Inilah 7 Macam Tradisi Makan Bersama di Lampung!

Ada makan bersama eventual atau rutinan

Bandar Lampung, IDN Times - Suku Lampung merupakan suku pribumi di Provinsi Lampung. Meski saat ini provinsi berikon gajah tersebut sudah banyak didiami oleh beranekaragam suku bangsa lainnya, tapi tradisi Lampung masih sangat kental dan terus dibudidayakan hingga saat ini.

Beberapa tradisi Lampung terus diwariskan secara turun temurun oleh orang Lampung dan bahkan beberapa pendatang pun ikut mempelajari serta berpartisipasi dalam tradisi ini. Salah satunya adalah tradisi makan bersama.

Lampung terkenal akan budaya makan bersamanya. Hampir setiap daerah di Lampung memiliki tradisi makan bersamanya masing-masing. Kali ini IDN Times akan rangkum macam-macam tradisi makan bersama dari Lampung! 

1. Cuak Mengan

Inilah 7 Macam Tradisi Makan Bersama di Lampung!Cuak Mengan. (Instagram/kabupatenlampungutara)

Secara harfiah Cuak Mengan artinya adalah makan bersama. Tradisi Masyarakat Pepadun ini sebenarnya adalah salah satu rangkaian dari prosesi pernikahan adat Suku Lampung (Pepadun). Cuak Mengan biasanya dilakukan usai akad nikah dilaksanakan.

Berbeda dengan makan bersama diacara pernikahan lainnya, Cuak Mengan dilakukan di dalam rumah dengan cara Nanjar atau duduk bersila di atas tikar atau alas duduk. Saat Cuak Mengan dimulai, kepala adat akan memberikan sambutannya terlebih dahulu, lalu sambutan dari pihak mempelai pria, lalu dibalas kembali oleh kepala adat atau pihak mempelai perempuan.

Tujuan Cuak Mengan sendiri adalah sebagai media perkenalan antar kedua keluarga besar mempelai. Agar hubungan kedua keluarga bisa lebih erat dan bisa terus menjalin komunikasi.

2. Pangan Balak

Inilah 7 Macam Tradisi Makan Bersama di Lampung!Pangan Balak. (Tanggamus.go.id)

Salah satu tradisi turun temurun masyarakat Kabupaten Tanggamus saat ini masih dipelihara adalah Pangan Balak. Pangan Balak atau Pangan Agung merupakan acara makan bersama oleh semua orang dari berbagai kalangan mulai dari pejabat, pengusaha, pedagang, nelayan, petani, dan masyarakat lainnya.

Tradisi ini memang sengaja dilakukan untuk menciptakan kebersamaan. Di sini semua orang bisa duduk bersama dan menyantap hidangan yang sama dalam satu ruangan sehingga memberikan arti keakraban dan silaturahmi antar masyarakat.

Pangan Balak di Tanggamus biasanya selalu diadakan besar-besaran oleh pemda setempat tiap tahunnya. Meski acara ini sempat ditiadakan saat Pandemi COVID-19, Pangan Balak kembali hadir pada Maret 2023 lalu dan menjadi salah satu wisata budaya paling disegani dan banyak dihadiri oleh berbagai wisatawan asing dari mancanegara.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Lampung Cuwak Mengan, Diusung HUT Kota Metro 2023

3. Ngejalang Balak

Inilah 7 Macam Tradisi Makan Bersama di Lampung!Ngejalang Balak. (IDN Times/Istimewa)

Tradisi Ngejalang Balak merupakan salah satu tradisi orang Lampung khususnya masyarakat Pesisir Barat untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri. Maka acara ini tak dirayakan sembarangan, melainkan hanya pada 1 dan 3 syawal (hari H dna H+2 lebaran) saja.

Tak hanya makan bersama, Ngejalang Balak juga diawali dengan doa bersama dipimpin oleh ulama setempat. Doa ini berupa panjatan atas rasa syukur masyarakat kepada Allah, serta permohonan agar selalu diberi keselamatan dan keberkahan untuk ke depannya.

Setelah berdoa, barulah mereka bisa menyantap hidangan telah disediakan. Uniknya, pada Ngejalang Balak hanya laki-laki dewasa saja yang boleh duduk (bersila) di tengah tarub untuk berkumpul dan makan bersama. Sedang para perempuan dan anak-anak boleh ikut berdoa dan makan bersama namun di tempat tertutup (misalnya di dalam balai atau rumah warga).

Hidangannya pun dibagi menjadi hidangan pembuka berupa makanan khas Lebaran seperti ‘buak tumbai’, ‘buak tat’, sagon, gegetas, kumbang guyang dan lainnya dan hidangan utama yakni seruit, gulai taboh (sayur santan, biasanya dengan bahan dasar ikan atau ayam), dan peros masin iwa (asam pedeh ikan).

4. Ngejalang Kubokh

Inilah 7 Macam Tradisi Makan Bersama di Lampung!Ngejalang Kubokh. (Instagram/pesisirbarat)

Masih tradisi masyarakat Pesisir Barat, Ngejalang Kubokh atau ziarah kubur merupakan tradisi saat menjelang Ramadhan atau Hari Raya Idul Fitri. Seperti beberapa budaya adat lainnya, masyarakat Lampung juga melakukan ziarah kubur sebelum bertemu dengan bulan suci tersebut.

Namun uniknya, masyarakat juga akan membawa serta makanan saat berziarah. Setelah membersihkan area makam dan melakukan doa, mereka akan makan bersama di area makam tersebut.

Sama seperti makan bersama lainnya, acara makan bersama ini dilakukan duduk bersila di atas tikar. Nantinya kelompok makan dibagi antara perempuan dan laki-laki sehingga tidak boleh bercampur satu sama lain.

5. Mukew Sahur

Inilah 7 Macam Tradisi Makan Bersama di Lampung!Mukew Sahur. (Kemendikbud.go.id)

Tradisi ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Lampung khususnya di Menggala, Kabupaten Tulang Bawang. Mukew Sahur yakni makan atau sahur bersama dilaksanakan pada sepuluh hari terakhir pada Ramadhan.

Mukew Sahur pun tidak hadir sendiri melainkan ada juga tradisi Memalaman yakni acara begadang oleh muli dan mekhanai Lampung menjelang sahur. Setelah mendekati waktu sahur mereka akan membunyikan beledug sambil berkeliling membangunkan warga.

Hingga saat ini kebiasaan tersebut masih bisa kita lihat setiap tahun pada penghujung bulan Ramadhan di Kota Menggala Kabupaten Tulang Bawang.

6. Ngekuk

Inilah 7 Macam Tradisi Makan Bersama di Lampung!Ngekuk. (Instagram/adat_lampung)

Ngekuk atau kekuk memiliki arti makanan dengan tekstur lembut yakni bubur. Sehingga tradisi Ngekuk merupakan budaya makan bersama masyarakat Lampung dengan hidangan utama bubur. Kekuk disajikan pun ada banyak macamnya yakni gijut atau gelamai (bubur sumsum atau bubur berwarna hijau), kekuk kacang hijau, dan kekuk intokh (bubur cendol).

Bedanya dengan tradisi lainnya, Ngekuk tak hanya sekadar makan bersama melainkan masyarakat juga membuat hidangan bubur ini bersama-sama. Selain untuk gotong royong, tradisi ini bertujuan agar siapapun yang dibuatkan acara ini bisa diterima oleh lingkungan sekitar.

Ngekuk ini biasanya dilakukan untuk acara syukuran bayi (Ngekuk Upi), Ngekuk Muli Mekhanai (acara bujang gadis), dan Ngekuk Maju (pernikahan).

7. Meput Lesung

Inilah 7 Macam Tradisi Makan Bersama di Lampung!Seruit. (Instagram/seruit Buk Lin)

Lalu ada Meput Lesung. Tradisi ini agak berbeda dari budaya makan bersama lainnya karena lesung atau cobek wajib ada dalam tradisi ini. Itu dikarenakan nantinya lesung atau cobek ini akan menjadi wadah atau piring makannya.

Sambal dalam Meput Lesung pun biasanya langsung dibuat di atas cobek. Jenis sambalnya busa sambal rampai, terasi, arat cabai merah. Kemudin disajikan bersama lalapan dan lauk pauk.

Tradisi ini pun dilakukan oleh banyak orang dengan cara duduk bersila di atas tikar atau alas duduk. Setelah itu bisa makan bersama-sama dicobek masing-masing. Selain makan sendiri, kamu juga bisa makan satu cobek berdua misalnya dengan pasangan atau saudara.

Baca Juga: Kabur Tapi Bukan Kawin Lari, Mengenal Sebambangan Adat Nikah Lampung

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya