10 WNA Nigeria Diciduk Imigrasi Lampung Ngaku ke Warga Petambak Udang

31 Jul 2024, 18:03 WIB

Penampakan ruko dihuni WNA Nigeria di Desa Karyatani, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. (IDN Times/Istimewa).

Intinya sih...

10 WNA Nigeria diamankan petugas Imigrasi sebagai petambak udang di Lampung Timur
Para WNA tersebut menempati sebuah ruko bersama seorang perempuan lokal, sulit untuk dipantau karena jarang bersosialisasi
Petugas desa mengungkapkan para penghuni ruko memiliki ciri fisik berbadan besar dan berkulit hitam leham

Lampung Timur, IDN Times - Warga Desa Karyatani, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur mengenal 10 Warga Negara Asing (WNA) Nigeria diamankan petugas Imigrasi sebagai petambak budidaya udang.

Sekertaris Desa (Sekdes) Karyatani, Darmaji mengatakan, para WNA Nigeria tersebut menempati sebuah rumah toko (ruko) terletak di tepi jalan raya desa setampat sejak Desember 2023.

"Iya, infomasinya seperti itu (kegiatan penangkapan petugas Imigrasi) cuma kami tidak dapat juga tembusannya. Jadi gak tahu persis. Nigeria, di sini dia pengakuannya budidaya udang," ujarnya dikonfirmasi, Rabu (31/7/2024).

1. Sosok WNI perempuan asal Tangerang

Ilustrasi lepas borgol. (pexels.com/Ron Lach)

Menurut Darmaji, 10 WNA Nigeria tersebut menempati ruko itu bersama seorang perempuan lokal. Meski demikian, wanita itu bukan merupakan warga desa setempat, melainkan berasal dari Kota Tangerang, Banten.

Mulanya, pihak desa setempat hanya menerima laporan untuk izin tinggal dari wanita tersebut dan satu pria WNA Nigeria. Namun seiring berjalannya waktu, ruko itu turut ditempati 9 pria WNA Nigeria lainnya.

"Kalau yang izin tinggal yang dilaporkan ke desa ada satu laki-laki, satu perempuan, tidak tahu juga apakah ini suami istri atau apa, yang jelas laki perempuan di sana. Tapi ternyata bertambah ada 10 pria (WNA Nigeria) di sana," ungkapnya.

2. Dikenal tertutup dan tidak pernah bersosialisasi

Bendera Nigeria (Unsplash.com/Emmanuel Ikwuegbu)

Dalam kesehariannya, Darmaji mengungkapkan, para penghuni ruko tersebut jarang bahkan tergolong tidak pernah bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Kondisi ini juga menyulitkan pihaknya melakukan pengawasan.

"Di dalam ruko terus, paling kalaupun keluar itu yang perempuan, kalau mereka (10 pria WNA Nigeria) jarang keluar bahkan gak pernah. Gerbang ruko selalu tertutup," jelasnya.