TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Koleksi Masterpiece Museum Lampung, Ada Benda Pemanggil Hujan! 

Koleksi masterpiece berdasarkan nilai sejarah tinggi

Museum Lampung. (IDN Times/Silviana).

Bandar Lampung, IDN Times - Museum menjadi tempat penyimpanan benda-benda bernilai sejarah dan langka. Bahkan, benda-benda tersimpan di museum juga memiliki kategori berdasarkan nilai sejarahnya.

Di Museum Lampung, benda memiliki makna simbolis luhur atau secara khusus dapat memperlihatkan ciri khas etnisnya masuk dalam koleksi masterpiece.

Benda-benda tersebut dinilai memiliki kedudukan penting dalam kebudayaan Lampung dan langka. Berikut ini IDN Times rangkum deretan koleksi masterpiece museum Lampung yang langka dan bernilai sejarah tinggi.

1. Benda ritual pemanggil hujan

Koleksi masterpiece Museum Lampung (IDN Times/Istimewa)

Nekara adalah gendang besar dibuat dari perunggu dengan bidang pukul yang lebar dan berpinggang mengecil. Dibuat sekitar masa perundagian, bentuk dan ragam hiasnya diprakirakan berasal dari kebudayaan Dongson berkembang Vietnam Utara.

Jika akhir-akhir ini masyarakat sedang membicarakan pawang hujan, Nekara digunakan sebagai ritual upacara sakral memanggil hujan dan altar sesaji. Selain itu Nekara juga sebagai alat komunikasi, sinyal dimulainya perang dan sebagai simbol status sosial dalam kekuatan magis yang religius.

Ada dua koleksi Nekara di Museum Lampung yaitu Nekara ditemukan oleh seorang masyarakat asal Desa Gedung Aji, Kabupaten Tulang Bawang dan Nekara ditemukan di Desa Sriminosari ke Labuhan Maringgai, Lampung Timur tahun 1988.

Baca Juga: Museum di Lampung, Unik dan Ada Satu-satunya di Dunia Lho!

2. Alat dapur tradisional

Koleksi masterpiece Museum Lampung (IDN Times/Istimewa)

Barau merupakan gerabah berbentuk menyerupai labu bersusun dan berkaki tinggi. Terdapat hiasan berupa goresan, garis dan segitiga kecil serta beralur pada bagian badanya. Sementara pada bagian tutupnya mempunyai pegangan segitiga.

Pada bagian puncak tingkat pertama dihias dengan motif tumpal berupa enam ekor burung dan enam segitiga beralur.

Berasal pada abad 18 Masehi, Barrau merupakan alat dapur tradisional masyarakat Lampung digunakan sebagai tempat menyimpan beras.

3. Buku tolak bala dan penawar racun

Koleksi masterpiece Museum Lampung (IDN Times/Istimewa)

Buku Kulit Kayu Nomor 3654 merupakan naskah di buat dari kulit kayu Halim. Isi Buku Kulit kayu teridiri dari 2 muka, yaitu muka A dan B. Muka A terdiri dari 22 halaman dan muka b berisi 20 halaman.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Lampung dan taki (kiasan). Berdasarkan transliterasi pada muka A berisi tentang tolak bala dan doa untuk mengobati orang sakit.

Sementara muka B berisi tentang doa agar tahan senjata tajam, tahan api dan terhindar dari gangguan binatang buas, serta untuk penawar racun dan guna guna. Pada bagian buku juga terdapat gambar-gambar yang merupakan rajah.

4. Pedang perjuangan masyarakat Lampung

Koleksi masterpiece Museum Lampung (IDN Times/Istimewa)

Pedang Punggawa Radin Inten II merupakan bukti perjuangan masyarakat Lampung dalam melawan kesewenang-wenangan kolonialisme. Pedang Penggawa Radin Inten II memiliki hulu dari kayu yang diukir kepala naga. Sementara bagian bilah dibuat dari bahan besi baja dengan bentuk meruncing pada bagian ujungnya.

Pada bagian bilahnya juga terdapat tulisan Arab dari surat Yaasin ayat 82, yaitu "Innamaa Amruhu Idza Araada Syai-an Ayyaquulalahu Kun Fayakun."

Sarung pedang dibuat dari kayu dengan balutan perak pada pangkal, tengah dan ujung yang diukir dengan motif sulur daun, bunga dan pucuk rebung.

Baca Juga: Benda di Museum Lampung Diteliti, Bakal Ditetapkan Cagar Budaya

Berita Terkini Lainnya