TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenaikan Harga Cabai Berkontribusi Banyak Inflasi 0,73 Persen Juli 2022

Minyak goreng malah jadi penghambat inflasi

Ilustrasi cabai merah (pexels.com/Artem Beliaikin)

Bandar Lampung, IDN Times - Kenaikan harga cabai beberapa waktu lalu rupanya memberi dampak cukup berarti inflasi Juli 2022 di Lampung.

Hal itu dikemukakan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Endang Retno Sri Subiyandani dalam konferensi persnya, Senin (1/8/2022). Ia mengatakan, inflasi terjadi akibat adanya peningkatan indeks harga beberapa komoditi, salah satunya adalah cabai merah.

“Hingga beberapa waktu lalu harga cabai khususnya cabai merah memang melambung tinggi, hal ini disebabkan oleh faktor cuaca menyebabkan panen cabai berkurang, sehingga pasokan cabai ikut berkurang,” kata Endang.

Baca Juga: Juni Inflasi Lampung 0,18 Persen, BI: Perlu Mitigasi Kendalikan Inflasi

1. Inflasi Juli 2022 Provinsi Lampung meningkat 0,73 persen

Ilustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Endang mengungkapkan Inflasi pada Juli 2022 di Provinsi Lampung mengacu pada inflasi dua kota di Lampung yaitu Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. Di Bandar Lampung inflasi meningkat sebesar 0,75 persen sedangkan di Metro 0,58 persen.

“Mengacu pada dua kota di Lampung ini, Indeks Harga Konsumen di Lampung pada Juni 2022 berada di angka 112,64, sedang pada Juli 2022 yaitu sebesar 113,46 sehingga mengalami inflasi sebesar 0,73 persen,” katanya.

Berbeda dengan month to month, jika dibandingkan tahun lalu atau Juli 2021 (year on year), series inflasi pada Juli 2022 mengalami kenaikan sebesar 5,61 persen.

2. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih jadi kontributor terbesar inflasi

Ilustrasi bahan makanan (IDN Times/Irma Yudistirani)

Seperti bulan-bulan sebelumnya, kontribusi terbesar inflasi Juli 2022 masih sama yaitu pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini memiliki andil sebesar 0,52 poin atau hampir 72 persennya.

Kemudian kelompok transportasi juga memiliki andil cukup banyak yaitu sekitar 21 persen atau 0,15 persen. Sedangkan untuk kelompok pakaian dan alas kaki, rekreasi olahraga budaya, dan penyedia makanan dan minuman tidak memberikan kontribusi apapun.

“Sedangkan untuk penyumbang deflasi itu ada pada kelompok kesehatan dan perawatan pribadi dan jasa. Kedia kelompok ini deflasi -0,39 persen,” katanya.

3. Cabai penyumbang terbesar inflasi

Cabai di pasar tradisional Kota Bandar Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Sedangkan menurut komoditinya, cabai merupakan kelompok makanan, minuman, tembakau yang memiliki penyumbang inflasi terbesar yaitu sebesar 0,2555 persen.

Komoditi penyumbang inflasi pada kelompok makanan, minuman, tembakau lainnya adalah rokok dan bawang merah. Endang menyebutkan, kenaikan harga rokok disebabkan karena bea cukai yang meningkat. Sedangkan bawang merah dikarenakan faktor cuaca, sama seperti cabai merah.

“Bawang merah naik itu mirip seperti cabai, karena panen di beberapa daerah terkena dampak cuaca seperti hujan deras dan banjir sehingga menyebabkan gagal panen dan stok bawang berkurang,” katanya.

Sedangkan kenaikan inflasi pada kelompok transportasi dikarenakan tarif angkutan udara. Ia melanjutkan, saat ini pemerintah melalui menteri perhubungan telah mengizinkan maskapai untuk melakukan penyesuaian biaya pada angkutan udara penumpang dalam negeri.

“Lalu daging ayam ras juga mengalami kenaikan indeks harga. Hal ini disebabkan adanya kenaikan harga pakan ternak dan permintaan pasar yang meningkat,” imbuhnya.

Baca Juga: Inflasi Juni 1,20 Persen Lampung Dipicu Cabai dan Angkutan Udara 

Berita Terkini Lainnya