TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Kesalahan Edukasi Finansial pada Anak, Tidak Diajarkan Sedari Dini!

Jangan sampai terulang kembali

ilustrasi edukasi finansial pada anak (pexels.com/Karolina Grabowska)

Edukasi finansial tidak hanya diajarkan saat anak dewasa dan sudah bisa mencari uang. Justru disini banyak kesalahan terjadi, keterlambatan edukasi finansial membuat anak kurang bijak mengatur pengelolaan keuangan mereka nantinya.

Sedari dini perlu sekali untuk mengajak anak mengetahui tentang pengelolaan keuangan. Mengapa? Karena nantinya anak sudah punya wawasan dan persiapan sebelum mereka mulai mengatur finansialnya sendiri.

Mungkin iya, di sekolah mereka diajar tentang wawasan keuangan. Namun, tidak banyak mereka dalami, disini peran orang tua untuk mengajarkan anak lebih dalam tetang pengelolaan keuangan itu sendiri.

Nah, bagi orang tua yang ingin mengajarkan edukasi finansial kepada anak, dilansir YouTube Tentang Uang terdapat beberapa kesalahan edukasi finansial yang diberikan kepada anak. Apa saja itu? Yuk simak penjelasan berikut dan hindari mulai dari sekarang.

Baca Juga: 4 Cara Bijak Menghadapi Anak Suka Menunda, Wajib Sabar!

1. Diajarkan menabung tetapi tidak diajarkan urgensinya

ilustrasi anak menabung (pexels.com/Oleksandr P)

Kesalahan pertama, adalah anak tahu tentang menabung itu penting tetapi mereka tidak tahu urgensinya dari menabung itu sendiri. Anak tidak tahu alasan mengapa mereka menabung. Kemudian anak pun tidak tahu untuk tujuan apa mereka menabung.

Dari kesalahan ini, anak saat uangnya terus terkumpul dalam tabungan mereka cepat merasa puas. Akhirnya anak merasa jenuh untuk menabung karena mereka tak tahu alasan maupun tujuan dari mereka menabung.

Kemudian anak merasa dengan mereka tidak menabung pun mereka masih bisa mendapatkan uang dari kedua orangtuanya. Mereka juga akhirnya tidak bisa menghargai dari nilai dari uang tersebut.

2. Tidak diajarkan langkah selanjutnya setelah anak mendapatkan uang

ilustrasi uang tabungan anak yang terumpul (pexels.com/cottonbro studio)

Kesalahan kedua, anak tidak diajarkan bagaimana mengeola uang sudah mereka dapatkan atau mereka kumpulkan. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana membagi uang tersebut. Apakah mereka harus tabung terus saja atau untuk dibelanjakan saja semua.

Disini orang tua bisa mengajarkan tentang pembagian keuangan berapa persen anak bisa belanjakan dan berapa persen dapat anak gunakan sebagai dana darurat. Anak juga bisa mulai diajarkan tentang investasi sederhana. Sehingga mereka tetap bisa terpenuhi keinginannya dan juga memikirkan rencana finansial ke depannya.

3. Tidak mengetahui tentang skala prioritas pengeluaran

ilustrasi mengajarkan skala prioritas pada anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Anak yang tidak diajarkan tentang bagaimana skala prioritas itu lebih mudah terjebak dalam belanja impulsif. Karena mereka tidak tahu mana pengeluaran yang harus mereka prioritaskan dan mana yang tidak.

Ajarkan anak mana pengeluaran yang harus mereka prioritaskan dan utamakan. Apa hal penting dan mendesak, dan apa hal yang kurang penting dan tidak mendesak.

Baca Juga: 7 Cara Sikapi Anak Mendapatkan Label Nakal, Orang Tua Perlu Tahu!

Verified Writer

Siti Nur Holifah

Mahasiswa yang mulai dan sedang mengembara di quarter life of crisis, ingat kata Youngk harus stay healthy and stay happy!!! Semangat kawan!!!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya