TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kabar Baik, Pertumbuhan Ekonomi Lampung Kuartal IV Diprediksi Positif

Merujuk perbandingan kuartal II dan III-2020

IDN Times/Istimewa

Bandar Lampung, IDN Times - Kondisi perekonomian Provinsi Lampung triwulan III-2020 kontraksi atau minus 2,41 persen dibandingkan triwulan III tahun 2019 year on year (yoy) di angka 5,16 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Faizal Anwar, menjelaskan,  kontraksi pertumbuhan terjadi pada sebagian besar lapangan usaha, terutama kegiatan Industri Pengolahan, Jasa Lainnya, dan Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dengan kontraksi minus lebih dari 8 persen.

“Secara spasial, sebagian besar provinsi di Indonesia pada triwulan III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan, kecuali Maluku Utara dan Sulawesi tengah yang tumbuh positif masing-masing 6,66 persen dan 2,82 persen,” jelasnya dalam konferensi pers yang digelar secara virtual Jumat (6/11/2020).

1. Struktur perekonomian Lampung triwulan III didominasi tiga lapangan usaha utama

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Struktur perekonomian Provinsi Lampung triwulan III -2020 didominasi tiga lapangan usaha utama. Rinciannya, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 31,55 persen; Industri Pengolahan sebesar 19,01 persen; serta Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 10,88 persen.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung triwulan III-2020 (yoy), Lapangan Usaha Industri Pengolahan menjadi sumber kontraksi 
terdalam sebesar 1,98 persen diikuti Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,07 persen serta Konstruksi sebesar 0,59 persen.

Sementara itu, beberapa lapangan usaha masih menyumbang pertumbuhan positif yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 0,90 persen diikuti Informasi dan Komunikasi sebesar 0,29 persen serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 0,20 persen.

Baca Juga: Ada 10 Komoditas Picu Inflasi 0,23 Persen Bandar Lampung Oktober 2020

2. Pelaksanaan rapid test justru picu pertumbuhan positif sektor lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial

Faizal Anwar, Kepala BPS Provinsi Lampung. (IDN Times/Istimewa)

Di sisi lain, beberapa lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan
tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang tumbuh sebesar 18,19 persen. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Faizal Anwar, triwulan ketiga pertumbuhan itu dipicu adanya pelaksanaan rapid test massal dan swab test sebagai penanggulangan pandemi COVID-19.

Pertumbuhan positif juga terjadi pada sektor Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 10,26 persen, serta Transportasi dan Pergudangan sebesar 7,95 persen. Hal serupa juga terjadi di sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib tumbuh 6,80 persen. Selain itu, Jasa Pendidikan juga tumbuh positif sebesar 6,32 persen.

3. Tingkat pengangguran pendidikan SMK paling tinggi

IDN Times/Istimewa

BPS Provinsi Lampung juga merilis tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Lampung naik 0,64 persen. Jika dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat pengangguran pendidikan SMK paling tinggi di antara pendidikan lainnya yaitu 9,21 persen. Diikuti tingkat pendidikan SMA sebesar 6,97 persen.

“Tingkat penawaran kerja pada pendidikan SMA dan SMK tidak terserap. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung menerima bekerja sebagai apa saja. Kalau dilihat justru pendidikan SD ke bawah ini paling kecil di antara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 2,64 persen,” papar Faizal.

4. COVID-19 secara tidak langsung memberikan dampak signifikan bagi perekonomian masyarakat.

IDN Times/Istimewa

Erwin Octavianto Peneliti Ekonomi di Centre For Urban and Regional Studies(CURS). Ia menerangkan, COVID-19 secara tidak langsung memberikan dampak signifikan bagi perekonomian masyarakat.

Dampaknya pun tidak main-main, di masa pandemik ini, perekonomian Lampung mengalami resesi ekonomi. Resesi ekonomi tersebut terjadi ketika suatu negara mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Resesi yang terjadi di Lampung merupakan lanjutan dari pertumbuhan ekonomi Lampung yang mengalami kontraksi triwulan II 2020 minus 3,57 persen year on year (yoy) kemudian pada triwulan ke III kembali minus 2,41 persen (yoy).

"Faktor pendorongnya tentu adanya dampak pandemik yang terjadi saat ini di dunia. Hampir seluruh dunia mengalami resesi ekonomi, termasuk Indonesia mengalami resesi ekonomi dimana pada triwulan ke III kembali mengalami kontraksi atau minus 3,49 persen," paparnya.

5. Selama pandemik sudah ada 3.545 karyawan di rumahkan

web

Lebih lanjut Erwin menerangkan, di Lampung dampak pandemik menjadi faktor utama terjadinya resesi ekonomi. Imbasnya, terjadi penurunan pendapatan masyarakat, adanya kenaikan tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan terjadinya kontraksi di pendapatan industri manufaktur termasuk banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK).

Data Kementerian Ketenagakerjaan per Juli 2020 menyebutkan, sebanyak 2,8 juta kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) telah dilaporkan selama masa pandemik ini. Sementara itu, Data Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung Agustus 2020 menyebutkan sebanyak 3.545 pekerja dari sektor formal dan informal dirumahkan akibat pandemik COVID-19.

“Sementara itu, sektor industri manufaktur secara year on year juga mengalami kontraksi pertumbuhan minus 10 persen,” jelasnya saat dihubungi, Jumat (6/11/2020).

Baca Juga: KADIN: Kenaikan UMK 2021 Bandar Lampung Rp2,9 Juta Tidak Relevan 

Berita Terkini Lainnya