Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Puasa Ramadan merupakan salah satu rukun Islam dan wajib dikerjakan oleh seluruh umat Islam di dunia. Secara sederhana, berpuasa artinya tidak boleh makan, minum, serta menahan hawa nafsu dari fajar hingga waktu Maghrib.
Namun larangan makan ini tentunya membuat kaum hawa jadi waswas nih. Apakah penggunaan lipstik, lipbalm, lipcream dan sebagainya di mulut dapat membatalkan puasa?
Kali ini IDN Times akan bahas, hukum menggunakan lipstik ketika sedang berpuasa.
Baca Juga: Paket Bukber Hotel Berbintang Lampung, Bertabur Diskon dan Give Away
1. Hukumnya mirip dengan mencicipi makanan saat puasa
Seorang MUA sedang mengaplikasikan lipstik kepada seorang peraga. IDN Times/Ardiansyah Fajar. Dikatakan oleh para ulama, kasus menggunakan lipstik ini mirip dengan hukumnya mencicipi makanan ketika berpuasa.
Ibnu Abbas Rodiallahu Anhu berkata, tidak masalah bagi orang yang sedang berpuasa mencicipi makanan selagi tidak masuk ke dalam kerongkongannya (hanya dicicip sedikit di lidah lalu dilepeh atau diludahkan).
Berikut bunyi hadisnya:
لاَ بَأْسَ أَنْ يَذُوْقَ الخَلَّ أَوْ الشَّيْءَ مَا لَمْ يَدْخُلْ حَلْقَهُ وَهُوَ صَائِمٌ
Artinya: "Tidak mengapa seseorang yang sedang berpuasa mencicipi cuka atau sesuatu selama tidak masuk ke kerongkongan." (Al-Aini, Umdatul Qari Syarhu Shahihil Bukhari. Al-Albani mengatakan hadits riwayat Ibnu Syaibah ini hasan)
2. Jika zat dalam lipstik tertelan, maka batal puasanya
ilustrasi lipstik nude (unsplash.com/Victoria Priessnitz) Begitupun dalam madzab Hambali, dikatakan mencicipi makanan saat berpuasa tidak membatalkan puasa seseorang, selagi zat dalam makanan itu tak melewati kerongkongan.
Sehingga jika lipstik dipakai di luar (mulut) itu tidak masalah. Begitupun jika terjilat atau terasa sedikit selagi tidak masuk ke kerongkongan (sempat dilepeh) tidak akan membatalkan puasa. Namun jika bagian dari lipstik itu sampai melewati kerongkongan maka batal puasanya.
Sama halnya dengan skincare atau make up lainnya yang dekat dengan lubang manusia lainnya misalnya mata. Syaikh Ibnu Baz dalam Majmu’ al-Fatawa menjelaskan, menggunakan kohl (celak mata) tidak membatalkan puasa. Meski demikian, ia menyarankan penggunaannya sebaiknya dilakukan pada malam hari.