Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Kenaikan harga daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, ayam hidup dan kopi bubuk ternyata memberi andil terhadap inflasi Maret 2024 di Provinsi Lampung sebesar 0,36 persen (month to month).
Andil masing-masing komoditas itu sebesar 0,12 persen; 0,11 persen; 0,09 persen; 0,07 persen; dan 0,05 persen. Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan, Selasa (2/4/2024).
1. Pemicu terjadinya inflasi
Ilustrasi ayam bahan gyozo (Unsplash.com/Eiliv Aceron) Junato menjelaskan, peningkatan harga daging ayam ras, telur ayam ras, dan ayam hidup terutama didorong kenaikan harga pakan ternak dan akselerasi permintaan pada periode HBKN Ramadan. Sedangkan kenaikan harga bawang putih selaras dengan kenaikan harga di tingkat distributor akibat meningkatnya harga beli dari negara asal impor, terutama Tiongkok.
Namun di sisi lain imbuh Junanto, Maret 2024 terdapat sejumlah komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai merah, beras dan cumi-cumi. Andil masing-masing sebesar -0,19 persen; -0,13 persen; dan -0,03 persen.
Penurunan harga cabai merah sejalan dengan masuknya periode panen di beberapa daerah produsen cabai di Lampung dan panen raya di Sukabumi sebagai salah satu daerah pemasok cabai merah terbesar untuk Lampung.
Adapun penurunan harga beras didorong oleh surplus gabah sejalan dengan masuknya periode panen pada Maret 2024. Sementara itu, penurunan harga cumi-cumi sejalan dengan terjaganya pasokan di tengah kondisi cuaca yang lebih kondusif.
Baca Juga: Layanan Penukaran Uang BI Hadir di Kapal Penyeberangan Bakauheni-Merak
2. Secara tahunan, inflasi Lampung Maret 2024 lebih tinggi dari nasional
Ilustrasi inflasi. (Pexels/Markus Winkler) Junanto mengatakan, inflasi periode Maret 2024 tercatat lebih rendah dibandingkan periode Februari 2024 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,39 persen (mtm). Begitu juga Tingkat inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan rata-rata tingkat inflasi gabungan di Provinsi Lampung bulan Maret tiga tahun terakhir dan tingkat inflasi nasional yang masing-masing tercatat sebesar 0,44 persen (mtm) dan 0,52 persen (mtm).
Jika perbandingannya secara tahunan, IHK gabungan di Provinsi Lampung Maret 2024 tercatat mengalami inflasi 3,45 persen (yoy). Itu lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,05 persen (yoy).
Ke depan, KPW BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan
empat kabupaten/kota di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1persen (yoy) sampai akhir 2024.
3. Perlu upaya mitigasi kendalikan inflasi
Ilustrasi menentukan strategi pemasaran dan promosi (freepik.com/tirachardz) Menurut Junato, diperlukan upaya mitigasi mengendalikan inflasi merujuk beberapa risiko. Risiko itu dibagi dalam kategori Inflasi Inti, Inflasi Volatile Food (VF) dan Inflasi Administered Prices (AP).
Berikut rinciannya.
Inflasi Inti
- Potensi kenaikan permintaan agregat yang didorong oleh kenaikan UMP tahun 2024 serta berlanjutnya penyaluran bansos
- Berlanjutnya ketidakpastian global seiring belum meredanya tensi geopolitik global yang berpotensi mendorong peningkatan harga emas dunia.
Inflasi VF
- Risiko meningkatnya harga komoditas hortikultura yaitu cabai dan bawang pada periode tanam
- Risiko terbatasnya ketersediaan beras akibat mundurnya puncak produksi padi akibat El Nino
- Meningkatnya harga referensi minyak kelapa sawit pada awal tahun
Inflasi AP
- Ketidakpastian kondisi perang di Timur Tengah berisiko menyebabkan revisi ke atas harga minyak dan gas dunia 2024
- Potensi kenaikan harga aneka rokok sejalan dengan kenaikan tarif cukai rokok tahun 2024 sebesar 10 persen dan rokok elektrik sebesar 15 persen.