TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Muktamar ke-34 NU, 9 Destinasi Ziarah Makam Ulama di Provinsi Lampung

Makam tersebar di beberapa kabupaten/kota Lampung

Ziarah ke makam para wali dan ulama merupakan sebuah tradisi tidak bisa lepas dari warga Nahdatul Ulama (NU). (IDN Times/Istimewa)

Bandar Lampung, IDN Times - Ziarah ke makam para wali dan ulama merupakan sebuah tradisi tidak bisa lepas dari warga Nahdatul Ulama (NU). Umumnya, mereka akan menyempatkan diri untuk berziarah ke makam para kiai dan ulama saat berkunjung ke suatu daerah.

Layaknya pada momentum Muktamar ke-34 NU tahun ini, para muktamirin atau peserta muktamar dan warga NU lainnya dapat berziarah ke makam para ulama tersebar di sejumlah kabupaten/kota Provinsi lampung.

Berikut IDN Times rangkum sembilan destinasi ziarah makam ulama Lampung. Lokasi ini bisa menjadi alternatif kunjungan ziarah para muktamirin dan warga NU berkunjung provinsi berjuluk ke Sai Bumi Ruwa Jurai.

1. KH Muhammad Busthomil Karim (Lampung Tengah)

Panitia Daerah mengonfirmasi kegiatan pembukaan Muktamar ke-34 Nahdatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussa'adah, Lampung Tengah. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Makam kiai terkenal dengan panggilan Mbah Busthom ini terletak di komplek Pesantren Roudlotus Sholihin Purwosari, Kecamatan Padang Ratu, Lampung Tengah. Ulama kharismatik penyebar agama Islam ini merupakan seorang mursyid thariqah kelahiran Kebumen Jawa Tengah pada 1890.

Pertama kalinya, Mbah Busthom hijrah ke Lampung pada 1952 dan menetap di daerah Kecamatan Gisting, Tanggamus. Kemudian berpindah ke Lampung Tengah sampai akhir hayat beliau. Sampai saat ini, ribuan murid thariqah selalu hadir pada acara haul dilaksanakan di pesantren peninggalannya.

Baca Juga: Panitia Daerah Konfirmasi Jokowi Hadiri Pembukaan Muktamar ke-34 NU

2. KH Ahmad Shodiq (Lampung Timur)

Antaranews/HO

Makam KH Ahmad Shodiq berada di komplek pemakaman Pondok Pesantren Darussalamah Brajadewa, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur. Mbah Shodiq merupakan Mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah terkenal memiliki kedekatan khusus dengan almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Salah satu ulama kharismatik Lampung ini mendirikan pesantren kini dilanjutkan oleh putra-putranya, dengan ribuan santri dan alumni berasal dan tersebar bukan hanya dari Lampung namun juga di Pulau Jawa.

3. KH Khusnan Musthofa Ghufron (Metro)

Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Menteri Perdagangan, M Lutfi melakukan ziarah ke makam H. Anif Bin H. Gulrang Shah di halaman Mesjid Al Musannif Cemara Asri. (Dok. IDN Times)

Makam Kiai Khusnan terletak di Komplek Pondok Pesantren Darul A’mal Kota Metro. Kiai Khusnan merupakan seorang kiai sangat tegas memegang prinsip hidup dan berdakwah.

Ketegasan inilah menjadikan Kiai Khusnan diberi julukan 'Singa Putih Penjaga Rimba Ulama', selain itu ia juga sering mengenakan pakaian putih semasa hidup.

Kiai Khusnan bukan hanya aktif berdakwah secara kultural. Namun di struktur NU pun beliau sangat aktif sehingga pernah menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung.

4. Habib Abu Abdillah bin Alwi Assegaf (Lampung Selatan)

www.minews.id

Makam Habib Abu Abdillah berada di komplek Pondok Pesantren Darul Maarif Banjar Negeri Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Ia merupakan ulama penyebar agama Islam dan juga seorang mursyid thariqah.

