TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Sebab Seseorang Susah Melepaskan Ambisi Diluar Kendali

Tidak memiliki kemampuan berpikir logis dan realistis

ilustrasi perempuan ambisius (pexels.com/Moose Photos)

Keberadaan ambisi bisa membawa sisi positif dan negatif dalam waktu bersamaan. Seringkali kita terjebak ambisi toksik tanpa disadari. Beragam cara rela ditempuh asal yang diinginkan bisa tercapai. Padahal, habisnya seperti ini sudah seharusnya dilepaskan.

Tapi pada kenyataannya seseorang justru berkutat ambisi toksik secara berlebihan. Seperti ada pemberat yang membuatnya susah melepaskan ambisi di luar kendali.

Tidakkah kamu penasaran penyebab dibaliknya? Karena ada beberapa hal membuat seseorang susah melepaskan ambisi di luar kendali.

1. Terikat pada standar perfeksionis

ilustrasi sosok ambis (pexels.com/Apunto Group Agencia de Publicidad)

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan standar perfeksionis. Jika dikelola secara bijaksana, justru memacu diri tumbuh menjadi sosok disiplin. Tapi adakalanya standar perfeksionis terlalu berlebihan sehingga meracuni pikiran.

Saat kamu sudah terikat standar perfeksionis, sangat susah melepaskan ambisi di luar kendali. Kamu menganggapnya sebagai keharusan yang wajib diraih. Di sisi lain, dirimu memiliki kemampuan yang terbatas. Mustahil bisa meraih ambisi sedemikian rupa.

Baca Juga: 5 Dampak Atasan Otoriter pada Pegawainya, Pernah Alami?

2. Terpaku oleh standar orang lain

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Thirdman)

Standar dari orang lain turut memperkaya perspektif. Kamu memperoleh banyak wawasan sehingga tumbuh menjadi manusia cerdas. Namun demikian, bukan berarti kamu terpaku oleh standar yang ditetapkan orang lain.

Rupanya ini berkaitan dengan kesulitan seseorang membebaskan ambisi di luar kendali. Standar orang lain sudah terlanjur mendominasi hati dan pikiran. Kamu menganggap tercapainya ambisi sebagai satu-satunya jalan memperoleh kebahagiaan.

3. Sikap bangga terlalu berlebihan

ilustrasi sosok ambis (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Merasa bangga dengan prestasi sudah berhasil dicapai boleh-boleh saja. Perasaan bangga termasuk salah satu bentuk apresiasi diri. Tapi yang perlu diperhatikan, jangan sampai justru terjebak sikap bangga terlalu berlebihan.

Ketika perasaan bangga sudah mendominasi hati dan pikiran, kamu akan terpaku sepenuhnya oleh ambisi. Termasuk kesusahan melepaskan hal-hal yang sudah dikeluarkan kendali. Timbul anggapan jika melepaskan ambisi berarti mengakhiri sikap bangga tersebut.

4. Didominasi perasaan gengsi

ilustrasi sosok ambis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Gengsi memang menjadi permasalahan utama bagi orang-orang yang ingin maju dan berkembang. Alih-alih menjadi manusia kuat mental, justru rapuh dan menampilkan kepalsuan. Seharusnya ini menjadi pelajaran berharga agar tidak mengulangi kesalahan serupa.

Ternyata juga ada alasan terkait seseorang yang susah melepaskan ambisi di luar kendali. Karena hati dan pikiran sudah didominasi oleh perasaan gengsi. Melepaskan ambisi menegaskan dirinya sebagai sosok gagal. Dan ia tidak menginginkan dikenal dengan cara tersebut.

5. Tidak mampu berpikir realistis

ilustrasi merasa frustasi (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kemampuan berpikir realistis membuat seseorang bisa mengenalisis segala sesuatu dengan cermat. Terrmasuk memilah tujuan hidup yang pantas diwujudkan dan yang seharusnya diikhlaskan. Namun sayang, tidak semua orang memiliki kemampuan berpikir realistis.

Tipe orang seperti ini sangat mudah termakan ambisi. Ia tidak peduli apakah ambisi tersebut pantas direalisasikan atau harus diikhlaskan. Karena yang terpenting baginya adalah tujuan jangka pendek. Termasuk validasi diperoleh saat ia berhasil mewujudkan ambisi.

6. Cenderung menilai persoalan dengan sudut pandang subjektif

ilustrasi berpikir (pexels.com/Athena)

Persoalan alangkah baiknya dipertimbangkan dengan matang dan logis. Bukan hanya menuruti tuntutan emosi sesaat. Apalagi menilai persoalan hanya dengan sudut pandang subjektif.

Tapi seperti ini yang kurang dipahami oleh manusia egois. Ia cenderung menilai suatu permasalahan dari satu sisi. Tidak terkecuali dengan cara menilai suatu ambisi. Pikiran tidak mampu membedakan ambisi yang harus diwujudkan dan yang seharusnya dilepaskan agar tidak menjadi beban.

Baca Juga: 5 Manfaat Meninjau Perkembangan Diri secara Berkala

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya