Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Perbedaan Makanan Timur Tengah dan Mediterania Kamu Harus Tahu

ilustrasi perbedaan makanan Timur Tengah dan Mediterania (pexels.com/Ali Dashti)
ilustrasi perbedaan makanan Timur Tengah dan Mediterania (pexels.com/Ali Dashti)
Intinya sih...
  • Masakan Timur Tengah dipengaruhi budaya Arab, Persia, Kurdi, dan Ottoman, sementara masakan Mediterania mencakup wilayah di sekitar Laut Mediterania dengan pengaruh Eropa, Afrika Utara, dan Timur Dekat.
  • Bahan utama masakan Timur Tengah adalah biji-bijian dan daging kambing/ayam/sapi dengan rempah-rempah kaya. Sementara itu, masakan Mediterania fokus pada minyak zaitun, sayuran segar, ikan, dan produk susu.
  • Masakan Timur Tengah menggunakan teknik memasak lambat seperti merebus dan memanggang dalam tandoor. Di sisi lain, masakan Mediterania dikenal dengan teknik memasak sederhana seperti memanggang atau
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebagai pecinta kuliner, kamu mungkin sering menjumpai hidangan khas Timur Tengah dan Mediterania di berbagai restoran atau festival makanan. Meski terlihat mirip sekilas, kedua jenis masakan ini sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup mencolok, baik dari segi bahan, teknik memasak, hingga budaya di baliknya, lho.

Mengetahui perbedaan makanan Timur Tengah dan Mediterania dalam artikel ini bisa memperkaya pengalaman kulinermu, nih. Kamu akan melihat ciri khas Timur Tengah dan Mediterania dari bahan-bahan yang digunakan, teknik memasak, hingga filosofi di balik masakan dari dua wilayah ini. Simak hingga akhir, ya!


1. Asal usul dan pengaruh budaya

ilustrasi kayu manis (pexels.com/Nikolett Emmert)
ilustrasi kayu manis (pexels.com/Nikolett Emmert)

Masakan Timur Tengah berasal dari wilayah yang luas mencakup negara-negara seperti Lebanon, Iran, Irak, Suriah, Yordania, Arab Saudi, hingga Mesir. Masakan ini sangat dipengaruhi oleh budaya Arab, Persia, Kurdi, dan Ottoman.

Di sisi lain, masakan Mediterania mencakup wilayah di sekitar Laut Mediterania, seperti Italia, Spanyol, Yunani, Prancis selatan, hingga Maroko, dengan pengaruh Eropa, Afrika Utara, dan Timur Dekat.

Perbedaan budaya ini menciptakan perbedaan mendasar dalam filosofi makanan, lho. Masakan Timur Tengah cenderung menekankan pada kekayaan rasa melalui rempah-rempah seperti za'atar, kapulaga, dan kayu manis.

Sedangkan masakan Mediterania lebih menonjolkan kesegaran bahan alami seperti zaitun, anggur, tomat, dan keju. Meski keduanya menekankan pada kebersamaan dan makanan sebagai bagian dari kehidupan sosial, penyajian dan rasa masing-masing memiliki ciri khas yang unik, ya.


2. Bahan-bahan utama yang digunakan gak sama

ilustrasi ricotta makanan khas Mediterania (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)
ilustrasi ricotta makanan khas Mediterania (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Masakan Timur Tengah banyak menggunakan biji-bijian seperti beras, bulgur, dan lentil sebagai makanan pokok. Daging kambing, ayam, dan sapi menjadi protein utama, yang biasanya dimasak dengan teknik memanggang, merebus, atau membuat kebab.

Rempah menjadi bagian esensial, menjadikan setiap hidangan memiliki rasa yang dalam dan kompleks. Contohnya, masakan seperti shawarma atau kofta mengandalkan campuran rempah yang kaya dan berlapis, nih.

Sebaliknya, masakan Mediterania lebih fokus pada penggunaan minyak zaitun, sayur segar, ikan, dan produk susu seperti feta dan ricotta. Buah-buahan seperti anggur, lemon, dan delima sering dipakai untuk menambahkan rasa segar.