Perjuangannya sampai saat ini tetap diteruskan oleh para anak dan cucu di antaranya ialah, Habib Asadullah Assegaf kini merupakan Mudir (Ketua) Jamiyyah Ahlit Thariqah al Mu’barah an-Nahdliyyah (JATMAN) Provinsi Lampung.

Baca Juga: Bazar dan Pameran di Lapangan Saburai Siap Meriahkan Muktamar ke-34 NU

5. Raden Intan II (Lampung Selatan)

Radin Inten II adalah pahlawan nasional asal Lampung. (IDN Times/Istimewa).

Makam Raden Intan II merupakan keturunan Raden Fatahillah ini berada di Desa Gedung Harta atau Benteng Cempaka, Kabupaten Lampung Selatan. Raden Intan II adalah sosok terkenal dengan kegigihan menentang penjajahan Belanda.

Perjuangan Raden Intan II masih bisa terlihat dari bekas peninggalan di Gunung Rajabasa berupa benteng dan kubu pertahanan perang. Kepahlawanannya inilah kemudian nama Raden Intan II tersebut disematkan sebagai nama Bandara terbesar di Lampung yakni, Bandar Udara Raden Intan II.

6. Tubagus Yahya (Bandar Lampung)

Tugu Adipura Bandar Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Makam Kiai asal Pulau Jawa ini berada di jalan Banten, Kuripan, Kecamatan Telukbetung Barat, Kota Bandar Lampung. Sebelum menuju tanah Lampung, ia juga sempat tinggal di Bogor, Jawa Barat lalu baru berhijrah ke Lampung.

Selain berdakwah, ulama wafat pada 1930 ini sering membantu kesembuhan masyarakat tengah sakit melalui wasilah air putih. Atas izin Allah SWT, banyak masyarakat kembali sehat setelah meminum air putih telah dibacakan doa-doa tersebut.

7. KH Ghalib (Pringsewu)

Ziarah ke makam para wali dan ulama merupakan sebuah tradisi tidak bisa lepas dari warga Nahdatul Ulama (NU). (IDN Times/Istimewa)

Makam KH Ghalib terletak di Pemakam Kuncup, Kecamatan Pringsewu Barat, Kabupaten Pringsewu. KH Ghalib adalah ulama kharismatik asal Pringsewu merupakan murid dari pendiri NU KH Hasyim Asy’ari.

KH Ghalib lahir di Mojosantren, Krian, Jawa Timur pada 1899 dan hijrah ke Lampung di 1927. Ia adalah tokoh penting dari terusirnya penjajah Jepang dan Belanda dari tanah Bambu Seribu. Untuk mengenang jasanya, namanya saat ini diabadikan menjadi nama masjid, jalan, dan sekolah berada di dekat lokasi makam.

Setiap saat atau momen-momen tertentu, makam KH Gholib juga selalu didatangi peziarah bukan hanya dari seputar Lampung, namun juga dari berbagai penjuru Indonesia.

8. KH Raden Rahmat Djoyo Ulomo (Lampung Timur)

Ziarah di makam pahlawanan nasional KH Abdul Wahab Chasbullah. IDN Times/Zainul Arifin

Makam ulama kharismatik Lampung ini berada di komplek Pondok Pesantren Tri Bhakti At-Taqwa Lampung Timur. Mbah Djoyo Ulomo wafat pada usia 114 tahun ini merupakan tokoh dunia pesantren dan seorang mursyid thariqah.

Dalam belajar ilmu agama, Mbah Djoyo Ulomo tercatat pernah menimba ilmu diberbagai pondok pesantren Jawa Timur, antaranya Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Kedung Lo, Pesantren Bandar Kidul dan tempat Kiai Fattah Tulung Agung Jawa Timur.

Mbah Djoyo Ulomo adalah kiai sangat aktif dalam kegiatan masyarakat, baik sosial maupun keagamaannya. Pada tahun 1970-an, ia merupakan salah satu syuriah di NU Lampung Tengah.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Hadiri Muktamar NU dan Resmikan Masjid UIN Raden Intan 

Berita Terkini Lainnya