Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251027-WA0008.jpg
Konferensi pers Bhayangkara Presisi Lampung FC vs Persijap Jepara. (IDN Times/Muhaimin)

Intinya sih...

  • Pelatih Bhayangkara Presisi Lampung FC, Paul Munster, memuji pemain muda dan lini belakang timnya yang tampil percaya diri.

  • Ginanjar Wahyu kembali percaya diri setelah mencetak gol pembuka untuk Bhayangkara.

  • Pelatih Persijap Jepara, Mario Lemos, menilai gol cepat Bhayangkara merusak strategi timnya dan tekanan membuat hasil berbeda.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN TimesBhayangkara Presisi Lampung FC terus menunjukkan tren positif. Tim besutan Paul Munster sukses mengamankan kemenangan 2-0 atas Persijap Jepara dalam lanjutan pekan ke-10 Super League Indonesia 2025, di Stadion Sumpah Pemuda, Senin (27/10/2025).

Pelatih Bhayangkara Presisi Lampung FC, Paul Munster, mengaku puas dengan performa timnya. Ia menilai, para pemain mampu menjalankan rencana permainan dengan baik dan menunjukkan karakter kuat di lapangan.

“Saya senang terhadap tim kami. Kami mampu menunjukkan performa yang konsisten dan mencapai target yang sudah kami bayangkan. Kami mencetak lebih banyak gol dan menjaga clean sheet,” kata Munster dalam konferensi pers usai laga.

1. Puji pemain muda dan lini belakang

Pertandingan Bhayangkara Presisi Lampung FC vs Persijap Jepara. (IDN Times/Muhaimin)

Pelatih asal Irlandia Utara itu juga memuji kontribusi pemain muda yang mulai tampil percaya diri.

“Saya senang dengan perkembangan pemain muda kami. Tapi di liga seperti ini, tidak ada waktu untuk santai. Setelah menikmati kemenangan ini, kami harus segera fokus ke pertandingan dan strategi berikutnya,” ujarnya.

Munster juga turut menyoroti peran bek asing Neehar Sadiki yang tampil impresif dalam menjaga lini belakang sekaligus menjadi pemain terbaik dalam laga tersebut.

“Neehar bermain sangat bagus. Bagi saya, semua pemain penting, tapi dia tampil menonjol malam ini,” ujarnya.

2. Ginanjar Wahyu kembali percaya diri

Gol dari Ginanjar Wahyu pada laga Bhayangkara Presisi Lampung FC vs Persijap Jepara. (IDN Times/Muhaimin)

Pencetak gol pembuka Bhayangkara Ginanjar Wahyu, tampil gemilang dengan mencetak salah satu gol kemenangan tim.

“Saya sangat senang dan bersyukur atas hasil pertandingan hari ini. Bisa mencetak gol tentu sangat berarti bagi saya,” katanya.

Ia mengaku bersyukur bisa kembali menunjukkan performa terbaik setelah melewati masa sulit akibat cedera.

“Semua orang tahu rasanya naik turun karena cedera dan minim menit bermain. Jadi, ketika diberi kesempatan, saya ingin memaksimalkannya dan tetap bersyukur,” tambahnya.

3. Gol cepat rusak strategi

Pelatih Persijap Jepara, Mario Lemos saat konferensi pers pasca laga melawan Bhayangkara Presisi Lampung FC. (IDN Times/Muhaimin)

Pelatih Persijap Jepara, Mario Lemos, kembali menelan pil pahit setelah timnya mengalami kekalahan keempat secara beruntun. Ia menyebut gol cepat Bhayangkara di awal laga membuat timnya kehilangan arah permainan.

“Pertandingan ini sulit bagi kami. Gol dalam dua menit pertama benar-benar membunuh strategi kami,” kata Lemos.

Menurut pelatih asal Portugal itu, anak asuhnya sebenarnya punya peluang untuk membalas, tetapi gagal memanfaatkan kesempatan.

“Kami mencoba mengubah strategi dengan menambah dua penyerang, tapi tetap tidak bisa membalikkan keadaan. Lagi-lagi, kami melakukan kesalahan sendiri dan memberi mereka penalti,” ujarnya.

4. Tekanan membuat hasil berbeda

Pertandingan Bhayangkara Presisi Lampung FC vs Persijap Jepara. (IDN Times/Muhaimin)

Lemos menilai, faktor mental dan pengalaman jadi faktor pembeda utama antara kedua tim.

“Kami punya beberapa peluang bagus, bahkan satu bola membentur mistar gawang. Tapi itu bagian dari sepak bola. Bhayangkara punya pemain berpengalaman, sementara kami masih belajar menghadapi tekanan seperti ini,” jelasnya.

Ia menambahkan, kekalahan beruntun membuat para pemainnya tampil terlalu tegang di awal laga.

“Kami mulai pertandingan dengan terlalu cepat, mungkin karena tekanan untuk menang. Akibatnya, kami kehilangan ketenangan dan sulit menemukan ritme permainan,” tuturnya.

Editorial Team