TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Unila Gagas 4 Inovasi Ketahanan Pangan di Maching Fund Pangan 2022

Ada telur asin ayam ras dan pangan sapi batang singkong

Serbuk batang singkong untuk pakan sapi. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Bandar Lampung, IDN Times - Universitas Lampung (Unila) gagas 4 inovasi bidang pertanian dan peternakan dalam Matching Fund Kedaireka dalam upaya pertahanan krisis pangan global 2022.

Dekan Fakultas Pertanian Unila, Irwan Sukri Banuwa mengatakan di Lampung program ini telah dilakukan selama 70 hari sejak 22 Juni 2022 di berbagai kabupaten di Lampung.

Selama sekitar 3 bulan tersebut fokus mengimplementasikan inovasi teknologi pertanian ini dilakukan di Kabupaten Lampung Timur, Pesawaran, Tulangbawang Barat, Lampung Tengah, Pringsewu, Mesuji, dan Lampung Selatan.

“Ada 4 program di bidang pertanian dan peternakan di antaranya adalah pendampingan petani singkong untuk subsidi pupuk organik, pencegahan penyakit mulut dan kuku melalui pakan berkualitas, peningkatan produksi sapi potong melalui batang singkong, meningkatkan nilai telur ayam menjadi telur asin,” katanya usai acara di Aula Fakultas Pertanian Unila, Selasa (6/12/2022).

1. Target program implementasi inovasi selesai 5 Desember

Produk implementasi inovasi pangan dari Unila. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Irwan mengatakan, Unila memang menjadi salah satu dari 10 perguruan tinggi di Indonesia memberikan inovasi program Matching Fund Kedaireka 2022. Itu dikarenakan Unila banyak bekerja terkaitan dengan ketahanan pangan.

“Kita hanya punya waktu hingga 5 Desember (2022) sampai program selesai. Selama 70 hari ini kita sudah mencapai progres 97 persen, jadi tinggal 3 persen lagi,” ujarnya.

Dalam waktu singkat tersebut, tim terdiri dari 30 dosen dan 64 mahasiswa ini berusaha mencari masalah krusial khususnya di Lampung dalam bidang pertanian.

“Penghapusan pupuk subsidi untuk tanaman singkong ini jadi masalah pertama. Maka kita buat pupuk organik baik padat maupun cair itu juga jadi solusi karena harganya lebih murah,” imbuhnya.

Baca Juga: Cerita Guru Besar Unila, Orasi Ilmiah Terinspirasi Kasus Ferdy Sambo

2. Inovasi rabakong mengolah limbah batang singkong

Rabakong. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Ia juga mengatakan, limbah batang singkong yang melimpah juga perlu dicarikan solusi sehingga alat pengolah batang singkong bernama Rabakong untuk pakan sapi dengan tambahan multinutrien bisa meningkatkan bobot harian sapi.

“Gak diduga ternyata bisa meningkatkan bisa bobot harian sapi hingga 0,67 kg per hari per sapi. Padahal target kita hanya 0,6 dan ini bisa dikembangkan lagi untuk mencapai 0,7-0,8 per harinya,” katanya.

3. Bio security untuk PMK Sapi Lampung

Obat sapi untuk PMK. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Meski kasus Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak khususnya sapi di Lampung sudah mencapai nol kasus, tim Unila terus mencari solusi untuk pencegahan penyakit mematikan tersebut.

“Kita berikan pakan berkualitas dan bio security. Alhamdulillah bisa dilaksanakan. Di 4 kabupaten sudah ada 452 ekor sapi kita obati melebihi target yang hanya 400 ekor,” ungkapnya.

4. Telur ayam ras menjadi telur asin

Alat untuk membuat telur asin ayam ras. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Over suply dari telur ayam ras menjadi kendala berikutnya di Lampung. Irwan mengatakan selama ini kesulitan peternak ayam petelur adalah pada saat produksi tinggi tapi daya beli tetap.

“Jadi kita carikan solusinya buat telur asin ayam ras atau telur layer. Ini ternyata mengatasi persoalan di tingkat peternak kita,” imbuhnya.

Telur asin ayam ras ini dinulai lebih murah, lebih higienis dan lebih cepat karena hanya memakan waktu tiga hari pembuatan dan tidak menggunakan lumpur asin seperti telur asin dari telur bebek.

5. Anggaran Rp852 juta

Dekan Fakultas Pertanian Unila, Irwan Banuwa. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Target untuk mencapai ketahanan pangan negeri hingga 2024, Irwan mengatakan anggaran dalam pelaksanaan program atau 70 hari total sekitar Rp852 juta.

“Kalau untuk pemasaran seperti halnya telur asin sudah memasarkan. Tinggal kami yang berkerjasama dengan UMKM di Lampung dan kabupaten/kota sekitar,” katanya.

Unila juga siap jika diminta untuk memberikan pendampingan pada UMKM seperti pembuatan alat Rabakong atau alat produksi telur asin baik bagi peternak atau masyarakat yang ingin membentuk IKM.

Baca Juga: Target Selesai 2024, RSPTN Unila Baru Tahap Evaluasi Rancangan Bangun

Berita Terkini Lainnya