Karbohidrat berasal dari roti gandum atau pasta, bukan nasi. Pemakaian rempah di sini lebih ringan, dan rasa alami dari bahan-bahan lebih ditonjolkan daripada dilapisi oleh bumbu yang kuat, lho.

3. Teknik memasak memiliki tingkat kerumitan berbeda

ilustrasi memanggang dengan teknik tandoor (pexels.com/Valeria Boltneva)
ilustrasi memanggang dengan teknik tandoor (pexels.com/Valeria Boltneva)

Masakan Timur Tengah menggunakan banyak teknik memasak lambat seperti merebus dan memanggang dalam tandoor atau oven tanah liat. Hidangan seperti mansaf (Yordania) atau ghormeh sabzi (Iran) membutuhkan waktu berjam-jam agar rasa rempah meresap sempurna, lho. Teknik fermentasi juga umum digunakan, misalnya dalam pembuatan labneh atau acar khas Timur Tengah.

Sementara itu, masakan Mediterania dikenal dengan teknik memasak sederhana seperti memanggang, mengukus, atau menumis ringan. Misalnya, hidangan seperti ratatouille dari Prancis atau grilled octopus dari Yunani dibuat dengan menonjolkan rasa asli bahan. Teknik memasaknya dirancang untuk mempertahankan nutrisi dan kesegaran, selaras dengan prinsip Mediterranean diet yang sehat dan seimbang.


4. Filosofi dan gaya hidup yang tercermin

ilustrasi baklava makanan Timur Tengah (pexels.com/Jacob Yavin)
ilustrasi baklava makanan Timur Tengah (pexels.com/Jacob Yavin)

Makanan Timur Tengah mencerminkan filosofi hidup yang erat dengan tradisi, agama, dan momen kebersamaan keluarga. Banyak hidangan disiapkan untuk acara besar atau keagamaan, seperti iftar selama Ramadan. Pembagian makanan adalah simbol keramahan (hospitality) dan kehormatan terhadap tamu, lho.

Sedangkan gaya hidup Mediterania sangat menekankan pada kesederhanaan dan kebugaran. Mediterranean diet bahkan diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Filosofinya adalah makan dalam porsi kecil tapi bervariasi, fokus pada bahan lokal, serta kebiasaan makan bersama yang santai namun penuh makna. Ini menjadikan masakan Mediterania gak hanya sehat, tetapi juga berkelanjutan secara ekologis.


5. Contoh hidangan khas yang berbeda

ilustrasi  tzatziki masakan Mediterania (pexels.com/Shameel mukkath)
ilustrasi tzatziki masakan Mediterania (pexels.com/Shameel mukkath)

Beberapa hidangan Timur Tengah yang populer antara lain falafel, hummus, kibbeh, tabbouleh, dan baklava. Meski beberapa dari hidangan ini juga dijumpai di negara Mediterania, resep dan penyajiannya sangat berbeda. Misalnya, hummus ala Lebanon lebih creamy dan kaya minyak zaitun dibanding versi yang ditemukan di Israel atau Yunani.

Sebaliknya, masakan Mediterania menghadirkan hidangan seperti bruschetta, moussaka, paella, tzatziki, dan tapas. Fokusnya terletak pada kesederhanaan dan tampilan estetis. Sebagai contoh, tzatziki menggunakan yogurt dan mentimun dengan rasa lebih ringan dan menyegarkan dibanding labneh dari Timur Tengah yang lebih kental dan asam..


Setelah memahami berbagai aspek mulai dari bahan, teknik, hingga filosofi, kamu pasti menyadari perbedaan makanan Timur Tengah dan Mediterania bukan sekadar soal rasa, tetapi juga soal identitas budaya yang mendalam, kan? Keduanya menawarkan pengalaman kuliner yang kaya dan menggoda, namun dengan pendekatan yang sangat berbeda terhadap makanan, ya

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us