Sakara Coffee, Cafe Green Living Mini di Bandar Lampung

Ada promo untuk pengguna tumbler dan pesepeda

Bandar Lampung, IDN Times - Dalam dekade ini budaya ngopi di Lampung makin menjadi tren saja. Hal ini terlihat dari terus bermunculannya cafe-cafe dengan menu utama kopi di Kota Tapis Berseri.

Sayangnya, penggunaan gelas dan sedotan plastik tentu semakin bertambah. Apalagi hampir semua cafe di Bandar Lampung menyuguhkan menu minuman dengan gelas dan sedotan plastik.

Namun berbeda dengan salah satu kafe mini di Gang Damar, Jalan Kayu Manis, Kedaton, Bandar Lampung ini. Meski belum sepenuhnya menghilangkan gelas dan sedotan plastik, Iksan (22), salah satu owner dari Sakara Coffee punya ide cemerlang untuk mengurangi sampah plastik di cafenya.

“Kalau pakai gelas dan sedotan plastik kita memang masih. Cuma kita punya promo khusus yang memang kita pertahankan sejak Sakara ada yang berhubungan dengan ramah lingkungan yaitu promo tumbler dan pesepeda,” katanya ketika ditemui IDN Times, Jumat (3/3/2023).

1. Sejarah awal Sakara Coffee

Sakara Coffee, Cafe Green Living Mini di Bandar LampungSalah satu Owner Sakara Coffee, Iksan. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Membangun usaha di usia muda tak dilakukan sendirian oleh Iksan. Awalnya ia dan teman satu kampusnya di Universitas Teknokrat Indonesia, Adit merasa memiliki banyak waktu luang saat perkuliahan masih dilakukan secara online.

“Waktu itu tahun 2020 kan COVID-19, kuliah masih online tuh. Terus kok diliat banyak waktu kosong, akhirnya karena kita memang suka ngopi, kita coba buat nih sambil promosiin ke teman-teman terdekat dulu,” jelasnya.

Selain itu, ia dan Adit juga ternyata memang telah memiliki pengetahuan tentang membuat kopi lewat beberapa pelatihan. Hingga akhirnya mereka resmi mendirikan Sakara pada November 2020 dengan kedai pertama di Kecamatan Kemiling.

“Selama 2 bulan tuh kami di sana, pakai stand bongkar pasang. Setelah 2 bulan kita mutusin untuk pindah karena daerah situ mungkin orangnya belum bisa nerima kopi di pinggir jalan dan gak ketemu pasarnya dan pindah ke Teuku Umar,” jelasnya.

Ia menceritakan, saat itu Sakara hanya memiliki satu alat pembuat kopi manual dan beberapa interior cafe dibuat sendiri oleh mereka lewat ilmu las saat SMK. Sekitar 2 tahun Sakara Coffee beroperasi di Jalan Teuku Umar, akhirnya mereka memutuskan pindah lagi ke kedainya saat ini. 

2. Menggiatkan kembali pesepeda

Sakara Coffee, Cafe Green Living Mini di Bandar LampungSakara Coffee menyediakan parkir sepeda. (Instagram.com/sakaracoffee).

Iksan mengatakan, awalnya ide promo bagi pengguna tumbler dan pesepeda muncul akibat permintaan pasar. Dalam kesehariannya ia memang tak jauh dari berbagai komunitas termasuk komunitas sepeda. 

“Nah dari teman-teman sepedaan itu, mereka ngasih saran untuk coba adain promo buat pesepeda. Awalnya memang untuk ngegaet market dari situ dan kita jalanin sampai sekarang,” ujarnya.

Sepeda memang sempat populer pada awal-awal pandemik COVID-19, Iksan mengatakan teman-teman komunitas sepedanya banyak aktif di 2020. Namun makin ke sini sudah semakin jarang orang menggunakan sepeda untuk berolahraga maupun sebagai alat transportasi.

“Sambil pengin naikin grafik anak sepedaan lagi aja sih karena kan sepedaan itu pas 2020 aja boomingnya. Terus semakin ke sini makin turun tuh makanya kita narik lagi nih biar pada sepedaan lagi,” katanya.

Baca Juga: 5 Restoran Seafood Populer di Bandar Lampung, Siap Mukbang!

3. Mengurangi sampah plastik dengan membawa tumbler

Sakara Coffee, Cafe Green Living Mini di Bandar LampungSakara Coffee. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Sedangkan promo tumbler muncul dari idenya yakni ingin mengurangi sampah plastik sembari ingin membuat konsumennya lebih praktis dalam membawa kopinya saat mau di bawa kemana-mana.

“Salah satunya pengen ngurangi pakai gelas plastik. Terus biar praktis dan simple aja karena kalau take away bisa diminum terus ditutup lagi kan, jadi bisa menjadi solusi waktu pergi jauh,” imbuhnya.

Promo pesepeda maupun tumbler sampai saat ini masih berlaku. Iksan mengatakan untuk promo pesepeda, konsumen akan diberi diskon Rp5.000 per item minuman, sedangkan pada promo tumbler konsumen akan diberi diskon 10 persen untuk minuman coffee base.

4. Bagi konsumen dine in pakai gelas biasa

Sakara Coffee, Cafe Green Living Mini di Bandar LampungSakara Coffee. (Instagram/sakaracoffee)

Ia mengatakan, selama Sakara buka, konsumen dengan tumbler dan pesepeda terbilang lumayan banyak. Jika dihitung, dalam seminggu ada sekitar 10 orang membawa tumbler untuk membeli kopinya.

“Lumayan sih yang bawa tumbler. Tapi yang bawa sepeda lebih banyak. Kalau pesepeda itu hampir setiap hari ada karena memang temen-temen kita juga ada di sana,” imbuhnya.

Lalu untuk mendukung green living juga, Iksan berusaha menggunakan gelas berkali pakai untuk konsumen dine in. Namun tak jarang beberapa konsumen juga meminta untuk memakai gelas plastik agar jika tersisa bisa di bawa pulang.

5. Masih mempertimbangkan untuk menggunakan sedotan kertas

Sakara Coffee, Cafe Green Living Mini di Bandar LampungSakara Coffee. (Instagram/sakaracoffee)

Tentang sedotan ramah lingkungan seperti kertas dan bambu, Iksan mengaku baru sekedar tahu dan ada keinginan ke arah sana saja agar cafenya bisa lebih ramah lingkungan. Namun ia belum mencari tahu tentang hal itu.

“Kalau keinginan ada, tapi jujur memang belum cari tahu sih kayak harganya berapa. Insya Allah mungkin ada ya rencana tapi yang jelas kita coba cari yang simple dan praktis dulu aja sih,” katanya.

Ia juga mengatakan, dalam waktu dekat Sakara akan kembali memberlakukan promo kopi pagi. Ia mengatakan karena saat ini pengerjaan kedai baru Sakara belum sepenuhnya selesai sehingga jam operasionalnya masih belum tetap.

“Kita sekarang belum ada jam operasional tetap karena masih beres-beres juga nyambi ngerampungin nyambi jualan. Soon kita bakal ada promo kopi pagi itu nanti kopi plus snack gitu setiap hari dari jam 8-10 pagi,” jelasnya.

Baca Juga: Rekomendasi Cafe di Lampung Harga Minuman di Bawah Rp20 Ribu

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya