Kenali Gejala COVID-19 Dialami Anak dan Cara Penanganannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Kasus COVID-19 pada anak perlu menjadi perhatian lebih sejak saat ini. Pasalnya dari total kasus COVID-19 di Indonesia, sebanyak 12,6 persen (250 ribu) berasal dari kelompok usia anak.
Proporsi terbesar berada pada kelompok usia 7-12 tahun 28,02 persen, diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun 25,23 persen dan 13-15 tahun 19,9 persen.
Berikut IDN Times rangkum gejala
COVID-19 dialami anak-anak dan cara penanganannya.
Baca Juga: Aturan Baru! Operasional Mall dan Kafe di Lampung Periode PPKM
1. Gejala COVID-19 dialami anak-anak
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandar Lampung, Aditya M Biomed menyampaikan, mutasi virus COVID-19 varian Delta memang banyak menyerang anak-anak. Gejala yang menonjol biasanya mual, muntah dan diare.
Namun meski anak-anak atau bayi, menurutnya tetap bisa menularkan ke orang sekitarnya. Sehingga saat diketahui positif COVID-19 harus melakukan isolasi.
"Kalau bayi atau anak-anak kan perlu didampingi orangtua jadi saat isolasi harus menggunakan protokol kesehatan ketat karena dia tetap bisa menularkan," ujar dr Adit sapaan akrabnya, Selasa (29/6/2021).
2. Jika tidak ada gejala isolasi di rumah saja
Namun menurut dr Adit, isolasi atau tidak bergantung kebutuhan pada kondisi setiap pasien. Sebab, saat ini rumah sakit sangat selektif dalam memilih pasien yang harus dirawat dan tidak perlu dirawat.
"Kalau terlihat dehidrasi ya harus di opname juga. Misal anak-anak terkena COVID-19, kalau orangtuanya bisa menjamin masukan nutrisi makan dan sebagainya bisa di rumah kemudian tidak ada gejala yang menghawatirkan sebaiknya di rumah aja," paparnya.
3. Pemeriksaan pada bayi terpapar COVID-19
Terkait pemeriksaan pada anak-anak menurutnya dilakukan dua kali swab dalam waktu 1x24 jam untuk memastikan positif COVID-19 atau tidak.
Sementara pemeriksaan swab pada bayi hanya dilakukan melalui tenggorokan bukan dari lubang hidung.
"Kalau bayi gak cuma di PCR tapi foto rontgen sama toraknya. Jadi kalau misal banyak kabutnya harus banyak dibantu pemeriksaan penunjang lainnya. Kalau terlihat sesak butuh oksigen itu indikasi butuh di opname," jelasnya.
Baca Juga: Mengais Asa Vaksinasi Massal di Lampung, Cukup Bawa KTP dan Gratis