Jadwal Puncak Kemarau 2025 Tiap Wilayah Provinsi Lampung

05 Mei 2025, 12:01 WIB

Tama Wiguna

ilustrasi kemarau (pexels.com/Emma Eikenaar)

Intinya sih...

Puncak kemarau berbeda-beda di Provinsi Lampung, mulai akhir April hingga pertengahan Juni 2025.
Musim kemarau akan memperlihatkan fenomena cuaca "labil" dengan hujan lebat tiba-tiba, angin kencang, petir, dan hujan es.
BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai potensi dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), kekeringan sumur, serta gangguan kesehatan semisal ISPA.

Lampung Selatan, IDN Times - BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten II Lampung menginformasikan puncak musim kemarau tahun ini berbeda-beda di tiap wilayah Provinsi Lampung.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Harianto mengatakan, peta prakiraan BMKG wilayah Provinsi Lampung memprediksi musim kemarau mulai berlangsung antara akhir April sampai pertengahan Juni 2025.

"Musim kemarau tahun ini sedikit berbeda, tidak semua daerah mengalami kekeringan dalam waktu bersamaan, sehingga ada yang kering April dan ada juga yang baru mulai kering pada Juni 2025," ujarnya dikonfirmasi, Senin (5/5/2025).

1. Masih terjadi cuaca "labil"

ilustrasi pemandangan hujan (pexels.com/Annisa Rosalina)

Dalam rencana waktu masa transisi musim atau pancaroba kali ini, Rudi menyebutkan, beberapa daerah di Provinsi Lampung masih bisa mengalami cuaca yang "labil". Semisal hujan lebat tiba-tiba, angin kencang disertai puting beliung, dan petir atau hujan lokal di sore hari hingga hujan es.

Sehingga tak heran, musim kemarau tahun ini akan memperlihatkan fenomena adanya satu daerah mulai panas dan kering, namun ada daerah lain masih diguyur oleh hujan.

"Dari analisis yang telah dilakukan oleh Stasiun Klimatologi Lampung, sebagian besar wilayah Lampung akan mengalami musim kemarau dengan sifat 'Atas Normal'. Artinya, meskipun musim kemarau, curah hujannya berpotensi lebih banyak dibanding normalnya," kata dia.

2. Potensi dampak kekeringan hingga Karhutla

Ilustrasi dropping air bersih. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Seiring datangnya musim kemarau tahun ini, Rudi menambahkan, BMKG tetap mengimbau masyarakat mewaspadai potensi dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), kekeringan sumur maupun sektor pertanian, hingga gangguan kesehatan semisal ISPA.

"Kami imbau gunakan air dengan bijak, silahkan ajak teman dan keluarga ikut menyadari dampak musim kemarau ini," ucap dia.