Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal - Jihan Nurlela tak mempersoalkan bakal head to head melawan sosok incumbent Arinal Djunaidi di Pilkada 2024 Provinsi Lampung.
Kehadiran incumbent Arinal Djunaidi bakal bersanding bersama Sekretaris DPD PDIP Lampung Sutono diketahui bakal diusung oleh PDI Perjuangan. "Ya, insyaAllah kami bisa bersanding dan bertanding," ujarnya saat konferensi pers usai mendaftar di kantor KPU Provinsi Lampung, Kamis (29/8/2024).
Baca Juga: KPU Lampung Nyatakan Berkas Pendaftaran Paslon Mirza-Jihan Lengkap
1. Mirza-Jihan disokong 7 partai parlemen dan 5 partai nonparlemen
Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal - Jihan Nurlela saat konferensi pers usai pendaftaran di KPU Lampung, Kamis (29/8/2024). (IDN Times/Tama Yudha Wiguna). Kontestasi Pilkada 2024 gubernur Lampung diketahui, Mirza disokong dukungan 7 partai parlemen dan 5 partai nonparlemen ini menyerahkan pilihan sepenuhnya kepada masyarakat Lampung.
"Kami yakin, kami akan menyerahkan pilihannya kepada masyarakat Provinsi Lampung. Itu targetnya kami harap masyarakat Lampung memberikan pilihannya," ucapnya.
Ajang kontestasi 5 tahunan bakal berkompetisi dua calon tersebut, ia berharap perjalanan Pilkada 2024 di Provinsi Lampung bisa berjalan lancar dan damai. Sehingga bisa melahirkan kompetisi Pemilihan Kepada Daerah yang sehat dengan tidak saling menjelekan dan menghujat antar pasangan calon.
"Intinya begini, esensinya kita semua di Provinsi Lampung adalah keluarga mari tetap bersama-sama," imbuhnya.
2. Beber alasan Golkar dukung Mirza-Jihan
Pasangan Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela mendeklarasikan diri sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung periode 2024-2029 di Gedung Graha Wangsa, Bandar Lampung, Kamis (29/8/2024). (IDN Times/Tama Yudha Wiguna). Disinggung ihwal kehadiran Partai Golkar mewakili Koalisi Lampung Maju, Mirza menyebut, hal ini sengaja lantaran Golkar merupakan partai pendukung memiliki suara terbanyak setelah Gerindra.
"Kita kalau di Parpol biasa nomor urutannya bukan abjad tapi jumlah kursi, kebetulan kursi pertama terbanyak Gerindra sebagai calon gubernur, kursi terbanyak kedua gak hadir, kursi ketiganya dari Golkar. Jadi makanya Partai Golkar kita inginkan beliau mewakili koalisi," tandasnya.
