Terdegradasi Liga 3, Pelatih Badak Lampung: Pemain Tidak Profesional!

Rudy melanjutkan, sejatinya pesepakbola profesional harus memiliki kedisiplinan, mental kuat, dan kesabaran. Hal itulah umumnya kini tak dimiliki para pemain bermarkas di Stadion Sumpah Pemuda PKOR Way Halim itu.

"Bukan saya mau mencari-cari alasan karena terdegradasi, tapi memang faktanya seperti itu. Mudah-mudahan ke depannya memilih pemain lebih hati-hati, agar bisa lebih nyaman saat berkompetisi," imbuh dia.

Menurutnya, sikap profesional pemain Badak Lampung FC dapat diukur saat harus melakoni laga terakhir babak penyisihan Grup B melawan Perserang Serang dengan hasil kekalahan 0-1. "Pemain tidak bisa main tenang. Kita mendapatkan beberapa peluang di babak pertama, tapi tetap saja tidak bisa gol," sambung dia.

Meski menyoroti kinerja pemain dinilai kurang maksimal, Rudy tetap mengapresiasi kinerja tim dan buka peluang kepada manajemen Badak Lampung FC, untuk kembali menukangi klub di musim depan saat berkompetisi di Liga 3.

Kendati demikian, ia meminta syarat manajemen memberi dukungan penuh guna merombak komposisi susunan pemain saat ini. Selain itu, mendatangkan sejumlah punggawa memiliki mentalitas dan karakter bermain mempuni.

"Mereka harus siap mati di lapangan untuk tim, karena teknik saja tidak akan cukup kalau tak ditunjang fisik dan mental. Jangan sampai terjadi seperti sekarang ini," harap Rudy.

Mewakili pemain Badak Lampung FC, Jawwad Jazil El Wafa mengatakan, para punggawa sejatinya telah berjuang guna memberikan momen baik pada aga terakhir kontrak Laskar Singandaru di Liga 2 2021.

Namun demikian, lagi-lagi 'Dewi Fortuna' tak berpihak kepada Badak Lampung FC, sehingga kembali harus menelan pil pahit atas Perserang. Catatan itu, sekaligus memberikan 8 kekalahan, 1 kemengan, dan 1 hasil imbang dari total 10 pertandingan telah dimainkan.

"Kami punya banyak peluang. Hari ini kami telah bermain untuk memperjuangkan kemenangan, tapi apa mau dikata akhirnya kami kembali kalah," tandas Wafa.