Contoh Sastra Lisan Lampung Pepadun di Kehidupan Sehari-Hari
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Sudah pernah dengar tentang Sastra Lampung? yaitu sastra menggunakan Bahasa Lampung sebagai media kreasi tersebar dalam bentuk lisan. Tapi kini sudah berkembang jadi bentuk tulis.
Menurut penjelasan dalam buku Sastra Lampung ditulis oleh Farida Ariyani dan Revi Liana, masyarakat Lampung memandang sastra sebagai kebutuhan dituangkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dalam tradisi adat dituangkan sebagai wadah untuk mengungkapkan pikiran dan nasihat.
Salah satu contoh sastra lisan digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh Masyarakat Lampung Pepadun adalah Mantra. Fungsinya bisa untuk memperkuat mental dan rasa percaya diri. Kemudian, mengobati orang sakit atau menaklukkan alam sekitar.
Berikut IDN Times rangkum Sastra Lampung digunakan dalam kehidupan sehari-hari beserta artinya.
1. Mantra saat mandi
Jika ingin meningkatkan rasa percaya diri, masyarakat Lampung menggunakan mantra ini saat mandi.
Bunyinya:
"Kutimbuk wai bungo, milei di kanan kirei, ghat segalo celo, nyak gegeh
bidodarei"
Artinya:
"Kusiram air (bertabur) bunga, mengalir dikanan kiri, hilang segala cela (aib), saya seperti bidadari).
2. Mantra sakit kepala
Sedangkan saat sedang sakit kepala, ada mantra ditujukan sebagai doa kepada sang pencita.
Bunyinya:
"Hak tawar, biso tawar; lain nyak sai ngeguai tawar, allah sai nawarei"
Artinya:
"Hak tawar bisa tawar, bukan saya yang membuat tawar, Allah yang menawari"
Baca Juga: Fakta Unik dan Potret Lawas Stasiun Tanjungkarang, Dibangun 1911!
3. Mantra saat bercocok tanam
Mantra ini diucapkan saat akan bercocok tanam supaya hasilnya melimpah saat masa panen.
Bunyinya:
"Nyak ngittarken nikeu lapah, unut jamomeu sai ramik"
Artinya:
"Saya mengantarkan kamu pergi, carilah temanmu yang lain'
4. Mantra menguji kesetiaan
Mantra untuk menguji kesetiaan seseorang juga ada lho. Bunyinya adalah.
"Kain andak sulam setero. Kitemen sayang di nyak, pusau pudak jama dado"
Artinya:
"Kain putih bersulam sutra. Jika benar sayang pada saya, usap muka dan dada"
5. Mantra memakai pakaian
Kemudian mantra pada saat memakai pakaian atau sarung supaya merasa percaya diri dengan apa yang dipakai. Mantra ini bermakna meski pakaiannya tidak baru atau tidak sesuai dengan gaya orang lain tapi tetap bagus saat dipakai.
"Injung-injung pakai bepinjung; kipak salah di pinjungkeu kenawat bagho dipudakkeu"
Artinya:
"Kain untuk bersarung, meskipun salah pada sarungku, bulan purnama di mukaku"
Menarik juga ya sastra lisan Lampung dipakai kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Alasan Lampung Kental Budaya Jawa, dari Bahasa dan Nama Tempat