Balada Minyak Goreng di Lampung Langka, Warga Rela Beli Online

Penjual hanya bisa menunggu pasokan datang

Bandar Lampung, IDN Times - Minyak goreng di beberapa daerah Lampung kian sulit didapat masyarakat. Bahkan, hasil pantauan di sejumlah warung kelontong, pasar tradisional, ataupun pasar modern, tak tersedia bahan pokok tersebut, Rabu (16/2/2022).

Para pedagang ini, mengaku tak bisa berbuat apapun karena di pedagang grosir atau distributor pun bahan baku langka tersebut tak tersedia. Berikut IDN Times rangkum ulasannya

Baca Juga: Operasi Pasar Murah Minyak Goreng di Pasar Kangkung Sempat Picu Kerumuman

1. Penjual hanya bisa menunggu

Balada Minyak Goreng di Lampung Langka, Warga Rela Beli OnlineMur, pedagang di Pasar Pasir Gintung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Pegawai di salah satu supermarket di Natar, Lampung Selatan mengatakan hari ini stok minyak makan yang tersedia hanya minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak zaitun.

“Kemarin memang ada, hanya sekitar 8-9 karton saja. Itu pun langsung habis. Hari ini katanya sih lagi mau dipesan lagi, tapi tidak tahu sampainya kapan,” jelasnya.

Tidak hanya di supermarket, di minimarket Kabupaten Lampung Selatan maupun Kota Bandar Lampung sama-sama kehabisan stok minyak kelapa sawit kemasan.

“Habis juga, adanya minyak kelapa, seliternya Rp34.000. Saya juga kurang tahu nih adanya kapan, kemarin saja kosong,” kata salah seorang pegawai mini market di Bandar Lampung.

2. Minyak curah ikut langka

Balada Minyak Goreng di Lampung Langka, Warga Rela Beli OnlinePekerja menata minyak goreng curah yang sudah dikemas kantong plastik di salah satu agen penjualan minyak goreng curah di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (5/1/2022). (ANTARA FOTO/Patrik Cahyo Lumintu)

Tak hanya minyak kemasan, minyak curah atau kiloan juga ikut mengalami kelangkaan. Mur, salah seorang penjual sayur dan perlengkapan dapur di Pasar Pasir Gintung mengatakan sudah setengah bulan tidak menjual minyak goreng.

“Karena tidak ada barang, biasanya saya beli di grosiran. Sekarang tidak ada barang, ditimbun kali ya. Jadi saya jual barang yang ada saja,” katanya.

Ia juga mengatakan, sudah tiga bulan mobil minyak curah tidak datang untuk mengisi ulang jualan di warung.

Hal senada juga disampaikan oleh Suti pedagang kelontong di Natar, Lampung Selatan. Ia mengatakan sudah sekitar seminggu ia hanya menjual minyak curah saja.

“Minyak goreng curah sekilonya kita jual Rp23.000. Kalau yang kemasan sudah lama tidak ada, karena di tempat saya beli juga kosong semua,” ungkapnya.

3. Pembeli membeli secara online

Balada Minyak Goreng di Lampung Langka, Warga Rela Beli OnlineSalah satu pembeli minyak goreng yang terdampak adalah warung makan. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Lis, seorang pemilik warung makan mengaku sangat terdampak dengan langkanya minyak goreng. Strateginya untuk terus berdagang yaitu mencari minyak goreng lewat media sosial Facebook.

“Anak saya yang beli lewat Facebook katanya, COD (Cash on Delivery) di Sumber Agung,” kata Lis.

Tak hanya di Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung, Ia tidak terpaut lokasi untuk membeli minyak goreng.

“Dimana saja, pokoknya sedapatnya saja. Tidak hanya di Sumber Agung. Saya beli merek Sunco yang ukuran 2 liter dengan harga Rp252.000 per kartonnya isi 6 kemasan,” ujarnya.

“Biasanya sih saya belinya yang curah aja ya di Pasar Pasir Gintung Rp20.000 perkilonya. Tapi sekarang dimana-mana sudah kosong, susah carinya,” tambahnya.

Baca Juga: Catat Ya! Penimbun Minyak Goreng Bandar Lampung Bakal Kena Sanksi Tegas

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya