TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Mitigasi BI agar Inflasi Lampung Diprediksi Tetap Rendah

Inflasi akan tetap rendah batas bawah sasaran 3±1 persen

(Ilustrasi Fajar Indonesia Network)

Bandar Lampung, IDN Times - Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung periode November 2020 tercatat 0,12% persen persen month to month (mtm). Indeks itu  lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,21 persen (mtm).

Pencapaian tersebut juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional dan Sumatera yang masing-masing tercatat sebesar 0,28 persen (mtm) dan 0,33 persen (mtm). Namun demikian, secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung tercatat sebesar 1,73 persen year on year (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional dan Sumatera di angka 1,59 persen (yoy) dan 1,49 persen (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Budiharto Setyawan, mengemukakan, secara spasial, dibandingkan 90 kota perhitungan inflasi nasional, inflasi Kota Bandar Lampung dan Kota Metro November 2020 tergolong moderat. Masing-masing menempati urutan ke-78 dan ke-27.

Ke depan, BI Lampung memandang inflasi akan tetap rendah pada batas bawah sasaran 3±1 persen. Hal ini sejalan dengan permintaan masyarakat yang belum sekuat kondisi sebelumnya, meski pun telah memasuki periode adaptasi kebiasaan baru.

Baca Juga: 6 Sorotan OJK Terkait Kinerja Sektor Jasa Keuangan di Lampung

1. Penyebab meningkatnya inflasi

(Foto/Intens News)

Dilihat dari sumbernya, tekanan inflasi didorong peningkatan harga pada sub kelompok makanan dengan andil 0,08 persen. Sub kelompok ini di antaranya bawang merah, cabai rawit, dan cabai merah masing-masing berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,05 persen, 0,04 persen, 0,03 persen dan 0,03 persen.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung, Budiharto Setyawan, menjelaskan, harga bawang merah naik seiring masuknya musim penghujan yang menyebabkan aktivitas panen di sentra produksi menjadi tidak optimal. “Meningkatnya curah hujan juga menyebabkan terjadinya gagal panen komoditas cabai rawit dan cabai merah, selain adanya serangan hama di sejumlah sentra produksi,” ujarnya, Selasa (8//12/2020).

Pria akrab disapa Budi ini menambahkan, selain komoditas bahan makanan, komoditas angkutan udara juga mengalami kenaikan. Kenaikan seiring upaya maskapai melakukan normalisasi harga tiket pesawat secara bertahap menjelang libur akhir tahun.

2. Inflasi tertahan oleh deflasi

IDN Times/Istimewa

Meski demikian, Budi menerangkan, inflasi tertahan oleh deflasi yang terjadi pada sebagian komoditas di antaranya beras, ikan kembung, jeruk, popok bayi dan jagung. Itu memberi andil masing-masing sebesar 0,08 persen, -0,03 persen, -0,02 persen, -0,01 persen dan -0,01 persen.

“Penurunan harga beras sejalan dengan meningkatnya pasokan memasuki periode panen gadu. Sementara itu, harga ikan kembung mengalami penurunan akibat berkurangnya permintaan,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikannya, penurunan harga jeruk disebabkan oleh meningkatnya pasokan seiring panen di beberapa daerah. “Dampak turunnya permintaan terhadap harga juga terjadi pada komoditas jagung manis. Di sisi lain, harga popok bayi sekali pakai menurun dipengaruhi oleh adanya potongan harga dari distributor,” paparnya.

3. Risiko yang perlu dimitigasi

(Ilustrasi/Aceh Online)

BI menilai, komitmen pemerintah untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi selama masa pandemik COVID-19 turut mengurangi tekanan inflasi. Namun demikian, terdapat beberapa risiko yang perlu dimitigasi, antara lain berlanjutnya kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit seiring kurang optimalnya produksi pada musim penghujan.

Sorotan lainnya adalah berlanjutnya kenaikan harga minyak goreng yang disebabkan oleh kenaikan harga CPO secara nasional akibat produksi yang menurun baik di Indonesia dan Malaysia. Terakhir, secara umum penurunan harga yang terjadi pada beberapa komoditas akibat lemahnya permintaan perlu diantisipasi karena dapat mendorong dilakukannya pengurangan produksi.

“Hal ini dapat berimplikasi pada risiko meningkatnya tekanan inflasi seiring berkurangnya pasokan pada periode mendatang,” terang Budi.

Baca Juga: Kabar Baik, Pertumbuhan Ekonomi Lampung Kuartal IV Diprediksi Positif

Berita Terkini Lainnya