Cita-cita Polwan, Sorta Kini Sukses Jabat Kakanwil Kemenkumham Lampung
Karier moncer diimbangi kesuksesan pendidikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Mengawali mimpi remaja menjadi sosok polisi wanita (Polwan), Sorta Delima Lumban Tobing kini mengabdi kepada negara lewat jalur berbeda sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI.
Wanita berdarah Batak ini bisa dibilang memiliki perjalanan karier sebagai PNS cukup moncer. Sorta kini dipercaya menduduki jabatan sebagai Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Lampung.
Kedudukan dan jabatan ini diakui Sorta tak pernah sekalipun terbesit diangannya lantaran semasa usia remaja bercita-cita menjadi Polwan. Kala itu dirinya memiliki sifat tomboi memandang sosok polisi berseragam lengkap bak pahlawan super hero di dunia fiksi suka membasmi kejahatan.
Setamatnya dari SMA negeri di Kalimantan pada 1986, Sorta langsung mengutarakan keinginan mendaftar ikut seleksi penerimaan Polwan kepada orang tuanya. Kala itu, sang ibu cukup terkejut mendengar permintaan putrinya dan menyarankan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
"Mama kaget, dia bilang tidak pernah mimpi punya anak perempuan jadi Polisi. Katanya nanti tidak dapat jodoh, akhirnya saya pulang ke Jakarta nurutin mama buat lanjut kuliah dan tidak jadi daftar polwan," ujarnya seraya tersenyum kecil, saat diwawancarai, Jumat (29/9/2023).
Meski mimpi menjadi polwan kala itu harus pupus, namun Sorta bersyukur berkat saran dan doa kuat sang ibu, dirinya kini bisa menggapai kesuksesan lewat jalur pengabdi berbeda. Lantas bagaimana kehidupan Sorta? Apa saja suka duka menjadi sosok sipir perempuan? Berikut IDN Times bagikan cerita inspiratifnya.
1. Usaha sang ayah sempat jatuh dan harus pindah sekolah
Sorta merupakan anak kelima dari tujuh saudara lahir di Jakarta, 5 Februari 1968 dari pasangan orang tua Alm HL Tobing dan Ibu Florens Hutapea. Tumbuh besar dari kalangan keluarga perantau, kehidupan kecilnya dan kakak beradik terbilang mencukupi.
Sang ayah berprofesi sebagai pengusaha dan ibu merupakan PNS perawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Alhasil, ia sempat menempuh pendidikan formal sejak SD hingga SMP di sekolah swasta bergengsi di Jakarta Santa Maria.
"Baru sekitar pertengahan SMP, saya harus pindah ke SMPN 115 Jakarta, karena usaha papa sedang surut. Setamatnya, saya lanjut di SMAN 8 Jakarta, masuk kelas 3 pindah dan ikut kakak saya di Kalimantan, sampai lulus di sana," kenang wanita usia 55 tahun tersebut.
Pascalulus lulus sekolah tingkat atas, Sorta akhirnya kembali ke Jakarta dan menerima saran sang ibu untuk mendaftar perguruan tinggi di ibu kota, sekaligus mengubur cita-citanya berkeinginan menjadi polwan. Merasa bingung dengan pilihan kampus dan jurusan hendak didaftarkan, akhirnya ia menemui kawan lama semasa SMP.
"Saya tanya (sahabat) mau kuliah di mana, saya ikut aja. Terus dia bilang mau daftar Kriminologi UI, boleh tuh saya ikut karena ilmunya mirip-mirip sama polisi, belajar tentang ilmu bersinggungan dengan kejahatan," tambah dia.
Baca Juga: Kisah Pitri Wisudawan UIN RIL Lampung, Ayah Wafat Saat Hari Wisuda
Baca Juga: Segubal Makanan Khas Lampung, Jarang di Pasaran tapi Tak Mudah Punah