Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Proses korban SMQF hendak diantarakan ke persemayaman terakhir di TPU Jagabaya II. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).
Proses korban SMQF hendak diantarakan ke persemayaman terakhir di TPU Jagabaya II. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Bandar Lampung, IDN Times - Almarhum SMQF mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) asal Kota Bandar Lampung ternyata pernah menempuh pendidikan formal di pondok pesantren. 

Fakta itu diungkapkan sepupu korban, Yulia saat ditemui dan diwawancarai awak media di rumah duka di Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung, Selasa (3/10/2023).

1. Pendidikan formal ditempuh lewat Ponpes

Pemakaman korban SMQF di TPU Jagabaya II. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Yulia mengatakan, korban SMQF merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Semasa menempuh jenjang pendidikan formal, gadis remaja itu banyak menghabiskan pendidikan di pondok pesantren (Ponpes).

"Dia sekolah SMA-nya mondok (ponpes) di Lampung. Kalau kuliah, itu memang kemauan almarhum sendiri inginnya di Jogja," ujarnya.

Menurut sang kakak sepupu korban itu, kedua orang tua SMQF sejatinya pernah menyarankan untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Jakarta atau di Bandar Lampung. "Adik kami ini kekeh, karena maunya kepingin kuliah di sana (Yogyakarta)," sambung dia.

2. Komunikasi keluarga terakhir korban minta dikirimkan motor

Pemakaman mahasiswa asal Lampung bunuh diri di asrama kampus Yogyakarta. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Ihwal komunikasi keluarga terakhir kali dengan korban, Yulia menyampaikan, SMQF menghubungi sang ayah melalui sambungan telpon pekan lalu. Saat itu, mahasiswi semester 1 jurusan Ilmu Komunikasi tersebut meminta dibelikan sepeda motor.

Permintaan itu dimaksudkan korban, agar memudahkannya dalam menunjang aktivitas dan kegiatan perkuliahan di UMY.

"Terakhir itu korban minta motor sama papanya, sudah dibeli motor baru di rumah tinggal dikirim, karena masih nunggu STNK-nya aja. Jadi motor itu belum sempet dipakai," imbuhnya.

3. Keluarga minta penyebab kematian diungkap terang benderang

Pemakaman mahasiswa asal Lampung bunuh diri di asrama kampus Yogyakarta. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Mewakili keluarga, Yulia berharap pihak kampus UMY dan kepolisian setempat bisa mengungkap terang penyebab kematian adik sepupunya tersebut, hingga kematian tersebut dapat benar-benar diterima pihak keluarga.

"Peristiwa ini melibatkan pihak kampus dan kejadiannya juga di dalam lingkungan kampus, jadi harus ada kejelasan kematian, adik kami juga sehari-hari memang tinggal di asrama kampus," tandasnya.

Depresi bukanlah persoalan sepele. Bila kamu merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri atau melihat teman atau kerabat memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Jika membutuhkan bantuan profesional, di Lampung ada beberapa layanan bisa membantu kamu lho.

  • Anisa Rumah Psikologi berlokasi di Jalan Harapan No 20 Kota Sepang atau bisa menghubungi nomor 081367647110 untuk mengatur janji konseling.
  • Biro Psikologi Harmoni di Jalan Sultan Jamil No 9 Gedung Meneng, Bandar Lampung dengan nomor konsultasi 0813 7986 2876.
    Biro Psikologi Terapan Psiko Mandiri di Jalan Kepayang Gang Cendana No 16/33, Rajabasa Pramuka.
  • Layanan konsultasi kejiwaan secara gratis di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung. Nomor telpon dapat dihubungi di nomor 0721 271170 atau menyambangi lokasi langsung di alamat Jalan Raya Km.13, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, kode pos 35153.

Editorial Team