TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Agar Terhindar dari Perilaku People Pleaser di Dunia Kerja

Jangan sibukkan diri untuk orang lain terus!

Ilustrasi orang duduk dengan rekan kerja

People pleaser merupakan sebutan untuk orang yang sering merasa tidak enakan, sulit menolak permintaan orang lain dan berusaha untuk sibuk membuat orang lain bahagia. Terlebih budaya timur beranggapan, sebagai makhluk sosial perlu menjadi baik pada semua orang.

Orang yang beranggapan menjadi people pleaser identik dengan orang yang ramah, baik dan suka membantu orang lain. Meskipun bersikap baik hati dan sering membantu adalah hal yang baik, bertindak terlalu jauh malah membuat pribadi merasa kehabisan energi, rentan stres dan mengalami kecemasan.

People pleaser, seringkali berusaha mengutamakan kepentingan orang lain daripada diri sendiri. Perilaku ini cenderung suka menyenangkan orang lain juga mengalami kesulitan dalam membela diri, sehingga bisa mengarah pada pola pengorbanan diri atau pengabaian diri yang merugikan.

Pada dunia kerja, perilaku people pleaser harus dilakukan secara wajar, agar tidak dirugikan. Berikut lima cara agar terhindar dari perilaku people pleaser di dunia kerja.

1. Membuat batasan diri kapan perlu membantu, atau menolak dengan baik-baik

Ilustrasi rekan kerja membantu (pexels.com/Jonathan Borba)

Menjadi people pleaser, sering sulit berkata tidak. Terlebih jika rekan kerja menyuruhmu di luar job desk yang seharusnya kamu lakukan. Misalnya, mengambilkan kopi untukmu, membelikan makan siang. Membantu pekerjaan milik rekan kerjamu atau memintamu bekerja lembur namun tidak mendapatkan feedback. Selain kata terima kasih. 

Lambat laun, perilaku people pleaser akan menjadi kaki tangan orang lain dan kamu akan kehabisan waktu untuk dirimu sendiri. Perlunya membuat batasan, kalau kamu juga perlu istirahat atau waktu bekerja sudah selesai harus pulang.

Jika orang tersebut meminta terlalu banyak atas bantuanmu, perlu menjelaskan kepadanya kalau kamu tidak bisa membantu. 

Baca Juga: 5 Problema Kerap Dirasakan Freelancer, Setuju?

2. Memulai sesuatu dari hal sederhana dimulai dari menolak lewat pesan

Ilustrasi membuat pesan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Terkadang perasaan sungkan mendominasi people pleaser, mereka sulit untuk mengungkapkan secara verbal. Beri tahu lewat pesan atau chatting, lewat menulis orang tentu akan mudah memahami. Katakan tidak jika kamu sudah tidak mampu untuk menjalani pekerjaan yang di luar job desk. Atau kamu protes dengan jam kerja yang berlebihan. 

Belajar beragumentasi secara logis dan menghindari perdebatan. Tentunya akan membantu rekan kerja menghetahui batasan yang ingin kamu sampaikan. Membuat jadwal baru kapan kamu bisa dimintai tolong dan semua tentu harus ada feedbacknya atas jerih payah yang kamu lakukan. Tidak mentang-mentang teman kerja, dimintai tolong dengan upah terima kasih, saja. 

3. Menetapkan tujuan dan prioritas secara jelas

Ilustrasi menyampaikan tujuan (pexels.com/Fauxels)

Perlu membuat pertimbangan, siapa yang akan kamu bantu. Pekerjaan mana yang harus kamu selesaikan terlebih dahulu. Tujuan ingin kamu capai di tempat kerja.

Tidak semua teman yang butuh bantuan, harus kamu bantu. Jika kamu berusaha menyelesaikan masalah dihadapi oleh temanmu. Lama-lama mereka akan kecanduan memperalat kamu. 

Ketika kamu sudah mengetahui tujuan yang ingin dicapai, perlu menuliskan misi yang lebih utama diselesaikan. Buat skala prioritas dan berani mengatakan tidak, jika jobdesk yang kamu handle itu di luar kemampuanmu. Lewat langkah-langkah tersebut kamu akan sedikit berubah dari people pleaser menjadi orang yang memiliki integritas. 

4. Berlatih self-talk positif

Ilustrasi self talk (pexels.com/George Milton)

Perilaku people pleaser kadang tejebak pada pikirannya sendiri, seolah-olah jika tidak membantu orang lain akan dicap tidak baik, egois atau kurang empati. Padahal kamu bukan pahlawan bagi banyak orang. Jika sudah merasa kewalahan terlalu sibuk membantu orang lain. Kamu perlu memiliki waktu menyendiri dan berbicara pada dirimu. 

Mengafirmasi diri bahwa kamu juga penting, punya prospek masa depan yang cerah. Kamu tidak berkewajiban untuk membuat bahagia semua orang. Mengubah mindsetmu, kalau kamu tidak membantu, tidak apa-apa.

Membantu secara wajar dan perlu menolak secara tegas, kamu masih bisa berdiri walaupun tidak mendapatkan validasi dari orang lain, bahwa kamu orang yang rajin atau suka membantu. 

Baca Juga: 7 Fakta Tentang Rekan Kerja Bermuka Dua, Awas Tertipu!

Writer

Baiq Cynthia

Ibu muda yang suka menulis. Freelancer autor and editor. Temukan saya di Sribulancer: baiqcynthia Blog: https://baiqcynthia.wordpress.com/

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya