TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kece! Mahasiswa Teknokrat Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa IoT

Telah diuji praktisi

Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) menghadirkan karya teranyar Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Internet of Things (IoT). (Dok Teknokrat).

Bandar Lampung, IDN Times - Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) menghadirkan karya teranyar Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Internet of Things (IoT) ramah lingkungan. Ini salah satu inovasi dan karya mahasiswa mendukung salah satu program Universitas Teknokrat Indonesia yakni kampus hijau.

Apalagi kampus ini telah mendapatkan sertifikat UI-Greenmetric sebagai Kampus Hijau Terbaik Sumatera. Berikut IDN Times rangkum karya mahasiswa Teknik Elektro UTI.

Baca Juga: Melongok Rahasia Mahasiswa Teknokrat Juara Dua Nasional Mobile Legends

1. Manfaatkan briket sebagai bahan bakar

pixabay.com/Bru-nO

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) berbasis IoT merupakan pembangkit listrik memanfaatkan briket sebagai bahan bakarnya. Karya Inovasi ini yang dibimbing Novia Utami Putri dan Jaka Persada Sembiring. Pembangkit listrik ini  merupakan salah satu energi terbarukan dengan memanfaatkan bahan bakar yang ramah lingkungan.

PLTBM dibuat untuk memanfaatkan energi yang bisa diperbaharui karena pemanfaatan di pembangkit saat ini masih menggunakan energi fosil ."Oleh karena itu mata kuliah Sistem Energi Baru Terbarukan (SEBT) mencari solusi agar dapat lebih bijak menggunakan energi terbarukan ada di sekitar kita, kata Jaka, Senin (31/1/2022).

2. Prinsip kerja PLTBM

Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) menghadirkan karya teranyar Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Internet of Things (IoT). (Dok Teknokrat).

Prinsip kerja PLTBM pada dasarnya seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Perbedaan pada dua pembangkit listrik ini adalah bahan bakarnya. Pada pembangkit PLTU menggunakan bahan bakar fosil yaitu batu bara, dan batu bara sebagai bahan bakar pada PLTU tersebut akan habis di masa yang akan datang, jelas Jaka.

Sedangkan bahan bakar biomassa menggunakan briket yang bisa dimanfaatkan kembali dan tidak akan habis. Briket merupakan limbah kayu yang dibakar kemudian dipadatkan.

"Cara kerjanya adalah briket dibakar untuk memanaskan air di dalam boiler kemudian setelah mendidih akan mengeluarkan uap. Uap akan keluar melalui selang katup untuk memutar turbin yang terkopel dengan generator sehingga menghasilkan energi listrik. Hasil abu briket dapat dipergunakan sebagai pupuk kompos tanaman, papar Novia

3. Komponen pembuatan

Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) menghadirkan karya teranyar Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Internet of Things (IoT). (Dok Teknokrat).

Dalam pembuatan PLTBM memerlukan beberapa komponen. Komponen yang diperlukan yakni bahan tidak terpakai seperti kaleng pewangi ruangan sebagai boiler, kaleng pembasmi nyamuk sebagai menyimpan bahan bakar briket, dynamo DVD Player sebagai kipas, kaset DVD dan stik es krim sebagai turbinnya dan dynamo DC printer sebagai generatornya, semua tersebut mudah didapatkan.

"Sedangkan teknologi yang digunakan PLTBM adalah Internet of Things dengan menggunakan aplikasi telegram pada smart phone. Internet of things (IoT) adalah teknologi yang memanfaatkan jaringan internet," urai Novia.

Teknologi IoT berfungsi untuk monitoring kipas, lampu, dan pompa air. Pada kipas berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu pada saat briket dibakar. Pompa air difungsikan sebagai penampung sisa air dari turbin untuk dikembalikan ke boiler, sedangkan lampu merupakan objek yang dihidupkan pembangkit listrik tenaga biomassa.

Baca Juga: Kisah Dian Puspita Dosen Teknokrat Ikut Pra Doktoral ke Irlandia

Berita Terkini Lainnya