrak pemain seluruhnya dianggap hangus. Padahal, hampir semua pemain tim bermarkas di Stadion Sumpah Pemuda dikontrak selama dua musim.

"Maka dengan adanya pembatalan itu, kontrak semua pemain hangus," tukasnya.

Lanjutnya, kini Badak Lampung FC sejatinya sudah menggaet dan merekrut sejumlah nama pemain. Namun, hal itu belum dapat publikasikan, pasalnya masih sangat riskan dilakukan di tengah kompetisi Liga Menpora.

"Bisa saja, pemain ini masih terikat kontrak dengan klub lain, atau ada yang tengah bermain di Piala Menpora, dan adanya tawaran dari klub lain. Tapi dasarnya sudah setuju dengan Badak Lampung," terang pria berkacamata tersebut.

Oleh karenanya, bukan berarti manajemen Badak Lampung FC tidak melakukan pergerakan terhadap hal tersebut dan masih menunggu waktu yang tepat. Namun, Dany mengatakan, pihaknya bakal memprioritaskan pemain-pemain lama Laskar Saburai. "Sebab komitmen mereka pun demikian. Jadi, kita akan menghargai dan menawarkan kontrak ke keluarga dulu," tukasnya.

Dany turut menepis anggapan tim Badak Lampung FC mengalami krisis keuangan, sehingga harus melego seluruh pemain hingga pelatihannya. Ia menyebutkan, keuangan tim saat ini masih dapat dikatakan aman dan cukup baik.

"Tapi memang, kita harus lebih selektif saja sekarang untuk mengeluarkan uang, karena kita tahu di tahun pertama kita mengalami degradasi. Ditambah musim kedua sudah hampir mengeluarkan 90 persen anggaran, tapi kenyataannya harus menerima pembatalan kompetisi," kata Dany.

Selain itu, pria asal Karawang, Jawa Barat tersebut memaparkan pendapatan klub dihasilkan dari pihak sponsor dan penjualan merchandise tim.

"Kita tahu, penghasilan klub ditunjang dari merchandise, tiket, dan sponsor. Jadi kalau pertandingan digelar tanpa penonton. Otomatis tinggal mengharapkan sponsor dan merchandise," tandas Dany.