Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Fakta Menarik Film Layar Lebar Rindu Arini, Angkat Budaya Lampung

Produksi Film Layar Lebar Genia Visinema, Rindu Arini Angkat Budaya Lampung (IDN Times/Istimewa)
Intinya sih...
  • Rumah Produksi Genia Visinema memproduksi film "Rindu Arini" menggunakan Bahasa Lampung sebagai upaya melestarikan budaya lokal.
  • Sutradara Rizqon Agustia Fahsa ingin menyuarakan kegelisahan terhadap kepunahan bahasa daerah, dengan menghadirkan kisah inspiratif tentang perjuangan dan impian.
  • Film ini mengisahkan perjalanan seorang gadis bernama Arini yang merindukan kedua orang tuanya yang telah lama merantau ke Jakarta, dengan harapan dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih menghargai bahasa daerah dan tradisi leluhur.

Bandar Lampung, IDN Times - Rumah Produksi Genia Visinema kembali memproduksi film layar lebar berjudul "Rindu Arini". Film disutradarai Rizqon Agustia Fahsa ini bakal menggunakan Bahasa Lampung sebagai upaya melestarikan bahasa daerah yang semakin terpinggirkan.

"Film ini menjadi salah satu bentuk kepedulian terhadap budaya lokal yang kian tergerus modernisasi. Sekaligus menghadirkan kisah inspiratif tentang perjuangan dan impian," kata Rizqon kepada awak media, Kamis (6/2/2025).

Sebagai seorang sineas, Rizqon menekankan selalu percaya film memiliki kekuatan lebih dari sekadar hiburan. Menurutnya, film bisa menjadi alat untuk menyuarakan hal lebih besar yang mungkin terpinggirkan dalam arus globalisasi yang semakin deras.

"Rindu Arini" adalah manifestasi dari kegelisahan saya terhadap kepunahan bahasa daerah, khususnya bahasa Lampung," kata sutradara Ayudia dan Jalan Pulangnya ini.

1. Visual autentik gambarkan keindahan sehari-hari di Lampung.

Produksi Film Layar Lebar Genia Visinema, Rindu Arini Angkat Budaya Lampung (IDN Times/Istimewa)

Rizqon menceritakan, dalam proses kreatif film tersebut ia ingin menghadirkan sebuah kisah yang dekat dengan kehidupan masyarakat Lampung. Sebuah cerita yang sederhana, tetapi memiliki makna mendalam.

Menurutnya, Arini, tokoh utama dalam film ini, adalah simbol dari banyak anak di luar sana yang harus berjuang menghadapi keterbatasan, tetapi tetap memelihara harapan.

"Melalui perjalanannya bersama Abah Musa, saya ingin menampilkan kehangatan nilai-nilai lokal seperti gotong royong, keikhlasan, dan keteguhan hati, yang semakin jarang kita temui dalam kehidupan modern," jelasnya.

Menurutnya, selain menggunakan dialog Bahasa Lampung, film berdurasi 120 menit itu juga akan menawarkan sinematik berbeda. Tim produksi berusaha menghadirkan visual autentik, menggambarkan keindahan sehari-hari di Lampung.

"Menggunakan bahasa Lampung di lebih dari separuh film bukanlah keputusan yang mudah, tetapi saya yakin ini adalah langkah yang perlu diambil. Saya ingin penonton-baik yang berasal dari Lampung maupun dari luar daerah-merasakan keindahan dan kedalaman bahasa ini," ujarnya.

2. Angkat kisah penuh makna

Produksi Film Layar Lebar Genia Visinema, Rindu Arini Angkat Budaya Lampung (IDN Times/Istimewa)

Disampaikan Rizqon, film tersebut mengisahkan perjalanan seorang gadis bernama Arini (10 Tahun), yang merindukan kedua orang tuanya yang telah lama merantau ke Jakarta. Didorong oleh kerinduan yang mendalam, Arini berusaha mengumpulkan uang untuk ongkos perjalanan ke ibu kota.

Dalam upayanya menabung, ia membantu Abah Musa (60 tahun) menjual soto berkeliling kampung, penjual soto legendaris yang juga memiliki kisah hidup penuh makna. Rizqon berharap, kisahnya yang menyentuh dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih menghargai bahasa daerah dan tradisi leluhur.

"Harapan saya, "Rindu Arini" bisa menjadi lebih dari sekadar tontonan-saya ingin film ini menjadi bagian dari gerakan pelestarian bahasa dan budaya Lampung. Saya ingin anak-anak muda Lampung menonton film ini dan merasa bangga berbicara dalam bahasa mereka sendiri. Saya ingin masyarakat luas melihat bahwa bahasa daerah bukan sesuatu yang kuno atau ketinggalan zaman, tetapi justru bagian dari kekayaan yang harus kita rawat bersama," terangnya.

3. Tayang di berbagai bioskop dan platform pemutaran film

Ilustrasi melakukan syuting (Pexels.com/Kyle Loftus)

Film dibintangi aktor dan aktris berbakat, Humaidi Abas sebagai pemeran utama pria (Abah Musa) dan Adzkia Ayuandira sebagai Arini ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, di antaranya Deddy Sulaimawan, Parles, Gilang Robbani, Ulil Amri MB, serta sejumlah tokoh lain yang turut berkontribusi dalam suksesnya produksi film ini.

"Dukungan mereka menunjukkan bahwa pelestarian bahasa daerah bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi merupakan usaha kolektif yang membutuhkan perhatian luas," ujar Rizqon.

Menurut Rizqon film ini dijadwalkan akan tayang dalam waktu dekat di berbagai bioskop dan platform pemutaran film. Ia berharap, kehadiran "Rindu Arini" dapat menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih aktif dalam melestarikan bahasa ibu mereka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Silviana
Martin Tobing
Silviana
EditorSilviana
Follow Us