424 Kasus Malaria selama 2023 di Lampung, Terbanyak di 2 Daerah ini

69 kasus malaria Lampung ada di Kabupaten Pesawaran

Bandar Lampung, IDN Times - Dinas kesehatan mencatat ada 424 kasus malaria selama 2023 di Provinsi Lampung. Mayoritas kasus ini terjadi di dua kabupaten kota yakni Pesawaran dan Bandar Lampung.

Hal ini disampaikan Sanitarian Ahli Madya Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Yuliana ketika dihubungi IDN Times, Minggu (18/6/2023). Ia menyebutkan kasus malaria memang merupakan salah satu penyakit umum akibat dampak perubahan iklim global. 

“Umumnya orang tahu itu penyakit akibat perubahan iklim kan diare karena di sana ada hubungannya dengan krisis air. Tapi malaria juga jadi penyakit rawan salah satunya di Provinsi Lampung,” katanya.

Baca Juga: Sopir Pribadi Lampung Curi Mobil Hot Wheels Majikan Senilai Rp300 Juta

1. Kasus malaria selama 2023 terbanyak ada di Februari

424 Kasus Malaria selama 2023 di Lampung, Terbanyak di 2 Daerah iniilustrasi demam (IDN Times/Mardya Shakti)

Yuliana pun menyebutkan data 424 kasus tersebut adalah perhitungan kasus malaria di Lampung sampai akhir Mei 2023 saja. Itu disebabkan perhitungan ini direkap tiap bulan sekali.

Secara rinci, jika dilihat dari jumlah per bulannya Januari terdapat 75 kasus positif, Februari 118 kasus, Maret 99 kasus, April 61 kasus, dan Mei 71 kasus.

“Mayoritas sekitar 69 persennya itu ada di Pesawaran. Tapi kalau dibandingkan dengan kasus malaria nasional kita masih di bawah nasional. Nasional ada di angka 5 persen dan kita ada di 2 persen,” jelasnya.

2. Pesawaran merupakan perindukan nyamuk malaria

424 Kasus Malaria selama 2023 di Lampung, Terbanyak di 2 Daerah iniIlustrasi penularan malaria. (scientistsagainstmalaria.net)

Ia pun menjelaskan, alasan banyak terdapat kasus malaria di Pesawaran adalah daerah tersebut merupakan daerah perindukan nyamuk penyebar malaria. Di sana terdapat banyak wilayah perairan seperti laut, sungai, dan danau.

“Di Pesawaran kan banyak tambak, baik yang masih dikelola maupun tambak terbengkalai artinya bekas tambak. Itu jadi perindukan nyamuknya. Dulu sebelum pisah dengan Lamsel juga kan endemis memang, banyak kantong-kantong pantai, kebun, dan air payau,” paparnya.

Selain itu daya tahan tubuh masyarakat juga memengaruhi kecepatan penularan penyakit malaria ini. Apalagi jika masyarakat tidak mengonsumi makanan dan minuman sehat maka daya tahan tubuh akan kalah dengan parasit Plasomodium.

3. Kasus malaria Bandar Lampung kebanyakan impor dari daerah lain

424 Kasus Malaria selama 2023 di Lampung, Terbanyak di 2 Daerah iniSanitarian Ahli Madya Dinkes Lampung, Yuliana. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Sedangkan untuk Bandar Lampung, Yuliana mengatakan kota ini menjadi daerah mobilitas paling tinggi di Lampung. Kasus di Bandar Lampung kabanyakan adalah karena impor dari Pesawaran atau kabupaten lain.

“Misalnya gini, ada orang Bandar Lampung yang sering berpergian atau kebutuhan kerja ke Pesawaran. Bolak balik setiap hari dan digigit nyamuk ini. Itu yang paling sering kita temukan di Bandar Lampung,” ujarnya.

Selain itu, pemukiman pesisir Bandar Lampung juga masih sangat padat penduduknya. Tak sedikit pula wilayah pesisir ini masih banyak sampah sehingga menjadi sarang nyamuk pembawa penyakit malaria.

“Terakhir kali Pesawaran dan Bandar Lampung ini statusnya endemis rendah jadi masuknya sudah tahap pembebasan manuju eliminasi. Setiap kasus malaria endemis rendah itu dilakukan penyelidikan epidemologi untuk mengetahui asal muasal kasus lokal dan impor,” jelasnya.

4. 13 kabupaten/kota telah mendapat sertifikat eliminasi malaria

424 Kasus Malaria selama 2023 di Lampung, Terbanyak di 2 Daerah inijia-xiang.biz

Yuliana menyebutkan, hingga 2022 lalu, sudah ada 13 kabupaten/kota di Provinsi Lampung mendapatkan sertifikat eliminasi malaria. Artinya di 13 kabupaten kota tersebut sudah tidak ditemukan penularan setempat atau kasus indigenous selama tiga tahun berturut-turut, kasus positif malarianya kurang dari 5 persen, dan Annual Parasite Incidence kurang dari 1 per 1.000 penduduk.

“Tapi memang ada dua kabupaten/kota kita yang belum dapat sertifikat ini yakni Pesawaran dan Bandar Lampung. Tapi kita saat ini sedang program agar insya Allah 2025 kita bebas malaria,” ujarnya.

Untuk menuju Lampung bebas malaria dan mencegah banyaknya penyebaran penyakit malaria, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung melakukan epimologi atau penemuan kontak sebanyak mungkin untuk diobati.

“Selain penemuan kasus itu, kita juga ada penanggulangan penularan setempat dan faktor risiko seperti di kabupaten kota kita minta puskeamasnya menyediakan maping perindukan malaria. Lalu ada pengandalian vektor secara terpadu dan peningkatan informasi dan edukasi dengan menyediakan kader pos kesehatan di daerah yang jauh dari layanan kesehatan,” katanya.

Baca Juga: HUT Kota Bandar Lampung, 34 Pasien Bibir Sumbing Operasi Gratis

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya