Bandar Lampung Baru Bisa Tangani 0,42 Persen Sampah di Bank Sampah 

100 ton sampah masuk ke bank sampah tiap bulan

Bandar Lampung, IDN Times - Dari 24.000 ton sampah Bandar Lampung tiap bulannya, baru 100 ton sampah tertangani di bank sampah. Hal ini disampaikan Ketua Forum Bank Sampah Provinsi Lampung, Ahmad Syam pada IDN Times, Selasa (3/9/2023).

Ia mengatakan, Bandar Lampung menghasilkan sekitar 800 ton sampah tiap harinya. “Volume sampah yang masuk ke bank sampah di Kota Bandar Lampung ini per bulannya hanya 50 sampai 100 ton. Itu per bulan. Jadi kalau mau dibandingkan dengan jumlah sampah Kota Bandar Lampung yang sehari 800 ton itu, baru sepernya saja,” katanya.

1. Sampah tak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja

Bandar Lampung Baru Bisa Tangani 0,42 Persen Sampah di Bank Sampah Pantai Sukaraja setelah kegiatan Clean Up bersama Pandawara Group, sampah masih banyak. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Ahmad mengatakan, permasalahan sampah memang cukup kompleks. Sehingga tidak bisa terselesaikan oleh satu pihak saja. Perlu adanya sinergi dan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah dan stakeholder lainnya.

“Sampah kan banyak jenisnya, gak semua jenis sampah juga bisa masuk ke bank sampah. Hanya sampah high value saja yang bisa masuk bank sampah. Beda dengan TPS3R yang menerima atau mengelola semua jenis sampah,” jelasnya. 

Oleh karena itu, ia berharap ke depannya bank sampah di Lampung akan semakin menjamur dan aktif mengelola sampah. Ia juga berharap masyarakat dapat memulai memilah sampah di tingkat rumah tangga.

Baca Juga: Fachrikal Caleg DPRD Bandar Lampung, Uang Lemah tapi Modal Sosial Kuat

2. Bank Sampah Emak.id jadi bank sampah percontohan di Lampung

Bandar Lampung Baru Bisa Tangani 0,42 Persen Sampah di Bank Sampah Kondisi tumpukan sampah di TPA Bakung, Bandar Lampung. (IDN Times/Silviana)

Sub Koordinator Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung, Achmad Jon menjelaskan, salah satu bentuk peningkatan aktivitas bank sampah di Lampung adalah membuat forum bank sampah.

“Pak Syam, Ketua Forum Bank Sampah Provinsi Lampung itu kan baru dilantik 30 September 2023 kemarin melalui SK Gubernur. Salah satu alasan dipilihnya Pak Syam sebagai ketua forum itu karena Bank Sampah Emak.id yang ia kelola ini memang bank sampah yang pengelolaan paling bagus se-Lampung,” jelasnya.

Achmad menambahkan, pemilihan ketua forum Bank Sampah Lampung juga telah melalui diskusi bersama antar pihak pemda dan seluruh pengelola bank sampah di Provinsi Lampung.

“Kita (pemda) ingin bank sampah lain bisa meniru apa yang dilakukan oleh Bank Sampah Emak.id. Sampai sekarang Emak.id punya 5000 nasabah,” lanjutnya. 

3. Pemda telah mendiskusikan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah di Provinsi Lampung dengan berbagai multipihak

Bandar Lampung Baru Bisa Tangani 0,42 Persen Sampah di Bank Sampah Sub Koordinator Pengelolaan Sampah DLH Provinsi Lampung, Achmad Jon. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Achmad Jon mengatakan, pelantikan itu dilakukan melalui SK Gubernur Lampung. Acara tersebut juga merupakan kolaborasi antara DLH Provinsi Lampung dan World Clean Up Day dan berbagai pihak terkait.

“Kita juga melakukan diskusi Pentahelix Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah di Provinsi Lampung dan Bazar Make It A Trend yang menampilkan produk-produk daur ulang dari Komunitas Lingkungan Hidup khususnya Bank Sampah,” jelasnya.

Ia mengatakan, tujuan diselenggarakannya acara ini juga agar terjadi kolaborasi semua pihak dalam pengelolaan sampah dan penerapan prinsip recycle, reuse dan reduce di skala rumah tangga dapat terkoneksi dengan bank sampah.

4. Reduce atau pengurangan sampah lebih penting

Bandar Lampung Baru Bisa Tangani 0,42 Persen Sampah di Bank Sampah Pexels

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi menyampaikan, setiap tahun Provinsi Lampung menghasilkan sampah sebanyak 1,6 juta ton dengan jumlah plastik sebesar 4 ribu ton.

“Dari jumlah itu yang berhasil dikurangi adalah sebesar 6,75 persen dan yang tertangani baru 33,65 persen. Persoalan sampah ini bukan hanya tanggung jawab dari pemerintah saja, tetapi membutuhkan peran multipihak,” ujarnya.

Apalagi tren kebijakan sampah saat ini adalah penyelesaian timbunan sampah sehingga peran tumah tangga dalam mengatasi persoalan sampah adalah hal utama. “Sehingga reduce atau aksi pengurangan sampah itu sebenarnya aksi yang paling pebih penting agar sampah tidak semakin membludak,” tuturnya.

Baca Juga: Segubal Makanan Khas Lampung, Jarang di Pasaran tapi Tak Mudah Punah

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya