Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Inflasi Lampung Juni 2025 Naik Tipis, Beras dan Cabai Pemicu Utama

Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)
Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)
Intinya sih...
  • Beras, cabai, dan ayam ras picu inflasi bulanan
  • Inflasi tahunan turun menjadi 2,27 persen, Makanan jadi kontributor utama
  • Mesuji catat inflasi tertinggi, Metro paling rendah di Lampung

Bandar Lampung, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat inflasi sebesar 0,04 persen secara bulanan (month-to-month/m-to-m) pada Juni 2025. Angka ini menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa dibandingkan bulan sebelumnya, serta lebih tinggi dibandingkan Juni 2024 yang justru mengalami deflasi 0,11 persen.

“Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,59 persen. Namun, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan inflasi 0,10 persen dan andil 0,03 persen,” jelas Statistisi Ahli Madya BPS Lampung, Muhammad Ilham Salam, dalam rilis resmi, Rabu (2/7/2025).

1. Beras hingga ayam picu kenaikan, bawang putih tahan inflasi

Ilustrasi Inflasi (Foto: IDN Times)
Ilustrasi Inflasi (Foto: IDN Times)

Ilham menjelaskan, komoditas utama penyumbang inflasi bulanan di antaranya beras (andil 0,06 persen), cabai rawit (0,04 persen), bawang merah (0,04 persen), tomat (0,04 persen), dan daging ayam ras (0,03 persen). Menurutnya, kenaikan harga pada bahan pangan tersebut mendorong inflasi secara umum.

Kendati demikian, Ilham menyebut sejumlah komoditas juga mencatat penurunan harga dan menahan laju inflasi. Bawang putih menjadi penahan deflasi terbesar dengan andil 0,09 persen, disusul cabai merah (0,06 persen), kangkung (0,02 persen), jeruk (0,02 persen), dan bensin (0,02 persen). Sementara itu, kelompok Transportasi mengalami deflasi terdalam sebesar 0,24 persen dengan andil deflasi 0,03 persen.

2. Inflasi tahunan capai 2,27 persen, masih lebih rendah dari tahun lalu

ilustrasi inflasi (freepik.com/freepik)
ilustrasi inflasi (freepik.com/freepik)

Disampaikan Ilham, secara tahunan (year-on-year/y-on-y), inflasi Lampung pada Juni 2025 tercatat sebesar 2,27 persen atau turun dibandingkan Juni 2024 yang mencapai 2,84 persen. Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya mengalami inflasi tertinggi y-on-y sebesar 7,29 persen, namun tetap bukan penyumbang utama inflasi umum.

Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau kembali menjadi kontributor terbesar inflasi tahunan dengan angka 3,28 persen dan andil 1,08 persen. Sebaliknya, kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan mencatat deflasi terdalam sebesar 0,94 persen.

Lima komoditas utama yang mendorong inflasi tahunan adalah beras (0,36 persen), emas perhiasan (0,32 persen), biaya akademi/perguruan tinggi (0,26 persen), bawang merah (0,25 persen), dan kopi bubuk (0,16 persen). Di sisi lain, cabai merah, jeruk, bawang putih, bensin, dan telur ayam ras menjadi komoditas penahan inflasi.

3. Mesuji catat inflasi tertinggi, Metro paling rendah

Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)
Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)

Ilham menambahkan, dari empat wilayah cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Lampung, Kabupaten Mesuji mencatat inflasi y-on-y tertinggi sebesar 2,52 persen, sementara yang terendah terjadi di Kota Metro dengan 1,81 persen. Untuk inflasi bulanan, Mesuji juga tertinggi dengan 0,30 persen, sedangkan Metro paling rendah dengan 0,04 persen.

"Sementara itu, deflasi terdalam secara bulanan terjadi di Kabupaten Lampung Timur dengan angka 0,13 persen," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us