TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PKKMB Unila 2021, Rektor Beri Pesan Khusus untuk Mahasiswa Baru

Ajak mahasiswa berpikir kritis

Suasana PKKMB Unila di Gedung Serba Guna Unila (IDN Times/Silviana)

Bandar Lampung, IDN Times - Proses penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2021/2022 sudah sampai tahap Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Universitas Lampung (Unila) menggelar PKKMB dalam jaringan dan secara langsung di Gedung Serba Guna Unila, Rabu (18/8/2021).

Sebelumnya panitia PKKMB sudah membuka pendaftaran bagi mahasiswa yang berdomisili di Bandar Lampung untuk mengikuti PKKMB tatap muka.

Terpilihlah 80 mahasiswa dibagi menjadi dua sesi. Hari pertama PKKMB 18 Agustus, 40 orang dan hari kedua 19 Agustus 40 orang. Sisanya mengikuti secara dalam jaringan.

Baca Juga: Program Merdeka Belajar, ITERA dan Unila Ada Pertukaran Mahasiswa Tehnik

1. Kualitas Unila tidak bisa diremehkan

Universitas Lampung (IDN Times/Silviana)

Rektor Universitas Lampung, Prof Karomani mengatakan, ada 7.633 mahasiswa baru mengikuti PKKMB tahun ini. Menurutnya seluruh mahasiswa yang sudah diterima tersebut menyisihkan 50 ribu calon mahasiswa yang ingin masuk Unila.

"Keketatan ini mencerminkan kualitas di Unila tidak bisa pandang remeh. Dan tidak bisa kita tafsirkan masuk Unila itu gampang karena itu kalian patut bersyukur," kata Karomani dalam sambutannya.

2. Rektor minta mahasiswa aktif ikut organisasi

The Pricenton Review

Usai mengukuhkan mahasiswa baru secara simbolik dengan cara memakaikan almamater kepada dua perwakilan mahasiswa baru, Karomani langsung memberikan materi terkait perkembangan revolusi industri 4.0.

Rektor akrab disapa Aom itu mengajak mahasiswa untuk berpikir kritis supaya tidak mudah termakan hoaks atau fitnah. Selain itu pihaknya juga meminta mahasiswa aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan.

"Itu untuk melatih jiwa kepimpinan supaya mudah berbaur dengan orang lain," ungkapnya.

Karomani juga mengatakan, lebih menyukai mahasiswa yang mengajak berdialog dengan data daripada demo di jalanan.

"Demo di jalanan itu lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya. Saya lebih suka kita sama-sama buka data bukan adu mulut tanpa dasar," terangnya.

3. Tidak selamanya kuliah daring

Ilustrasi kuliah daring pakai aplikasi Zoom (Dok. IDN Times)

Di tengah sesi materi, Aom mengajak mahasiswa berdialog dan mengajukan pertanyaan. Salah satu mahasiswa bertanya terkait rasa khawatirnya jika terus belajar daring bagaimana dengan pembentukan karakter mahasiswa. 

Pertanyaan itu langsung mendapat tanggapan dari Karomani, karena menurutnya hal tersebut memang ia khawatirkan. 

"Jadi di era daring saat ini saya khawatir mahasiswa kehilangan roll model sebagai pembentukan karakter. Makanya nanti kita tidak bisa bertahan daring tapi harus luring," jelasnya.

Baca Juga: Hore! Mahasiswa Unila Menang 2 Kategori Kompetisi Nasional Ikabi 2021

Berita Terkini Lainnya