Alasan Lampung Kental Budaya Jawa, dari Bahasa dan Nama Tempat

Apa alasan Lampung memakai bahasa jawa bahasa keseharian?

Bandar Lampung, IDN Times - Lampung adalah salah satu provinsi di Indonesia letaknya paling ujung selatan dari Pulau Sumatra. Provinsi berdiri sejak 18 Maret 1964 ini mempunyai banyak potensi dan corak kebudayaannya tersendiri dapat mewarnai khazanah pada budaya nusantara. 

Pada era kolonial, wilayah setempat menjadi rebutan oleh VOC dan sejumlah kerajaan di Jawa. Bahkan, dari kondisi tersebut, ada hal unik di Lampung nuansa budaya Jawanya sangat kental.

Bahkan, bahasa Jawa sudah dijadikan sebagai bahasa kesehariannya di beberapa daerah tertentu. Lantas apa alasan Lampung memakai bahasa jawa sebagai bahasa kesehariannya? Ini dia alasannya!

Baca Juga: Taman Purbakala Pugung Raharjo: Lokasi, Keunikan dan Harga Tiket

1. Transmigrasi masa kolonial

Alasan Lampung Kental Budaya Jawa, dari Bahasa dan Nama TempatKolonisasi Belanda di Lampung (Arsip perpustakaan Pesawaran)

Alasan mengapa Lampung ini bisa sangat kental dengan budaya Jawa yaitu karena keberadaan masyarakat dari suku Jawa tinggal dan menetap di sana. Mereka pergi dari Pulau Jawa atas dasar inisiasi dari pemerintah Hindia Belanda kala itu. 

Hal itu dikarenakan Pulau Jawa kala itu dianggap terlalu penuh sehingga sebagian masyarakatnya dipindahkan ke wilayah terdekat masih belum banyak dihuni oleh manusia. Maka dari itu lah Lampung ini dipilih sebagai tujuan transmigrasi.

Selama tahun 1905-1943, sebanyak 52.000 kepala keluarga dengan 206.000 jiwa ikut dalam transmigrasi menuju Lampung. Selain itu, terdapat juga 825 orang dari Karesidenan Kedu di Jawa Tengah berangkat.

Sebetulnya sebagian masyarakat tidak bersedia karena kekhawatirannya pada binatang buas. Mengingat, Lampung kala itu masih berupa hutan belantara. Akan tetapi atas paksaan kolonial, akhirnya mereka pergi ke Lampung.

2. Nama daerah mirip dengan di Pulau Jawa

Alasan Lampung Kental Budaya Jawa, dari Bahasa dan Nama TempatIlustrasi bambu sebagai tanda masuk kawasan Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung. (IDN Times/Istimewa).

Hasil dari transmigrasi tersebut akhirnya kolonial Hindia Belanda membuat sebuah kebijakan memberikan nama daerah tempat tinggal di Lampung dengan nama wilayah di Jawa. Maka dari itu, jangan heran apabila banyak tempat di Lampung bernama mirip dengan di Jawa seperti Jepara di Lampung Timur, Wonosobo di Tanggamus, dan banyak lagi.

Kabupaten Pringsewu ini menjadi satu-satunya kapubaten di Lampung terdengar sangat Jawa. Jelas dari namanya, Pringsewu dalam bahasa Jawa berarti seribu hutan bambu. 

Alasannya yaitu karena pada saat orang Jawa bertransmigrasi dan tinggal di Lampung itu wilayahnya masih berupa hutan bambu atau hutan belantara. Kabupaten ini terdiri dari beberapa kecamatan di antaranya, Sukoharjo, Banyumas dan Ambarawa.

Dari sini, mengapa banyak orang di Lampung menggunakan bahasa Jawa karena memang penduduknya adalah orang Jawa. Namun bahasa Jawa bukanlah bahasa utamanya, seperti masyarakat yang memang dari etnis Lampung asli ini memakai bahasa Lampung sebagai bahasa kesehariannya.

Jadi bahasa Jawa hanya dipakai oleh keturunan Jawa yang tinggal dan mentap di Lampung.

3. Museum Transmigrasi Lampung

Alasan Lampung Kental Budaya Jawa, dari Bahasa dan Nama TempatMuseum Transmigrasi. (Disnakertrans Lampung)

Setelah kemerdekaan Indonesia, Lampung ini masih menjadi tempat tujuan utama dalam kegiatan transmigrasi. Pada 1952, pemerintah Indonesia telah mengirim orang-orang dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Bali sebanyak 6.111 orang. 

Hingga tahun 1968, sudah sebanyak 53.168 kepala keluarga atau 221.035 jiwa dipindahkan ke Provinsi Lampung. Proses transmigrasi ini terus berlangsung setelahnya dan akhirnya berhenti pada tahun 1998.

Karena sejarah Lampung erat kaitannya dengan transmigrasi, akhirnya di sana dibangun sebuah Museum Nasional Ketransmigrasian mencatat adanya keberhasilan dalam proses transmigrasi di Indonesia.

Museum ini merupakan museum transmigrasi satu-satunya yang ada di dunia dengan tujuan untuk menyediakan sarana dan prasarana bagi pengkajian program transmigrasi di Indonesia. Letaknya berada di Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Baca Juga: 6 Adat Unik Lampung, Kamu Pernah Turut Serta?

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya