Mahasiswa Unila Teliti Biji Alpukat Jadi Obat Diabetes
Pengganti beras merah pada pasien diabetes
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Tiga mahasiswa Universitas Lampung Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam lolos pendanaan program kreativitas mahasiswa bidang penelitian eksakta (PKM-PE) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ketiganya adalah Indah Sukma Ningsih, Siti Inah dan Rahmad Nugraha Indra.
Penelitian yang bertajuk biji alpukat untuk dijadikan pati resisten tersebut akan mendapat pendanaan senilai Rp5 juta dari kemendikbud. Namun akibat COVID-19, penelitian mereka harus terhambat dan tidak bisa melakukan penelitian secara langsung.
Berikut IDN Times rangkum seperti apa manfaat dari penelitian ketiga mahasiswa tersebut dan apa saja kendala yang dihadapi akibat COVID-19.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Sampaikan Pesan Khusus Dies Natalis Ke-55 Unila
1. Pengganti beras merah pada pasien diabetes
Lomba PKM yang digulirkan Kemendikbud membuat Indah dan kedua temannya mencari ide untuk bisa mengikuti ajang bergengsi tersebut. Setelah melakukan research pada Oktober 2019 mereka tertarik untuk meneliti bagaimana cara menyembuhkan penyakit diabetes. Alasannya, tingginya tingkat diabetes di Indonesia serta banyaknya limbah biji alpukat yang ada di Lampung.
Menurut Rahmad, penderita diabetes tak bisa memakan nasi putih karena mengandung kadar gula sehingga solusinya adalah mengonsumsi beras merah. Sedangkan beras merah harganya lebih mahal dibandingkan beras putih. Sebab itu mereka mencari tahu obat untuk diabetes sekaligus bisa menggantikan peran dari beras merah tersebut.
Selama pembuatan proposal mereka berkonsultasi dengan dosen yang kebetulan sedang melakukan penelitian tentang bakteri actinomycetes dan meneliti alpukat. “Kata Pak Piyan biji alpukat mengandung sumber pati sedangkan actinomycetes merupakan salah satu bakteri penghasil amilase. Amilase bisa ngubah pati jadi pati resisten. Sedangkan pati resisten bisa menggantikan peran beras merah untuk pasien diabetes melitus,” jelas Indah saat dihubungi, Selasa (27/10/2020).
Dia menambahkan, pati resisten saat melewati di usus halus akan lolos begitu saja dan langsung ke usus besar. Sedangkan di usus besar pati resisten tidak akan mengalami penyerapan gula-gula sehingga langsung didegradasi menjadi veses.
Baca Juga: Agrowisata Unila “Surganya” Melon Lampung, Beli Buah Rp10 Ribu/Kg