TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Mahasiswa, Rancang Hitung Mundur Waktu Sandar Kapal di Pelabuhan

Ada juga mahasiswa monitoring budidaya ikan dalam ember

Ilustrasi kapal di Tanjung Perak. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Bandar Lampung, IDN Times - Ujian skripsi menjadi tantangan para mahasiswa tingkat akhir memaparkan hasil penelitian yang dilakukan di hadapan dosen penguji. Terkhusus skripsi bertema teknologi informasi, mahasiswa biasanya melakukan penelitian atau inovasi membuat alat khusus yang harapannya dapat bermanfaat bagi banyak orang. 

Hal itu dilakukan dua mahasiswa IIB Darmajaya yakni Ajib Handoko, mahasiswa Prodi Sistem Informasi (SI) dan mahasiswa Prodi Sistem Komputer IIB Darmajaya, Ade Septian dalam skripsi mereka. 

Alat apa yang diciptakan dua mahasiswa ini untuk tugas akhir mereka? Berikut IDN Times rangkum ceritanya. 

Baca Juga: Keren! Mahasiswa Darmajaya Lolos Magang di Microsoft dan Bukalapak

1. Rancang sistem hitung mundur waktu sandar kapal di pelabuhan

Ajib Handoko, mahasiswa Prodi Sistem Informasi (SI) IIB Darmajaya membuat Sistem Informasi Monitoring Hitung Mundur Waktu Sandar Kapal. (IDN Times/Istimewa).

Ajib Handoko, mahasiswa Prodi Sistem Informasi (SI) IIB Darmajaya membuat Sistem Informasi Monitoring Hitung Mundur Waktu Sandar Kapal di Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang. Latar belakang ia membuat sistem itu untuk kebutuhan Pelabuhan Indonesia II (Persero) Panjang agar mempermudah dalam mengetahui waktu sandar kapal.

"Ini berbasis Android. Pengemudi kapal yang akan bersandar mengetahui waktu sandar melalui aplikasi Android. Operator juga dapat memasukkan data kapal dan waktu sandar dalam aplikasi,” paparnya, Kamis (16/9/2021).

Menurut Ajib, sistem informasi monitoring yang dibuatnya memiliki manfaat sebagai media penyampaian informasi yang digunakan oleh bagian terkait dengan operasional kapal dalam melakukan pemantauan kapal. Kemudian, sebagai media yang digunakan dalam mengelola data jadwal sandar kapal yang efektif dan efisien.

2. Mahasiswa dapat pembelajaran sesuai keinginan pasar kerja

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/ThisIsEngineering)

Terkait alat dirancang Ajib mendapat tanggapan dari Agus Rahardi selaku penguji. Ia mengatakan sistem informasi monitoring yang dibuat Ajib sangat bermanfaat bagi Pelindo II. “Harus disempurnakan untuk fiturnya,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Ruki Rizal, penguji lainnya. Dia mengatakan Ajib mengimplementasikan proses efisiensi dari pemanfaatan teknologi. 

“Sistem Informasi Monitoring ini juga dapat diketahui setiap pengemudi kapal yang akan bersandar. Aplikasinya akan bermanfaat bagi Pelindo II Indonesia Cabang Panjang,” ucapnya.

Ketua Prodi Sistem Informasi IIB Darmajaya, Dr. Handoyo Widi Nugroho, mengatakan, mahasiswa Prodi SI mendapatkan pembelajaran sesuai keinginan pasar kerja. “Memiliki kemampuan dalam merancang sistem informasi sebagai output,” katanya.

Prodi SI, lanjut Handoyo mencetak lulusan yang siap bekerja di berbagai stakeholder. “Prodi Sistem Informasi juga sudah banyak menghasilkan lulusan yang telah bekerja sesuai dengan bidang ilmunya dalam membangun dan mengembangkan sistem. Baik di bidang pemerintahan, perbankan, kesehatan, pendidikan, perusahaan dan lain-lain,” tandasnya. 

3. Membantu pembudidayaan ikan dalam ember dilakukan anak-anak panti asuhan

Penelitian mahasiswa Prodi Sistem Komputer IIB Darmajaya, Ade Septian. (IDN Times/Istimewa).

Bagaimana dengan alat dirancang mahasiswa Prodi Sistem Komputer IIB Darmajaya, Ade Septian? Ternyata ia melakukan penelitian akhir studi dengan menciptakan sistem monitoring kekeruhan dan ketinggian air pada budidaya ikan dalam ember (budikdamber) berbasis Internet of Things (IoT)

Ade menuturkan pembuatan sistem monitoring bertujuan membantu pembudidayaan ikan dalam ember  dilakukan anak-anak panti asuhan dengan lebih mudah. Diharapkan hal itu dapat meningkatkan kualitas ikan yang dibudidaya tersebut.

“Penelitian ini menggunakan smartphone sebagai alat untuk monitoring. Sehingga dapat dilakukan pengawasan dari berbagai tempat selama memiliki koneksi jaringan internet yang lebih dikenal dengan teknologi IoT,” ujarnya.

Terkait kerja alat ini, lanjut Ade mengaktifkan pompa untuk mengganti (membuang dan mengisi) air dalam ember. Ketika sensor mendeteksi kekeruhan air di atas normal maka air akan dibuang dan akan diisi kembali jika sensor mendeteksi tinggi air pada level rendah.

“Pompa akan mati secara otomatis jika level ketinggian air sudah berada pada level normal. Selanjutnya, perubahan yang terjadi pada ember dapat dilihat dengan menggunakan smartphone yang ID-nya telah terdaftar pada sistem,” terangnya.

Baca Juga: Cerita Yoga, Resign dari Perusahaan Kini Pengusaha Sukses Sabut Kelapa

Berita Terkini Lainnya