TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kece! Laba Bersih XL Axiata Semester I Rp716 Miliar

Melakukan sejumlah program dan optimalisasi

Ilustrasi statistik lonjakan pesat. Pixabay.com/Tumisu

PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) kembali berhasil meraih pertumbuhan kinerja di sepanjang kuartal kedua 2021. Prestasi ini ditandai dengan diraihnya kenaikan total pendapatan sebesar 8 persen menjadi Rp6,73 triliun. Torehan itu meningkat dibandingkan kuartal pertama tahun ini (Q to Q).

Selain itu, EBITDA juga tumbuh 8 persen Q to Q, dengan marjin lebih dari 50 persen. Pada kuartal kedua ini, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp395 miliar atau naik 23 persen Q toQ, sekaligus memberikan kontribusi pada total laba bersih semester pertama tahun ini sebesar Rp716 miliar.   

1. Saldo kas Rp1,91 triliun

Mata uang uang Indonesia (Shutterstock/Maciej Matlak)

Neraca perusahaan saat ini juga tetap sehat dengan saldo kas yang relatif tinggi. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp1,91 triliun, kemudian manajemen perseroan juga mampu mempertahankan tingkat kesehatan neraca dengan tingkat utang bersih yang terkelola dengan baik dan stabil.

Besar utang bersih meningkat sebesar 19 persen YoY, menjadi Rp8,09 triliun. Untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih baik mencapai 0,6x. Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi USD.

Sebesar 71 persen dari pinjaman yang ada saat ini berbunga floating dan pembayarannya dikelola hingga dua tahun ke depan.

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, XL Axiata telah membelanjakan capex yang lebih besar. Hingga akhir semester 1 2021, capitalized capex meningkat 22 persen YoY menjadi Rp 4,57 triliun.

Baca Juga: XL Axiata Dukung Work From Bali dan Vaksinasi Indonesia Bangkit

2. Berhasil mengurangi beban operasional

pixabay.com

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, pencapaian positif kinerja keuangan ditopang keberhasilan penjualan dan kenaikan trafik diraih sepanjang periode Lebaran lalu. Pada saat yang bersamaan, pihaknya terus fokus melakukan digitalisasi di semua lini bisnis dan operational excellence.

“Termasuk menekan biaya untuk mempertahankan tingkat profitabilitas serta meningkatkan efisiensi. Kami juga menawarkan produk-produk yang tepat sesuai kebutuhan pelanggan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data analytics untuk melakukan upselling melalui saluran penjualan omni channel yang kami miliki,” paparnya dalam keterangan tertulis, Kamis (5/8/2021).

Dian menambahkan, sepanjang semester 1 2021, perseroan berhasil mengurangi beban operasional sebesar 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Penurunan  biaya operasional tersebut terjadi pada biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya sebesar -22 persen YoY.

Penurunan terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai akibat dari penurunan trafik layanan legacy (SMS dan voice). Selain itu, biaya tenaga kerja juga turun -6 persen YoY karena revisi provisi remunerasi. Biaya infrastruktur turun sebesar 13 persen YoY. Sementara untuk biaya pemasaran meningkat 31 persen YoY.

3. Jumlah BTS 4G naik menjadi 65.658

XL Axiata tambah kapasitas jaringan telekomunikasi hingga 200 persen (IDN Times/XL Axiata)

Pada sisi jaringan, XL Axiata juga terus melakukan perluasan jaringan data pita lebar ke berbagai pelosok Nusantara, terutama di wilayah luar Jawa. Selain itu, proses fiberisasi juga terus diperluas untuk meningkatkan kualitas layanan data.

Tercatat, hingga akhir semester 1 2021 ini, perseroan berhasil meningkatkan jumlah total BTS menjadi 156.709 unit, atau naik 12 persen YoY. Jumlah BTS 4G naik menjadi 65.658, dari 49.744 di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara untuk area yang terlayani 4G mencapai total 458 kota/kabupaten.

Dari sisi produk, pada kuartal kedua 2021, perseroan meluncurkan produk baru, salah satunya paket XL SATU Fiber, yang merupakan pionir layanan konvergensi di Indonesia. Produk ini menggabungkan layanan seluler XL dengan layanan fixed broadband XL Home.

Sementara itu, upaya digitalisasi untuk meningkatkan penjualan produk-produk XL Axiata juga terus dilakukan, dari mulai untuk mendeteksi kebutuhan setiap pelanggan berdasarkan profil penggunaan layanan, menyediakan tool digital yang memudahkan pelanggan dalam membeli produk, hingga penyediaan promo sesuai profil pelanggan.  

4. Jumlah pelanggan meningkat menjadi 56,7 juta

ilustrasi pelanggan restoran (unsplash.com/K8)

Peningkatan kualitas dan jangkauan jaringan XL Axiata, penyediaan produk yang sesuai kebutuhan pelanggan, serta digitalisasi untuk peningkatan penjualan, telah berhasil mendorong meningkatnya trafik penggunaan data. Tercatat, selama semester pertama 2021, total trafik layanan meningkat sebesar 33 persen YoY menjadi 2.963 Petabyte.

Peningkatan trafik ini mendorong meningkatnya pendapatan data. Secara Q to Q, pendapatan data di kuartal kedua 2021 meningkat sebesar 9 persen menjadi Rp 5,90 triliun.  Tumbuhnya pendapatan data tersebut mampu meningkatkan besaran kontribusi terhadap total pendapatan layanan menjadi sebesar 94 persen.

Meningkatnya kualitas layanan secara umum juga turut berkontribusi pada meningkatnya jumlah pelanggan. Hingga akhir kuartal kedua 2021, tercatat total jumlah pelanggan meningkat menjadi 56,77 juta, dari sebelumnya sebanyak 56,02 juta di kuartal pertama.

Untuk ARPU blended juga meningkat dari Rp35 ribu di kuartal pertama menjadi Rp37 ribu di kuartal kedua. Sementara untuk tingkat penetrasi smartphone, berhasil meningkat dari 90 persen di kuartal pertama menjadi 91 persen di kuartal kedua.

5. Bidik sejumlah peluang bisnis

Pinterest

Dian mengemukakan, sejumlah peluang positif di dalam industri telekomunikasi Indonesia dibidik. Salah satunya terkait kemungkinan terjadinya konsolidasi operator, karena akan membawa dampak menyehatkan industri telekomunikasi secara umum.

Selanjutnya, cara kerja digital, sekolah, dan kehidupan sehari-hari akan menciptakan permintaan data dalam jangka panjang. Peluang lainnya berupa peningkatan permintaan layanan fixed broadband (FTTH), di mana telah tersedia layanan XL Home dengan area layanan yang terus meningkat. Selain itu, keberadaan UU Ciptakerja juga bermanfaat positif dalam jangka panjang, termasuk untuk efisiensi capex dan opex dalam menyediakan layanan 5G.

Di sisi lain, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi tahun 2021. Salah satunya adalah akan terus berlanjutnya kompetisi yang ketat antar operator.

Meningkatnya intensitas kompetisi sejak akhir tahun 2020 lalu terasa berdampak pada pertumbuhan industri. Selain itu, pandemik COVID-19 sepertinya masih akan terus membayangi hingga memasuki semester kedua 2021. Berbagai pembatasan yang diterapkan pemerintah akan memperlambat pemulihan ekonomi. 

Baca Juga: Keren! Jaringan 4G XL Axiata Jangkau 2.431 Desa di Lampung

Berita Terkini Lainnya