Warga Keluhkan Abu Vulkanik Erupsi GAK: Sakit Mata dan Sesak Nafas

Jumlah (15/12/2023) terpantau sudah 2 kali erupsi

Intinya Sih...

  • Erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) mengganggu kesehatan dan aktivitas warga Pulau Sebesi, Lampung Selatan.
  • Kondisi semakin parah dengan hembusan angin kencang yang membawa abu vulkanik ke pemukiman warga.
  • Pemerintah diminta segera mengirimkan bantuan masker, kacamata, dan kebutuhan pokok bagi masyarakat Pulau Sebesi.

Lampung Selatan, IDN Times - Abu vulkanik akibat erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) mulai berdampak pada kesehatan saluran pernapasan hingga mata sejumlah masyarakat tinggal di Pulau Sebesi, Kabupaten Lampung Selatan.

Warga Pulau Sebesi, Tubagus mengatakan, aktivitas erupsi GAK masih terus berlanjut bahkan cenderung meningkat selama sepekan terakhir. Akibatnya, dampak abu vulkanik mulai mengganggu aktivitas hingga kesehatan masyarakat kepulauan setempat.

"Warga sini (Pulau Sebesi) mulai sakit mata sama ada gangguan pernafasan akibat mutahan abu vulkanik Anak Krakatau (GAK)," ujarnya saat dimintai keterangan, Jumat (15/12/2023).

Baca Juga: Kapolda Lampung Ajak Peran Media Kawal Kondusifitas Pemilu 2024

1. Kondisi diperparah angin kencang

Warga Keluhkan Abu Vulkanik Erupsi GAK: Sakit Mata dan Sesak Nafastampilan letusan gunung krakatau (Instagram/indonesia.paradiso)

Dikatakan Tubagus, erupsi abu vulkanik GAK melanda pemukiman warga Pulau Sebesi mulai terasa sejak awal pekan kemarin dan intensitasnya masih terus berlanjut hingga saat ini. Selain itu, material erupsi terbilang cukup tebal.

"Sudah lebih 5 hari sampai sekarang ini Pulau Sebesi dibanjiri abu vulkanik Gunung Anak Krakatau," pungkasnya.

Kondisi tersebut disampaikan kian parah seiring hembusan angin kencang membawa abu vulkanik ke pemukiman warga. "Angin kencang, jadi abu vulkanik cepat turun ke Sebesi," tambahnya.

2. Masyarakat pulau harapkan bantuan

Warga Keluhkan Abu Vulkanik Erupsi GAK: Sakit Mata dan Sesak NafasErupsi Gunung Anak Krakatau di Desember 2023 (Dok. IDN Times/istimewa)

Bukan cuma kesehatan, Tubagus melanjutkan, kondisi itu turut mengganggu aktivitas sehari-hari warga, utamanya urusan kegiatan melaut dan mengolah ikan hasil tangkapan nelayan daerah sekitar.

Oleh karenanya, ia berharap pemerintah dapat segera mengirimkan bantuan masker hingga kaca mata bagi masyarakat Pulau Sebesi. Termasuk bantuan kebutuhan pokok, dikarenakan sebagian warga mulai terhambat mencari nafkah dari hasil melaut.

"Kami masyarakat kepulauan Sebesi sangat membutuhkan bantuan, untuk sedikit memudahkan kami mengatasi kondisi ini," tandasnya.

3. Telah terjadi erupsi dua kali

Warga Keluhkan Abu Vulkanik Erupsi GAK: Sakit Mata dan Sesak NafasPenampakan Gunung Anak Krakatau, Jumat (15/12/2023). (IDN Times/Istimewa).

Berdasarkan laman PVMBG, kondisi GAK saat ini dipantau dari Magma Indonesia, telah mengeluarkan abu vulkanik atau erupsi sebanyak dua kali pada Jumat (15/12/2023) pagi. GAK masih berada pada level III atau waspada.

Erupsi pertama di hari ini berlangsung pukul 06:58 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 300 meter di atas puncak (457 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 48 mm dan durasi 15 detik.

Kedua, GAK kembali erupsi pukul 07:39 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 200 meter di atas puncak (357 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 47 mm dan durasi 15 detik.

Baca Juga: Kelurahan Pasang APK Caleg Anak Wali Kota, Bawaslu: Tak Ada Toleransi

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya