Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan anime Naruto Shippuden (dok. Pierrot/Naruto Shippuden)

Intinya sih...

  • Karakter memiliki lebih dari satu Kuchiyose, bukan hanya variasi dalam satu spesies.
  • Pain Animal Path memanifestasikan keahlian unik dengan 8 entitas yang mencengangkan.
  • Konohamaru Sarutobi mampu melakukan Kuchiyose Enra dan kodok, menunjukkan warisan keluarga dan pengaruh Naruto sebagai mentornya.

Dalam dunia Naruto dan Boruto, kebanyakan karakter hanya memiliki kontrak Kuchiyose dengan satu jenis makhluk saja. Namun, ada beberapa pengecualian yang menarik perhatian.

Beberapa karakter justru memiliki lebih dari satu Kuchiyose berasal dari jenis makhluk yang berbeda. Artinya, perbedaan jenis hewan atau makhluk, bukan sekadar variasi dalam satu spesies.

Jadi, karakter seperti Kakashi dengan delapan anjing Kuchiyose, atau Shino dengan berbagai jenis serangga Kuchiyose, tidak akan masuk dalam daftar ini. Tanpa basa-basi lagi, berikut adalah deretan karakter istimewa tersebut!

1. Pain, Animal Path

Animal Path (dok. Pierrot/Naruto)

Pain Animal Path sebagai salah satu inkarnasi Pain, memanifestasikan keahlian unik dalam ranah Kuchiyose, sebuah teknik ninjutsu memungkinkan pemanggilan beragam makhluk dan objek. Spesialisasi ini memanfaatkan koneksi yang terjalin melalui Rinnegan, mata legendaris yang memberikan akses pada serangkaian kemampuan luar biasa.

Kontrak yang terjalin melalui Rinnegan ini menjadi fondasi bagi Pain Animal Path untuk mematerialisasikan entitas-entitas yang telah terikat dengannya. Fenomena Kuchiyose dipraktikkan oleh Pain Animal Path bukan sekadar pemanggilan biasa.

Ia menghadirkan makhluk-makhluk dengan skala dan kekuatan yang mencengangkan. Bayangkan saja, bukan hanya hewan-hewan berukuran normal, tetapi juga entitas raksasa yang kehadirannya mampu mengubah lanskap pertempuran secara drastis. 

Jumlah entitas diketahui dapat dipanggil oleh Pain Animal Path mencapai delapan. Angka ini merepresentasikan variasi dan fleksibilitas taktis yang dimilikinya.

Delapan entitas, delapan opsi strategis dapat diimplementasikan dalam berbagai situasi pertempuran. Keberagaman ini memberikan Pain Animal Path keunggulan adaptif yang signifikan, memungkinkannya untuk merespons ancaman dengan formasi dan kemampuan yang paling tepat.

Singkatnya, Kuchiyose yang dikuasai Pain Animal Path bukan sekadar teknik pendukung. Ia merupakan fondasi penting dari kemampuan bertarungnya, sebuah manifestasi kekuatan Rinnegan memungkinkan pemanggilan entitas-entitas dahsyat.

Delapan entitas tersebut menjadi bukti konkret dari potensi strategis yang dimilikinya, sebuah teknik yang siap dimanfaatkan untuk menghadapi berbagai tantangan. Kemampuan ini memberikan dimensi taktis yang mendalam pada setiap pertempuran yang dihadapinya, menjadikannya lawan yang sangat diperhitungkan.

2. Madara Uchiha

Gedo Mazo (dok. Pierrot/Naruto)

Madara Uchiha, seorang tokoh sentral dalam narasi shinobi, memiliki kapasitas untuk melancarkan Kuchiyose, sebuah teknik pemanggilan memungkinkan manifestasi entitas eksternal. Salah satu manifestasi Kuchiyose yang dilakukannya melibatkan Gedo Mazo, sebuah entitas misterius dan kuat.

Madara juga telah menjalin kontrak segel dengan Kurama, Bijuu yang dikenal sebagai Ekor Sembilan. Kontrak ini menandai sebuah ikatan yang signifikan antara Madara dan entitas tersebut.

Sebuah insiden penting terjadi ketika Madara, yang saat itu berada di dalam tubuh Naruto dalam kondisi tersegel, berupaya untuk melakukan Kuchiyose terhadap Kurama. Upaya ini, meskipun pada akhirnya tidak membuahkan hasil karena segel yang membatasi, memicu sebuah fenomena menarik.

Kurama, meskipun terkurung, merasakan adanya panggilan tersebut. Sensasi ini kemudian berdampak pada Naruto, yang merasakan sakit yang hebat sebagai akibat dari resonansi antara upaya Kuchiyose Madara dan keberadaan Kurama di dalam dirinya.

Kegagalan Kuchiyose Madara dalam konteks ini bukan berarti ia kehilangan kemampuan tersebut. Lebih tepatnya, segel yang mengurungnya menjadi penghalang yang efektif. Namun, yang menarik adalah efek yang ditimbulkan oleh upaya tersebut.

Resonansi yang dirasakan Kurama dan dampaknya pada Naruto mengindikasikan adanya koneksi yang kuat dan kompleks antara ketiganya. Upaya Kuchiyose tersebut, meskipun tidak berhasil secara teknis, membuktikan adanya interaksi yang signifikan di antara mereka.

3. Konohamaru Sarutobi

Konohamaru Sarutobi karakter Boruto (dok. Pierrot/Boruto: Naruto Next Generations)

Dalam alur cerita Boruto, terungkap Konohamaru Sarutobi seorang Jonin dari Konohagakure memiliki kemampuan untuk melakukan Kuchiyose sebuah teknik pemanggilan yang memungkinkan interaksi dengan entitas eksternal.

Menariknya, Konohamaru menunjukkan penguasaan terhadap dua jenis Kuchiyose yang berbeda, mencerminkan pengaruh dari figur-figur penting dalam hidupnya. Pertama, Konohamaru mampu memanggil Enra, seekor kera Kuchiyose yang memiliki kemiripan morfologis dengan Enma, kera yang menjadi rekan setia kakeknya, Hiruzen Sarutobi.

Paralelisme ini menggarisbawahi garis keturunan dan warisan yang diteruskan dalam keluarga Sarutobi. Pemanggilan Enra mengindikasikan adanya koneksi yang kuat dengan tradisi dan kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun. Ini bukan sekadar Kuchiyose biasa, melainkan sebuah representasi simbolis dari ikatan keluarga.

Selain Enra, Konohamaru juga diketahui dapat memanggil kodok, sebuah kemampuan yang ia pelajari dari gurunya, Naruto Uzumaki. Naruto dikenal luas karena kemahirannya dalam Kuchiyose kodok, sebuah teknik yang ia kuasai berkat bimbingan Jiraiya.

Adopsi teknik ini oleh Konohamaru menunjukkan pengaruh yang signifikan dari Naruto sebagai mentornya. Namun dalam konteks penggunaan, terdapat perbedaan yang mencolok.

Dari kedua entitas Kuchiyose tersebut, Enra tampaknya menjadi andalan utama Konohamaru dalam pertempuran dan misi. Pemanggilan Enra lebih sering terlihat dan diandalkan dalam situasi genting.

Sebaliknya, pemanggilan kodok terkesan lebih sebagai demonstrasi kemampuan, mungkin untuk menunjukkan penguasaan teknik yang ia pelajari dari Naruto. Hal ini mengindikasikan bahwa Konohamaru lebih memprioritaskan Enra sebagai rekan Kuchiyose yang utama, sementara kodok lebih berfungsi sebagai representasi dari warisan gurunya.

4. Hagoromo Otsutsuki

cuplikan anime Naruto (dok. Pierrot/Naruto)

Hagoromo Otsutsuki, sosok legendaris yang dikenal sebagai Rikudo Sennin, memiliki kapasitas untuk melakukan Kuchiyose dengan skala dan kekuatan yang melampaui pemahaman konvensional. Secara teknis, ia mampu memanggil entitas apa pun yang ia kehendaki, asalkan ia memiliki cadangan chakra yang mencukupi untuk mematerialisasikannya.

Konsep ini mengimplikasikan batasan Kuchiyose bagi Hagoromo terletak pada ketersediaan energi spiritualnya, bukan pada batasan entitas yang dapat dipanggil. Ini adalah sebuah demonstrasi kekuatan yang luar biasa.

Kapabilitas Kuchiyose Hagoromo tidak terbatas pada entitas eksternal biasa. Ia bahkan mampu menjadikan para Bijuu, monster berekor yang sangat kuat, sebagai objek Kuchiyose-nya.

Kemampuan ini menunjukkan kontrol dan pemahaman mendalam Hagoromo terhadap energi alam dan entitas spiritual. Bayangkan, mengendalikan Bijuu yang dikenal karena kekuatan destruktifnya sebagai sebuah Kuchiyose. Ini bukan sekadar pemanggilan, melainkan sebuah dominasi kekuatan.

5. Sasuke Uchiha

Sasuke Uchiha karakter Naruto (dok. Pierrot/Naruto)

Sasuke Uchiha, seorang shinobi yang dikenal karena kemampuan dan warisannya, memiliki kapasitas untuk melakukan Kuchiyose, sebuah teknik pemanggilan yang memungkinkan interaksi dengan entitas eksternal. Aspek paling ikonik dari Kuchiyose Sasuke mungkin adalah pemanggilan ular, sebuah warisan yang ia peroleh dari mentornya, Orochimaru.

Entitas ular yang paling menonjol dalam repertoar Sasuke adalah Aoda, seekor ular raksasa dengan kekuatan yang signifikan. Koneksi ini menggarisbawahi pengaruh Orochimaru dalam perkembangan kemampuan Sasuke.

Namun, spektrum Kuchiyose Sasuke tidak terbatas pada ordo Squamata (ular). Ia juga memiliki kemampuan untuk memanggil entitas dari kelas Aves, yaitu seekor elang bernama Garuda.

Keberadaan Garuda sebagai salah satu Kuchiyose Sasuke memberikan dimensi lain pada kemampuan bertarungnya. Pemanggilan elang menawarkan keuntungan mobilitas udara dan pengawasan dari ketinggian, sebuah aset taktis yang berharga dalam berbagai situasi pertempuran. Ini menunjukkan fleksibilitas taktis yang signifikan.

Meskipun Garuda merupakan entitas yang berpotensi kuat dan memberikan keuntungan strategis, kemunculannya dalam serial terbilang sangat jarang. Frekuensi penggunaan Garuda jauh lebih rendah dibandingkan dengan Aoda.Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mengenai alasan dibalik preferensi Sasuke terhadap Kuchiyose ular.

Mungkinkah adaptasi terhadap gaya bertarung atau pertimbangan taktis spesifik yang mendasari pemilihan ini? Silahkan tulis pendapatmu di kolom komentar.

Editorial Team