TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Tips agar Anak Sudah Dewasa Gak Keluyuran Terus

Beri dia kenyamanan di dalam rumah

ilustrasi berkumpul keluarga (pexels.com/Julia M Cameron)

Memiliki anak sudah menginjak usia dewasa, memang menjadi tantangan bagi sebagian orang tua. Permasalahan kerap muncul yaitu, kebiasaan anak gemar keluyuran di luar rumah, bahkan sering gak pulang tanpa memberi kabar.

Ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orang tua perihal apa yang dilakukan anaknya di luar sana. Daripada memarahinya malah membuatnya semakin gak betah di rumah, coba terapkan delapan tips berikut ini supaya anak yang sudah dewasa tahu waktu bermain di luar rumah. Gak setiap hari dari pagi sampai malam keluyuran terus.

1. Jangan terlalu banyak mengaturnya

ilustrasi berbicara (pexels.com/SHVETS production)

Ketika anak sudah semakin dewasa, berikan kepercayaan dan kebebasan yang wajar. Terlalu memberikannya banyak aturan, itu malah cenderung menjadikannya berani memberontak, bahkan kerap pergi tanpa izin.

Beri dia kebebasan untuk mengatur hidupnya dengan tetap membimbing dan mengarahkan ke jalan yang tepat. Ajak dia berdiskusi tentang keputusan hidupnya.

Ini membuat ikatan emosional antara anak dan orang tua semakin kuat. Anak juga merasa senang karena diberi kebebasan memilih jalan hidup. Dengan begitu, dia pasti tahu batasan waktu.

2. Hindari memperlihatkan konflik dengan pasangan di depannya

ilustrasi konflik dalam keluarga (pexels.com/Alex Green)

Memperlihatkan konflik di depan anak, itu dampaknya gak baik untuk mereka dan keluarga. Meskipun, anak sudah dewasa, justru mereka semakin mengerti dengan kondisi orang tuanya. Tentu anak sedih kalau terus di rumah melihat pertengkaran orang tuanya.

Itulah sebabnya, mereka memilih sering pergi supaya gak melihat pemandangan yang menyakitkan hati. Selesaikan masalah tanpa melibatkan anak yang dewasa sebagai saksinya. Ciptakan ketenangan untuknya agar betah tinggal di rumah.

Baca Juga: Kisah Haru Idris, 24 Tahun Anak dan Ayah Berpisah Kini Dipertemukan

3. Coba tanyakan tentang apa saja membuatnya nyaman di rumah

ilustrasi saat sedang berbicara dengan orangtua (pexels.com/Kindel Media)

Biar dia semakin betah, tanyakan saja tentang hal-hal apa yang membuatnya senang saat di rumah. Dengan tahu apa yang mereka senangi dan nyaman tinggal di rumah, sebagai orang tua jadi bisa mulai menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak lebih betah di rumah daripada menghabiskan seluruh waktu mereka di luar tanpa kabar yang jelas.

Kepada anak sendiri gak perlu malu menanyakan hal itu. Justru percakapan ini malah bisa memperkuat tali kasih sayang antaranggota keluarga, termasuk anak yang sudah dewasa. Dia akan merasa diperhatikan dan dipahami oleh orang tuanya.

4. Saat dia di rumah, bangun interaksi menyenangkan

ilustrasi percakapan dengan keluarga (pexels.com/Julia M Cameron)

Usahakan ada jadwal quality time keluarga secara rutin. Ini supaya terbentuk interaksi yang menyenangkan sambil mengenali pertumbuhan anak. Jangan hanya sibuk melihat ponsel dan lembur pekerjaan. Sikap mengabaikan anak itulah yang membuatnya lebih betah di luar rumah.

Anak yang sudah dewasa justru perlu waktu lebih untuk berbagi cerita, karena dia mulai banyak memiliki pengalaman di kesehariannya. Daripada gak betah di rumah karena orang tua sibuk, lalu lebih memilih bercerita dengan orang luar yang belum tahu bijak atau tidak, itu malah berdampak buruk bagi perkembangannya.

5. Meski sudah dewasa, tetaplah apresiasi tindakan baik kecilnya

ilustrasi memberi apresiasi (pexels.com/cottonbro)

Anak-anak, baik yang masih kecil hingga dewasa, juga tetap membutuhkan rasa dihargai. Maka, untuk membuatnya nyaman tinggal di rumah, tetaplah peka terhadap tindakan baiknya, sekecil apa pun itu, berikan pujian dan apresiasi sepantasnya.

Puji juga prestasinya supaya semakin semangat meraih cita-cita. Ini meningkatkan rasa percaya dirinya, sehingga gak haus akan validasi orang.

Rutin mengapresinya dapat mencegahnya dari rasa butuh sekali perhatian orang sekitar. Karena di rumah dia mendapatkannya, saat di luar dia bisa fokus bekerja maupun berkarya, dan waktunya pulang ke rumah, pasti akan bergegas.

Baca Juga: 5 Penjelasan Logis Anak Suka Berbohong, Takut Dimarahi?

6. Izinkan dia mengajak temannya main ke rumah

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Kalau gak mau anak lebih banyak menghabiskan waktu di luar, maka jangan melarangnya jika dia ingin mengajak temannya main ke rumah. Justru, ini jadi kesempatan baik untuk lebih mengenal teman-temannya.

Biarkan mereka berkegiatan di rumah dengan caranya. Jangan terlalu mengawasinya, karena mereka sudah dewasa, pasti tahu sopan santun dan bisa menjaga keamanan.

7. Kalau dia bersalah, beri tahu tanpa marah-marah

ilustrasi orang tua berbicara ke anaknya (pexels.com/cottonbro studio)

Saat memberikan nasihat kepada anak, termasuk yang sudah dewasa, penting untuk menjaga ketenangan diri. Jangan bicara sambil meluapkan marah dan kesal. Itu gak akan didengarkan, malah membuatnya semakin kesal dan malas di rumah.

Kalau ada yang keliru dari sikapnya, beri tahu baik-baik supaya dia bisa memahaminya. Menegur dengan cara yang baik, membuatnya lebih terbuka dan menerima masukan yang diberikan. Dia juga akan belajar dari kesalahan supaya gak kembali terulang.

Verified Writer

Adelbertha Eva Y

Tetap Semangat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya